Minggu, 03 Oktober 2010

Mudus - Terjebak Menjadi Penari Telanjang

Tidak pernah terbayangkan oleh RL (15) kalau ia akan dipekerjakan sebagai penari telanjang alias striptease di Kota Batam. Remaja yang hanya mengenyam pendidikan formal hingga kelas III SMP itu awalnya dijanjikan kerja sebagai waitres di kafe. Kenyataannya, ia harus meliuk-liuk di depan pria hidung belang sambil menanggalkan satu demi satu pakaian seksi yang dikenakannya.



ABG semampai bertinggi 165 cm itu masih dimintai keterangan oleh kepolisian Polsekta Lubukbaja Batam, setelah berhasil kabur dari mucikari yang memperkerjakannya sebagai pekerja seks komersial sekaligus sebagai penari telanjang.

Di ruang unit Reserse dan Kriminal Lubukbaja, RL terlihat masih tertidur sambil duduk di kursi, mengenakan celana jeans dan kaos merah model kemben, wajahnya terlihat polos. Sesaat kemudian, dia terbangun.

“Aku lagi sakit,” katanya sambil melanjutkan kembali tidurnya.

Selang setengah jam kemudian, ia kembali terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, RL sudah mengganti bajunya dengan baju bermotif yang tak lagi memperlihatkan bagian dadanya.

Setelah merasa nyaman dengan pakaiannya itu, RL tak lagi canggung menceritakan nasibnya.

“Dulu aku kerja di Jakarta ,” katanya memulai cerita. RA menjelaskan, pekerjaan pertamanya tak ada hubungannya dengan dunia malam. Ia bekerja di bagian penjualan onderdil mobil.

Bekerja di usia muda, terpaksa dilakukan karena tuntutan biaya hidup keluarganya. Ia mengaku sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. “Kalau tak kerja, adikku tak bisa sekolah,” katanya polos.

Hingga akhirnya, ia memutuskan keluar dari sekolahnya saat ia masih duduk di kelas III SMP. Hal ini dilakukan karena ayahnya juga sudah meninggal dunia.

Tepat pada 21 Januari 2010, ia mendapatkan tawaran pekerjaan di Batam lewat seorang temannya. “Katanya kerjanya sebagai waitres,” kata RL. Namun setibanya di Batam , ia malah ditampung di sebuah mess penari striptease yang berada di Komplek Happy Garden , Batam.

RL mengaku ditampung orang bernama Hendro, seorang pria yang dulunya berprofesi sebagai penari. Di tangan pria itulah, dalam sehari, RL dusulap jadi seorang penari telanjang. “Cuma belajar sehari, besoknya langsung show,” kata RL lagi.

Di awal-awal penampilanya sebagai penari bugil, RL mengaku sangat canggung. “Aku tak bisa buka (bra) sendiri, jadi senior aku yang bukain,” kata dia menceritakan pengalaman show pertamanya. Walau merasa canggung, dia berupaya untuk tetap tampil maksimal.

Sejak hari itu, hampir tiap malam, RL harus show di hall. “Sering juga tampil di VIP kalau ada permintaan,” katanya polos.

Setiap kali tampil di VIP itu, RL mengaku selalu terpaksa melakukan oral seks pada tamunya. “Mereka maksa, mau gimana lagi,” katanya. Sekali show tarifnya 400 ribu rupiah, namun RL hanya dapat bagian 150 ribu rupiah, sisanya disetor pada Hendo, sang papi.

Tidak hanya sekedar dipaksa main oral, tapi RL juga acap diajak kencan short time oleh tamunya. “Tamunya rata-rata dari Singapura , Malaysia . Ada juga dua orang bule,” katanya lagi.

Yang ia ingat, sudah dua kali ia diajak shorttime. “Paling aku dapatnya cuma tips dari tamu,” katanya lagi.

RL menambahkan, pernah dapat tips 1,5 juta, tapi uang itu ia serahkan semuanya pada sang papi. “Itulah bodohnya aku. Tadi aku pikir aku dapat bagian,” katanya. Selain diajak shorttime, dia juga lima kali dibooking sebagai penari bugil.

Saat ini polisi sudah menangkap Hendro, Pria berkulit putih itu, kata Kapolsekta Lubukbaja AKP Didik Erfianto, dijerat pasal 83 jo 88 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara. Tersangka Hendro dijerat dengan pasal yang berbunyi mengkomersialkan seks anak di bawah umur. Polisi juga sudah mengontak orangtua korban di Jakarta . Selanjutnya RL akan dipulangkan pada orangtuanya.

Kisah yang dialami RL juga terjadi pada Bunga (bukan nama sebenarnya), awalnya bunga juga berpikir bisa bekerja di perusahaan elektronik yang banyak tersebar di Kota Batam, sehingga dia memberanikan diri meninggalkan kampung halamanya di Sukabumi untuk mengadu nasib di kota itu. Sayangnya Bunga terjebak menjadi penari telanjang di sebuah diskotik terbesar di kota itu.

Selepas tamat SMA di kampung halamannya Sukabumi, Bunga(19) membulatkan tekadnya untuk mencari pekerjaan di Kota Batam karena kabarnya di kota itu banyak perusahaan elektronik yang membutuhkan banyak karyawan. Terlebih, temannya satau kampung Shanti yang sudah terlebih dahulu merantau ke Batam bisa dibilang sukses karena selalu mengirim uang kepada orang tuanya di Sukabumi.

Pada tahun 2008 Bunga, bersama dengan Lita teman sepermainanya berangkat juga ke Batam untuk mengadu nasib, mencari rejeki di kota tersebut. Dalam benaknya tergambar Batam sebagai kota industri yang didalamnya banyak perusahaan sehingga akan mudah bagi Bunga untuk mendapatkan pekerjaan.

Sesampai di Kota Batam, Bunga menemui teman satu kampungnya Shanti yang sebelumnya pernah mengajak Bunga untuk merantau ke Batam, Shanti pun menawari Bunga dan Lita untuk tinggal sementara waktu di kontrakannya.

Kamar kontrakan Shanti bisa terbilang mewah karena terdapat fasilitas AC, kamar mandi, Televisi dan tempat tidur, dan kata Shanti sewanya 1,2 juta per bulan. Bunga tampak terkejut mendengar Shanti mengatakan harga sewa kamar tersebut, dia berpikir gaji Shanti pasti lah tinggi. Sayangnya Shanti tidak pernah mau berterus terang tentang pekerjaanya dan Bunga pun tidak mau ngotot untuk mengetahui pekerjaan Shanti.

Enam bulan sudah Bunga di Batam, namun belum juga mendapat pekerjaan hingga dia pernah putus asa dan ingin kembali pulang ke kampung halamannya, terlebih uangnya juga sudah mulai habis. Shanti akhirnya mengenali Bunga kepada seseorang yang bekerja di sebuah diskotik yang bernama Diki. Diki pun menawari Bunga untuk bekerja sebagai pelayan di Diskotik Newton Batam.

Awalnya, Bunga menolak namun karena dia harus memenuhi kebutuhannya di perantauan akhirnya pekerjaan sebagai pelayan di Diskotik pun di terimanya.

Dengan gaji 1,5 juta perbulan, akhirnya Bunga bekerja sebagai pelayan di Diskotik Newton namun pengeluarannya yang besar ditambah lagi harus mengirim uang ke keluarganya di kampung halaman membuat Bunga berusaha untuk mencari pekerjaan lain dengan gaji lebih besar.

Sekali lagi Diki menjadi dewa penolongnya dan menawari Bunga untuk menjadi penari telanjang yang memang selalu menjadi suguhan menarik di diskotik itu. Dengan penghasilan sekitar 300 ribu rupiah per malam, Bunga akhirnya mau menerima tawaran menjadi penari telanjang meskipun batinnya menolak.

Pada awalnya pekerjaan sebagai penari telanjang dilakoni Bunga dengan baik, terlebih dalam setiap tariannya dia tidak perlu membuka seluruh pakaiannya alias telanjang bulat, tapi untuk bagian tertentu tertutup.

Namun, setelah satu bulan berjalan Diki yang menjadi Dewa penolongnya, selalu meminta Bunga untuk menemani seseoarang laki laki berusia lanjut selepas dia menari, dan tanpa diketahui Bunga Diki sebenarnya telah menjual dirinya kepada laki laki tersebut.

Bunga tidak bisa menolak keinginan laki laki yang ditemaninya tersebut, karena Diki mengancam harus memenuhi semua keinginan setiap laki laki yang ditemaninya.

Bunga pun akhirnya terjebak dalam kisan perdagangan manusia dan dia dipaksa untuk menjadi pemuas nafsu laki laki hidung belang di Batam sekaligus menjadi penari telanjang di Diskotik Newton Batam tersebut. (gus).

Tidak ada komentar: