Selasa, 01 Juni 2010

Politeknik Batam - Industri Butuh Pekerja Siap Pakai



Peran lembaga pendidikan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kawasan industri Batam, sayangnya belum banyak perguruan tinggi di Batam yang fokus pada pencetakan tenaga kerja siap pakai.



Ketua Kamar Dagang dan Industri Batam, Nada Faza Soraya mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di Batam cukup tinggi, namun belum begitu banyak lembaga pendidikan yang ada di Batam menyadari hal itu dengan mencetak pekerja yang siap pakai.

Menurut dia, untuk menjadi tenaga kerja siap pakai tidak mesti dari lulusan S-1 atau sarjana, namun lembaga pendidikan yang menghasilkan level Diploma justru paling banyak menghasilkan tenaga kerja siap pakai, seperti yang dilakukan Politeknik Batam.

“Setiap tahun kebutuhan tenaga kerja di Batam mencapai ribuan orang dan sebagian besar pekerja itu berasal dari Jawa, mestinya masyarakat Batam dan kota sekitarnya bisa mengisi lowongan itu jika memiliki kemampuan. Oleh karenanya peran lembaga pendidikan sangat penting untuk mencetak pekerja yang ahli dan siap pakai,” katanya, Jumat (21/5).

Lembaga pendidikan lainnya yang ada di Batam, mestinya mensiasati hal itu dengan menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri yang ada sehingga lulusan dari lembaga pendidikan itu bisa langsung diterima di perusahaan yang ada di Batam.

Pasalnya, jika perusahaan harus melakukan pelatihan lagi kepada pekerja pemula akan menimbulkan ongkos atau biaya yang cukup besar, padahal itu bisa dihindari dengan cara kerjasama antar perusahaan dan lembaga pendidikan tersebut, misalnya dengan proses magang bagi mahasiswa sebelum lulus.

Direktur Kawasan Industri Hijrah, Salam mengatakan, rotasi pekerja di Batam sangat singkat. Rata-rata perusahaan di Batam hanya memperkerjakan pekerjanya maksimal dua tahun, setelah itu terjadi pergantian atau rotasi. Oleh karenanya kebutuhan tenaga kerja yang siap pakai sangat dibutuhkan untuk mengisi posisi di perusahaan tersebut.

Selama ini, kata dia pekerja di Batam kebanyakan berasal dari Jawa dan Sumatra , sedangkan dari Batam dan wilayah lain di Provinsi Kepri masih sangat kecil jumlahnya. Itu cukup ironis, padahal mestinya tenaga kerja yang ada di Batam berasal dari kota kota disekitarnya.

Menurut Salam, kecilnya jumlah pekerja di Batam yang berasal dari Batam dan kota sekitarnya disebabkan belum sinkronya antara lembaga pendidikan yang ada dan misi perusahaan, sehingga lulusan dari lembaga pendidikan di Batam tidak bisa diterima perusahaan karena kurang kompeten.

Padahal, jika posisi pekerjaan di Batam di isi oleh masyarakat Batam dan sekitarnya, maka jumlah pengangguran akan berkurang drastic, bahkan bisa 0 persen, karena setiap tahun kebutuhan tenaga kerja di Batam mencapai ribuan orang.

General Affair Kawasan Industri Batamindo, Edi Kadir mengatakan, Kawasan industri Batamindo saat ini memiliki sekitar 8.000 pekerja yang sebagian besar berasal dari Jawa dan Sumatra, serta hanya sedikit dari masyarakat Batam dan sekitarnya.

Itu bisa terjadi karena, setiap perusahaan yang ada di Batamindo menggunakan perusahaan penyalur tenaga kerja untuk kebutuhannya, dan setiap perusahaan penyalur sudah memiliki jaringan yang cukup kuat untuk merekrut tenaga kerja di Jawa atau Sumatra, sedangkan perekrutan dari Batam sendiri dan kota sekitarnya relatif kecil.

Namun, dalam jangka panjang Edi cukup yakin masyarakat Batam dan kota sekitarnya bisa mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Batam, jika memiliki kemampuan dalam bekerja. Untuk itu peran lembaga pendidikan sangat penting guna mencetak pekerja yang ahli dan siap pakai. (gus).

Tidak ada komentar: