Rabu, 11 Agustus 2010

Perusahaan Jasa TI Optimistis Raih Pendapatan Rp200 M

JAKARTA - Perusahaan penyelenggara jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak, PT Inovisi Infracom Tbk optimistis bisa meraih nilai pendapatan 200 miliar rupiah hingga akhir tahun ini, atau naik 125,5 persen dibanding 2009 yang 88,7 miliar rupiah disebabkan rampungnya proses akuisisi Code Wireless Pte Ltd dan telah dikantonginya sejumlah kontrak.



Sekretaris Perusahaan Inovisi Benita Sofia mengatakan, perseroan telah menyelesaikan proses akuisisi perusahaan teknologi informasi (TI) dari Singapura yakni Code Wireless Pte Ltd sekitar Mei 2010 sehingga pendapatan dari perusahaan itu sudah bisa dikonsolidasikan pada semester pertama ini. Dengan demikian, pendapatan dan laba pada semester satu hingga akhir tahun ini diprediksi mengalami lonjakan.

Code Wireless adalah perusahaan yang berdiri pada September 2004 di Singapura dengan bidang usaha terdiri atas perusahaan induk dari usaha penyedia jasa programming, pengembangan piranti lunak (software development) serta jasa konsultan IT dan internet. Pemegang saham Code Wireless adalah Fastwind Investments Limited (100 persen). Total aset per 31 Januari 2010 setara 180 miliar rupiah.

“Pendapatan pada semester kedua biasanya lebih tinggi dibanding semester satu, oleh karenya kami optimistis bisa mencapai target pendapatan pada tahun ini senilai 200 miliar rupiah,” katanya, Selasa (3/8).

Selain itu, telah diterimanya sejumlah kontrak dari perusahaan dalam dan luar negeri untuk pemasangan infrastruktur telekomunikasi bergerak (mobile) juga akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

Oleh karenanya, kata Benita perseroan optimistis bisa meraih pendapatan sekitar 200 miliar rupiah hingga akhir tahun ini, naik 125,5 persen dibanding 2009 yang 88,7 miliar rupiah.

Pada semester pertama ini saja, perseroan membukukan pendapatan 62,14 miliar rupiah naik 66,1 persen dibanding periode sama 2009 yang 37,4 miliar rupiah. Sedangkan laba bersih melonjak hingga 413 persen dari 3,8 miliar rupiah di semester satu 2009 menjadi 19,5 miliar rupiah di semester satu ini.

Kontribusi pendapatan yang paling tinggi pada semester satu ini diperoleh antara lain dari jasa messaging and bandwith charges sejumlah 20,14 miliar rupiah, kemudian dari bisnis IP Interconection sejumlah 14,4 miliar rupiah, lalu dari bandwith optimizer 12,4 miliar rupiah.

Riset yang dilakukan International Data Corporation (IDC) mengenai prospek bisnis Teknologi Informasi (TI) 2010 menyebutkan, industri TI pada tahun ini diprediksi tumbuh 8,1 persen lebih tinggi dibanding 2009 yang 5,5 persen, sejalah dengan pertumbuhan belanja modal perusahaan untuk sektor TI.

Pasar atau Overall market TI berdasarkan riset IDC tentang TI spending (software, hardware, dan services) untuk Indonesia tahun 2009 nilainya mencapai 7,5 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk belanja hardware, software, dan services dan jumlah itu mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu.

Pertumbuhan bisnis TI di dalam negeri juga dipicu oleh maraknya ekspansi yang dilakukan stakeholders TI di Indonesia, seperti operator telekomunikasi, internet service providers, dan lainnya. (gus).

Tidak ada komentar: