Minggu, 22 Agustus 2010

Masjid Raya Batam

Masjid Raya Batam yang dibangun tahun 1999 merupakan ikon kemajuan ekonomi Batam yang memiliki arsitektur unik, terutama pada bagian atasnya yang bukan berupa kubah bundar melainkan berbentuk limas segi empat.



Masjid itu dirancang oleh Ir Achmad Noe’man seorang arsitek terkemuka Indonesia yang juga mendesain Masjid Salman di Institut Teknologi Bandung (ITB). Bangunan Masjid Raya Batam merupakan gabungan dari dua bentuk dasar, yaitu balok bujur sangkar sebagai badan bangunan dan limas sama sisi teriris tiga bagian sebagai kepala bangunan.

Secara matematis, bentuk bujur sangkar dianggap lebih kuat, sehingga mampu menopang bagian bangunan lainnya. Selain itu, kekokohan badan bangunan yang berbentuk bujur sangkar itu juga merupakan simbol keimanan umat Islam yang kuat.

Secara estetis, bangunan dengan bentuk limas sama sisi merupakan bentuk atap yang paling cocok dengan badan bangunan yang berbentuk bujur sangkar. Bentuknya yang mengerucut ke atas juga dianggap sebagai simbol hubungan manusia dengan Tuhan-nya. Sedangkan irisan tiga bagian pada atap yang berbentuk limas tersebut merupakan simbol perjalanan hidup manusia dalam tiga alam yang berbeda, yaitu alam rahim, dunia, dan akhirat.

Ahmad Dahlan Ketua Yayasan Masjid Raya Batam mengatakan, Masjid Raya Batam merupakan salah satu ikon kesuksesan pembangunan di Pulau Batam. Masjid itu berdiri di lahan seluas 75.000 meter persegi ini diharapkan mampu menjadi oase di tengah hiruk-pikuk kegiatan pembangunan di pulau itu.

Sebagai salah satu wilayah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia , Batam tidak hanya dituntut sukses melaksanakan pembangunan di sektor fisik semata, tetapi juga mampu melaksanakan pembangunan di bidang mental dan spiritual warganya.

Itu sejalan dengan visi dan misi pembangunan Batam yang ingin menjadikan daerah ini sebagai Bandar dunia madani, artinya pembangunan ekonomi sejalan dengan pembangunan akhlak warganya. Oleh karena itu diperlukan sebuah kompleks peribadatan terpadu yang dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Batam.

Dalam komplek Masjid tersebut terdapat berbagai fasilitas seperti ruang perpustakaan, ruang belajar, tempat pendidikan, tempat aktivitas social dan lainnya. Di sebelah Masjid juga terdapat Asrama haji yang menjadi tempat persinggahan umat yang ingin menjalankan ibadah haji.

Masjid Raya Batam bisa menampung 3500 jamaah, namun jika masjid penuh, maka halaman dibagian belakangnya masjid bisa digunakan untuk menampung jamaah dengan kapasitas sampai 15.000 jamaah.

Pada bulan bulan biasa, setiap harinya masjid ini selalu ramai dengan aktivitas warga Batam yang ingin menggali ilmu tentang Islam dan tentunya beribadah. Terlebih pada bulan puasa, aktivitas warga kian meningkat. (gus).

Tidak ada komentar: