Selasa, 01 Juni 2010

Laba Produsen Plastik Melonjak 330 Persen

JAKARTA - Perusahaan plastik kemasan, PT Berlina Tbk mengantongi laba bersih 8,6 miliar rupiah dikuartal satu ini, melonjak hingga 330 persen dibanding periode sama 2009. Dengan kondisi positif di kuartal satu tersebut perseroan optimistis bisa melewati target pertumbuhan penjualan 30 persen hingga akhir tahun ini, seiring telah dimulainya pembangunan pabrik di Cina ditunjang dengana relatif stabilnya harga bahan baku.



Director Corporate Secretary Berlina Lioe Cu Ling mengatakan, kinerja perseroan di kuartal satu ini sangat positif dilihat dari lonjakan laba bersih hingga tiga kali lipat atau tumbuh 330 persen dari dua miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 8,6 miliar rupiah di kuartal satu ini.

“Proses perijinan pembangunan pabrik di Cina lebih cepat dibanding Indonesia, sehingga rencana pembangunan pabrik yang awalnya akhir tahun kami percepat Juni ini dengan harapan penjualan sepanjang tahun ini bisa melebihi dari target yang telah ditentukan,” katanya, Senin (24/5).

Lonjakan laba itu dipengaruhi beberapa hal, pertama adanya peningkatan margin (groos margin) atau keuntungan sebagai dampak dari penyesuaian harga yang dilakukan awal tahun, kedua, langkah efisiensi yang dilakukan ternyata membuahkan hasil yang menyebabkan beban usaha tidak terlalu naik signifikan seperti tahun sebelumnya, ketiga, relatif stabilnya mata uang dollar terhadap rupiah yang menyebabkan pengeluaran untuk pembelian bahan baku tidak terlalu besar, sedangkan harga bahan baku sendiri relatif stabil di kisaran 1400 dollar AS per ton, sebelumnya 1.350 dollar AS per ton.

Peningkatan laba bersih juga, kata Lioe dipengaruhi oleh naiknya penjualan sebesar 26,2 persen, dari 115,2 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 145,4 miliar rupiah di kuartal satu ini.

Dengan kinerja yang positif di kuartal satu tersebut, perseroan yakin bisa mempengaruhi pendapatan hingga akhir tahun, sehingga target pertumbuhan penjualan maksimal 30 persen bisa terlewati.

Terlebih, kata Lioe pembangunan pabrik di Heifei Cina akan dimulai pada Juni lebih cepat dari perkiraan awal pada Desember ini seiring telah selesainya desain konstruksi dan telah dikantonginya perijinan pembangunan dari pemerintah Cina.

Pabrik tersebut diprediksi akan dikerjakan selama empat bulan, sehingga rampung sekitar Oktober atau Nopember tahun ini. Dengan demikian, kapasitas produksi akan naik signifikan, diperkirakan naiknya 15-20 persen dari posisi saat ini yang 14.445 metri ton per tahun, peningkatan kapasitas tersebut juga dipengaruhi oleh bertambahnya mesin produksi.

Jika pabrik di Cina rampung, perseroan berharap kontribusi pendapatan dari penjualan di Cina bisa mencapai 50 persen dari total pendapatan, lebih tinggi dari kontribusinya saat ini yang 30 persen.

Terkait dengan kinerja di kuartal dua ini, menurut Lioe perseroan berencana kembali menyesuaikan harga jual, namun peningkatannya tidak terlalu signifikan atau sekitar 5,0 persen, mengikuti peningkatan harga bahan baku yang diprediksi naik dari 1.400 dollar AS per ton menjadi 1.450 sampai 1.500 dollar AS per ton.

“Kami memang selalu mengaji harga jual setiap tiga bulan sekali, dan itu sudah dipahami oleh konsumen,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia Tjokro Gunawan mengatakan industri plastik di Indonesia cukup prospektif karena Indonesia membutuhkan sekitar 850.000 ton bahan baku plasti setiap tahunnya. Dari jumlah itu, yang baru bisa di pasok oleh perusahaan dalam negeri hanya 300.000 ton sedangkan 450.000 ton lagi impor. Meski demikian, perusahaan plastik perlu mewaspadai gejolak harga karena sebagian besar bahan baku plastik kemasan masih di impor yang dibeli dengan mata uang dollar AS, sedangkan penjualan di dalam negeri dalam bentuk Rupiah. Selain itu, tingginya bea masuk bahan baku plastik sekitar 15 persen akan meningkatkan biaya produksi.

Industri plastic dipreksi akan tumbuh sekitar 7-8 persen pada tahun ini, seiring dengan pertumbuhan industri pengguna kemasan plastic. (gus).

Tidak ada komentar: