Selasa, 01 Juni 2010

Politeknik Batam : Mencetak Pekerja Ahli Bukan Entrepreneur




….Pesatnya pertumbuhan industri di Batam membuat tingginya kebutuhan tenaga kerja yang ahli dan professional, sehingga cukup beralasan bagi Otorita Batam menggagas pendirian lembaga pendidikan Politeknik yang misinya mencetak pekerja bagi kebutuhan industri di Batam.



Berbekal Surat Keputusan Menteri Pendidikan RI No 235/D/O/2000 pada Bulan Oktober, Politeknik Batam mulai menjalankan misi pendidikannya sekaligus misi penciptaan tenaga kerja yang ahli dan professional untuk kebutuhan industri di Batam.

Ada tiga jurusan di lembaga itu,yakni akutansi, teknik elektro dan teknik informatika, dan masing masing jurusan memiliki laboratorium untuk meningkatkan kompetensi mahasiswanya. Selain itu juga tersedia laboratorium computer, perpustakaan dan laboratorium lainnya.

“Pendirian Politeknik Batam tidak terlepas dari keberadaan Batam sebagai kota industri yang membutuhkan banyak pekerja ahli di berbagai industri, oleh karenanya lembaga ini didirikan untuk mencetak pekerja yang siap dan ahli dibidangnya,” katanya, Kamis (20/5).

Direktur Politeknik Batam Dr Priyono Eko Sanyoto mengatakan, Politeknik Batam merupakan lembaga pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan lain di Indonesia. Lembaga itu, memiliki peran yang cukup penting dalam penciptaan tenaga kerja ahli dan professional untuk kebutuhan industri di Batam.

Oleh karenanya, hampir setiap tahun dari hasil wisuda mahasiswa lembaga tersebut, hampir 100 persen tertampung di industri, bahkan masih banyak industri yang membutuhkan lulusan politeknik Batam namun tidak bisa terpenuhi, karena menurut Eko sampai saat ini pihaknya masih menerima mahasiswa dengan jumlah yang terbatas.

Jumlah mahasiswa Politeknik Batam saat ini sekitar 1.300 orang dengan jumlah dosen 40-50 orang, dan setiap tahun lulusannya sekitar 100-300 orang.

Untuk menciptakan pekerja yang ahli dan professional, Politeknik Batam telah menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan manufaktur atau industri yang ada di Batam. Kerjasama dilakukan misalnya dengan memberi kesempatan magang kepada mahasiswa selama satu semester di industri yang ada di Batam.

Selain itu, banyak stakeholder dari perusahaan asing dan pejabat di Batam menjadi dosen tamu yang memberi matakulian sesuai dengan kebutuhan industri ke kinian. Sedangkan dari segi kurikulum, Politeknik Batam memberi porsi yang lebih besar untuk bidang praktikum yakni 60 persen dari waktu mahasiswa untuk belajar sedangkan 40 persennya teori.

Sementara itu, materi atau kurikulum perkuliahan disesuaikan dengan kebutuhan industri dengan mengadopsi keinginan dari berbagai perusahaan yang ada di Batam, namun, untuk matakuliah dasar umum masih tetap diajarkan.

Jam belajarpun diatur sedemikian rupa, mirip dengan jam kerja di perusahaan yakni sekitar jam 08.00 hingga pukul 4 sore.

Menurut Eko, itu dilakukan untuk memberi sikap kebiasaan dari mahasiswa dalam memahami jam kerja atau waktu kerja sehingga setelah lulus nantinya bisa langsung beradaptasi dengan jam kerja di setiap perusahaan.

Untuk kebutuhan tenaga kerja ahli di perusahaan, Politeknik Batam juga mengeluarkan sertifikat kompetensi yang bekerjasama dengan lembaga ahli atau profesi, misalnya sertifikat kompetensi untuk desain gedung atau sertifikat kompetensi untuk teknik produksi dan lainnya.

Dengan sertifikat kompetensi tersebut, mahasiswa lulusan Politeknik Batam bisa langsung diterima kerja dengan posisi minimal supervisor.

Untuk sertifikat kompetensi itu, manajemen Politeknik Batam menjamin sesuai dengan standarisasi dari lembaga profesi atau ahli. Selain itu, manajemen juga Menjamin peningkatan mutu sistem & proses pembelajaran serta tidak lupa sering melakukan riset atau penelitian.

Misalnya riset pembuatan robot untuk industri, riset yang dilakukan mahasiswa itu juga di ikut sertakan dalam lomba robot nasional dan mendapat juara pertama pada tahun ini di tingkat regional Sumatra .

Bukan Entrepreneur

Berbeda dengan perguruan tinggi di Indonesia lainnya yang boleh jadi mencetak mahasiswanya sebagai entrepreneur selain pekerja, di Politeknik Batam seluruh mahasiswanya memang dipersiapkan untuk menjadi pekerja ahli dan presional di sector industri khususnya elektronik atau manufacturing.

Oleh karenanya, proses magang yang dilakukan mahasiswa Politeknik lebih lama yakni mencapai 6 bulan atau satu semester dan dalam proses magang itu, mahasiswa diperlakukan sama seperti pekerja lainnya di perusahaan tersebut, sehingga setelah lulus nantinya bisa beradaptasi dengan cepat dan bisa siap untuk bekerja.

Hal itu juga mengurangi biaya atau ongkos bagi perusahaan yang sering melatih atau mentraining terlebih dahulu pekerjanya sebelum benar benar siap untuk bekerja.

Itu diakui oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi yang mengatakan, perusahaan di Indonesia harus mengeluarkan dana besar untuk memberi pelatihan pada pekerja pemula, khususnya bagi pekerja pemula setingkat sarjana. Pasalnya, sebagian besar lulusan perguruan tinggi tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, sehingga harus ada dana tambahan untuk pelatihan.

Oleh karenanya, kebanyakan perusahaan di Indonesia mengambil pekerja setingkat SMA karena biaya atau ongkosnya lebih murah ketimbang mengambil pekerja setingkat sarjana, terlebih bidang pekerjaannya juga bisa dilakukan oleh pekerja lulusan SMA.

Kondisi itu menyebabkan jumlah pengangguran berpendidikan sarjana menjadi lebih besar di Indonesia, pada 2009 angkanya naik menjadi 14,89 juta orang, disbanding 2008 yang 14,09 juta orang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penganggur pada 2009 (September/red) itu merupakan 13,08 persen dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Adapun, tingkat pengangguran dari tenaga kerja tamatan sarjana pada periode yang sama 2008 tercatat 12,59 persen dari total angkatan kerja 111 ,95 juta orang.

Seorang mahasiswa Politeknik Batam, Indra Gunawan mengatakan dia memang sengaja kuliah di Poltek Batam karena lebih mudah masuk kerja meskipun biaya kuliahnya relative mahal, sedangkan di perguruan tinggi lain sulit diterima kerja jika sudah lulus nantinya.

“Di Poltek Batam kami sudah langsung di kenalkan dengan dunia kerja sehingga nantinya bisa lebih cepat beradaptasi di lingkungan kerja jika sudah lulus,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar: