Senin, 04 Oktober 2010

Orang Mampu Juga Bisa Kurang Gizi

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan gizi ternyata tidak hanya didominasi orang tidak mampu secara ekonomi (orang miskin), faktanya orang kaya sekalipun bisa terkena karena kurangnya kepedulian tentang pentingnya menjaga pola makan teratur.




Ahli Gizi Rumah Sakit Awal Bross Batam Muhammad Ali mengatakan, dalam satu hari terdapat 6-7 pasien yang datang ke Rumah Sakit Awal Bross Batam yang berkonsultasi dan mengeluh tentang gizi, padahal pasien itu memiliki kemampuan dari segi ekonomi.

“Kebanyakan pasien tersebut mengeluh karena jaringan pencernaannya terganggu sehingga muncul berbagai penyakit,” kata dia.

Kondisi tersebut sebenarnya bisa dihindari jika masyarakat mau peduli terhadap gizi dan mau menjaga pola makannya. Makanan yang sehat menurut Ali tidak perlu mahal justru makanan yang murah seperti sayur bayam, kangkung dan sayur lainnya serta tempe , tahu sangat sehat untuk tubuh.

Makanan cepat saji atau fast food yang banyak dikonsumsi oleh warga perkotaan yang merupakan orang kaya ternyata justru banyak mengandung penyakit karena zat yang terkandung dalam makanan itu tinggi kolesterol dan gula yang bisa memicu munculnya penyakit jantung dan hati.

Makanan cepat saji juga banyak mengandung garam, padahal garam merupakan sumber utama timbulnya penyakit terutama hipertensi. Oleh karenanya penderita hipertensi disarankan untuk diet rendah garam yang tujuanya untuk menghilangkan penimbunan garam dalam tubuh dan membantu menurunkan tekanan darah yang sangat sensitive terhadap garam.

Yang perlu diperhatikan dalam diet tersebut katanya, sebaiknya banyak mengonsumsi sumber makanan nabati ketimbang hewani karena sumber makanan hewani banyak mengandung garam. Kemudian harus menghindari mengonsumsi beberapa jenis makanan seperti roti, biscuit dan kue kue yang diolah dengan garam dapur atau soda serta otak, ginjal, lidah dan keju. Kemudian juga perlu menghindari makanan yang diawetkan dengan garam dapur seperti dendeng, abon, kornet, daging asap, ham, ikan asin, ikan pindang, sarden, ebi, telur asin dan margarine.

Penderita hipertensi kebanyakan orang yang memiliki kemampuan dari segi ekonomi, oleh karenanya kata Ali penderita hipertensi hanya boleh mengonsumsi ikan dan daging maksimum 100 gram sehari, telur maksimum satu butir sehari dan susu maksimum 2 gelas sehari.

Seorang pasien penderita Hipertensi, Icap (42) mengatakan selama ini dia memang kurang memperhatikan asupan gizi karena kesibukan bekerja. Namun setelah usia 40 tahun dia baru merasakan tekanan darah nya cukup tinggi sehingga dia menderita hipertensi.

Menurutnya, selama ini dia merasa sudah cukup mengonsumsi makanan yang mengandung jizi dengan menyantap makanan di restoran, namun ternyata kebiasaan menyantap makanan di restoran tersebut menyebabkan dia justru kekurangan gizi karena menu yang dikonsumsinya tidak seimbang.

Terlebih makanan dari restoran ternyata banyak mengandung garam yang mempercepat timbulnya penyakit darah tinggi.

Kurang gizi merupakan istilah dari penyakit malnutrisi energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda.

MEP ringan diistilahkan dengan kurang gizi, sedangkan marasmus, kwashiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau HO), dan marasmik-kwashiorkor digolongkan sebagai MEP berat.

Penyakit kurang gizi paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relatif tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Rata-rata berat badannya hanya sekitar 60-80 persen dari berat ideal. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain, Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun, Ukuran lingkaran lengan atas menurun, Maturasi tulang terlambat. Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun dan Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.

Masalah kekurangn gizi atau malnutrisi energi-protein (MEP) disebabkan banyak factor dan banyak ahli gizi mengatakan untuk kasus kekurangan gizi yang menimpa warga miskin yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya sangat kurang.

Selain itu juga disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan. (gus).

Tidak ada komentar: