Minggu, 03 Oktober 2010

Kepri Butuh Tembok Penahan Gelombang

BATAM – Sejumlah wilayah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) membutuhkan tembok penahan gelombang untuk mempertahankan luas wilayah darat, seiring proses abrasi atau pengisikan lahan yang terus meningkat.



Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Lingga Provinsi Kepri, Saprudin mengatakan, proses abrasi atau pengikisan daratan saat ini telah mengamcam keberadaan pantai Dabo Lama. Kondisi itu semakin parah jika musim air pasang yang mengakibatkan sebagian pemukiman penduduk dan jalan tergenang air.

"Kalau air pasang, gelombang sudah mencapai pemukiman warga dan memutuskan jalan setapak yang ada daerah Dabo lama," katanya. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah segera turun tangan mengatasi abrasi pantai tersebut.

Jika pemerintah tidak bereaksi cepat, kata dia dikuatirkan tidak hanya jalan setapak saja yang akan direndam air. Namun sebagian besar daerah itu bisa menjadi lautan nantinya. Sebab batas antara air laut saat pasang dengan kolong (waduk) yang ada di lokasi sudah sangat dekat.

Sekitar tahun 2008 menurutnya pernah dibangun tembok penahan gelombang di daerah itu, namun hanya sebagian daerah yang dibangun sehingga wilayah yang tidak memiliki tembok penahan gelombang terendam air laut.

Sementara itu, lurah Dabo lama Kabupaten Lingga Provinsi Kepri, Lian Dwi Santy mengatakan pihaknya sudah membuat membuat surat permohonan bantuan kepada Bupati Lingga H Daria untuk segera menangapai hal itu, namun hingga kini belum ada kejelasan.

Selain Kabupaten Lingga, wilayah lain di Provinsi Kepri juga terancam mengalami penyusutan atau tenggelam disebabkan abrasi pantai. Pulau Nipah bahkan sudah hampir tenggelam jika air pasang maka tak tampak lagi daratan pulau tersebut, padahal Pulau Nipah merupakan titik luar wilayah NKRI dengan Singapura.

Selain itu, wilayah daratan di Kota Batam, Pulau Bintan dan Karimun serta ribuan pulau kecil di Kepri juga terancam tenggelam disebabkan abrasi pantai. Pengikisan daratan oleh air laut itu semakin tidak terhindari karena gencarnya pembabatan hutan mangrove. (gus).

Tidak ada komentar: