Minggu, 03 Oktober 2010

Jembatan Barelang Dipadati Ribuan Pengunjung

BATAM – Salah satu tempat wisata di Kota Batam yakni Jembatan Barelang dipadati ribuan pengunjung yang berasal dari Kota Batam dan pulau sekitarnya selama libur hari Raya Idul Fitri 1431 H.



Ribuan pengunjung dari kota Batam serta pulau sekitarnya seperti Pulau Bintan, Tanjung Pinang, Karimun, Tanjung Batu dan Kundur di Provinsi Kepulauan Riau memadati tempat wisata Jembatan Barelang yang terletak 20 kilo meter dari pusat kota Batam.

Ribuan pengunjung tersebut terlihat bersantai di atas jembatan Barelang sambil menunggu matahari terbenam di waktu sore. Sebagian pengunjung ada yang meneruskan berwisata di pantai melur yang terletak di Pulau galang tak jauh dari jembatan tersebut.

Salah seorang pengunjung, Sudaryani mengatakan dia bersama teman temanya datang dari Kota Tanjung Pinang hanya ingin menikmati lebaran di Jembatan Barelang karena ingin menyaksikan matahari terbit di sore hari.

“Hampir tiap tahun kami berlebaran di jembatan barelang, suasananya ramai dan menyenangkan melihat matahari terbenam,” katanya, Minggu (12/9).

Sambil bersantai di atas jembatan Barelang, pengunjung juga dapat menikmati jajanan khas yang dijual di tempat itu yakni kepiting goreng, sate udang dan jagung bakar.

Salah seorang pedagang, Amrul mengatakan, pihaknya mendapat rejeki nomplok pada saat lebaran ini, karena dagangannya laris manis. Selama lebaran ini atau sekitar satu minggu kata dia pengunjung di Jembatan Barelang sangat ramai sehingga dia bisa menghasilkan pendapatan sekitar 300 ribu rupiah per hari dari hasi menjual kepiting goreng dan sate udang.

Sebagai Ikon kota Batam, Jembatan Barelang memang selalu ramai dikunjungi warga setiap hari libur, terlebih pada hari raya Idul Fitri maka jumlahnya semakin membludak.

Salah satu daya tarik jembatan Barelang adalah arsitekturnya yang unik mirip dengan jembatan di San Fransisco Amerika Serikat. Jembatan itu dibangun pada tahun 1992 dan selesai pada tahun 1998, atas prakarsa BJ Habibie, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi, dengan menelan biaya lebih dari 400 miliar rupiah.

Jembatan Barelang terbagi atas enam buah Jembatan yang menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil, yang termasuk dalam Provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang sendiri, merupakan akronim dari nama tiga pulau besar yang dihubungkan oleh jembatan itu yakni Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang.

Panjang jembatan Barelang adalah 2.264 metre terdiri dari rangkaian enam jembatan yang masing-masing diberi nama raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Melayu Riau pada abad 15 M – 18 M.

Jembatan pertama diberi nama Jembatan Tengku Fisabilillah, yang struktur dan modelnya mirip dengan Golden Gatenya San Fransisco. Jembatan inilah yang paling dikenal oleh masyarakat karena lebih dekat dan terjangkau juga modelnya mirip dengan Golden Gate serta memiliki hamparan landscape pemandangan yang indah.

Jembatan pertama ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter. Jembatan itu bercirikan model Cable Stayed yang menjuntai dan megah.

Jika melihat dari atas udara dengan pesawat maka akan terlihat Hamparan Jembatan Barelang yang menakjubkan.

Menjelang sore hari, Jembatan itu selalu penuh dengan pengunjung yang sekedar duduk sambil bersenda gurau dengan teman atau sekedar menikmati karunia pemandangan alam atau bahkan memancing ikan dibawah jembatan.

Jembatan kedua bernama Jembatan Narasinga yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah, berbentuk lurus tanpa lengkungan dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter. Jembatan ketiga adalah Jembatan Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok dan memiliki panjang lebar tinggi 270 x 45 x 15 meter.

Jembatan keempat bernama Jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang dan memiliki panjang lebar tinggi 365 x 145 x 16.5 meter. Jembatan kelima adalah Jembatan Tuanku Tambusai yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang dan memiliki panjang lebar tinggi 385 x 245 x 31 meter.

Jembatan terakhir bernama Jembatan Raja Kecil yang menghubungkan Pulau Galang dengan

Pulau Galang Baru dan memiliki panjang lebar tinggi 180 x 45 x 9.5 meter.

Selain jembatan pertama, jembatan yang juga terkenal adalah jembatan keenam ini karena memiliki nilai sejarah dari pulau yang dihubungkannya. Di Pulau Galang itu pernah dijadikan tempat penampungan 250.000 pengungsi dari Vietnam , pada tahun 1975-1996. Bekas tempat pengungsian yang berada di Desa Sijantung, Kecamatan Galang ini, masih menyisakan benda-benda maupun bangunan-bangunan peninggalan para pengungsi. (gus).

Tidak ada komentar: