Jumat, 19 Februari 2010

Sosok Bisnis Ir Cahya Ketua Apindo Kepri




Nama : Ir Cahya
Tempat/Tgl lahir : Tanjung Balai Karimun / 01 Juli 1964
Agama : Katolik
Status : Kawin (1 Istri dan Empat orang Anak)
Hobi : Bulu Tangkis
Pendidikan :
SD Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau
SMP Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau
SMA Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau
ISTN Jakarta

Karir :
1. Direktur Utama PT Bangun Arsikon Batindo, sampai sekarang
2. Direktur dan Komisaris Arsikon Grup, sampai sekarang
3. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepri

Pemegang saham dari perusahaan :
1. PT Bangun Arsikon Batindo, Batam
2. PT Mega Indah Coastarina – Batam
3. PT Coastarina Development – Batam
4. PT Sadig Harapan Mulia Mandiri – Batam
5. PT Jashin Jusuf – Batam
6. PT Bina Keluarga Bersama – Batam
7. PT Alrido Pamungkas Jaya – Batam
8. PT Citra Mitra Graha – Batam
9. PT Mega Indah Realty Development – Batam
10. PT Mega Indah Propertindo – Batam
11. PT Karya Indah – Batam
12. PT Citra Botanical – Batam
13. PT Arsikon Indah – Batam
14. PT Batu AJi Indah Karsa – Batam
15. PT Ocarina Development – Batam
16. PT Ocarina Investment – Batam
17. PT Cahaya Bulutangkis Nusantara – Batam
18. PT Sarana Tembak Jitu Persada – Jakarta
19. PT Panglima Jaya – Kundur

Proyek Arsikon Grup
1. Perumahan Coastarina
2. Kawasan Wisata Ocarina
3. Perumahan Citra Indah 1 dan 2
4. Perumahan Oriana
5. Perumahan Regata
6. Perumahan Villa Bukit Indah
7. Perumahan Simpang Raya Indah
8. Perumahan Odesa
9. Perumahan Gabana
10. Perumahan San Dona
11. Perumahan Golden Gate – Batam
12. Perumahan Kota Sebung Lagoi
13. Pertokoan Karimun Indah – Tanjung Balai Karimun
14. Pergudangan Gudang 1
15. Gedung Olah Raga Bulu Tangkis Tiban
16. Gedung Olah raga bulu tangkis Batu Aji
17. Gedung Olah raga Oriana – Batam centre
18. Gedung olah raga Odessa Bandara – Batam
19. Perkebunan Durian – Kundur Tanjung Batu

Organisasi Sosial
Ketua Umum Pengda PBSI Provinsi Kepri, sampai sekarang








Ir Cahya
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Provinsi Kepulauan Riau


Birokrasi Masih Sering Hambat Investasi

Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun bisa tumbuh seperti Hongkong atau Singapura bila pemerintah punya keinginan politik yang kuat untuk menghapus hambatan birokrasi yang masih menjadi momok bagi pengusaha.
Sejak dilantik sebagai Ketua Apindo Provinsi Kepri pada Oktober 2009, Ir Cahya yang kesehariannya sudah sibuk mengurusi puluhan perusahaannya mesti rela berbagi waktu untuk mengurus organisasi pengusaha yakni Apindo.

Menurutnya, menjadi Ketua Apindo meskipun hanya di Provinsi punya tantangan tersendiri terlebih Kepri merupakan daerah yang memiliki tiga wilayah yang diberi status sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (FTZ/Free Trade Zone) oleh pemerintah pusat sejak 1 April 2010.

Dengan status tersebut, mobilitas aktivitas bisnis di kawasan ini cukup tinggi terlebih bagi kota Batam yang memang sejak lama memiliki status khusus sebagai kawasan industri, sehingga wajar bila investor di Kepri yang sebagian besar merupakan investor asing menuntut kesempurnaan dalam layanan.
Sayangnya, kata Cahya pemerintah pusat kurang jeli melihat hal itu, sehingga permasalahan yang ada makin menumpuk menyebabkan geliat bisnis di kawasan ini agak terganggu.

“Padahal dengan status FTZ, Batam mestinya sudah dapat tumbuh seperti Hongkong atau Singapura, namun kenyataannya Batam tertinggal puluhan tahun dibanding kawasan itu,” katanya.

Permasalahan yang paling mendasar, menurut Cahya terletak pada birokrasi apakah itu layanan, aturan maupun infrastruktur. Dari segi aturan, menurutnya seringnya terjadi perubahan terhadap payung hukum dan status Batam serta Bintan dan Karimun dianggap oleh investor sebagai satu hal yang tidak konsisten dari pemerintah sehingga menimbulkan ketidakpastian dan keraguan dalam berbisnis.

Kemudian dari segi layanan atau service, selama ini ketentuan yang dibuat nyaris sempurna tanpa hambatan, namun praktik dilapangan sering berbeda karena petugas dilapangan dinilai sering tidak professional dalam bekerja sehingga terjadi pungutan liar yang menimbulkan biaya (cost).

Sedangkan dari segi infrastruktur, sampai saat ini kondisi pelabuhan ekspor impor di Batam, Bintan dan Karimun masih kurang refresentatif untuk melakukan aktivitas yang lebih besar karena kapasita pelabuhan terbatas.

Oleh sebab itu, setelah terpilih menjadi Ketua Apindo Cahya mengumpulkan anggotanya untuk berdiskusi dan mencari kendala kendala dalam menjalankan bisnis di Kepri dan kendala itu selanjutnya menjadi bahan masukan bagi pemerintah untuk ditindak lanjuti. Namun, kata dia sampai saat ini banyak masukan yang disampaikan ke pemerintah belum ada tindak lanjutnya.

Bahkan terhadap penentuan Upah Minimun, Apindo justru berseberangan dengan pemerintah karena usulan yang di berikan Apindo justru ditolak pemerintah yang mengakibatkan Apindo mengajukan gugatan hukum atas pemerintah Kota Batam yang telah memutuskan sepihak ketentuan upah minimum tersebut.

Menurut Cahya, hal itu mestinya tidak terjadi bila pemerintah mau mendengarkan masukan dari pengusaha dan pengusaha juga mau berdiskusi secara baik dengan pemerintah dan perwakilan buruh. Namun, kondisi yang selalu berulang setiap tahun itu selalu menemui jalan buntu dan masing masing pihak kekeh pada pendiriannya.
Cahya berharap, kendala kendala birokrasi seperti itu diharapkan sudah tidak ada lagi pada tahun tahun mendatang, karena untuk membangun daerah ini di perlukan kekompakan antara pengusaha dan pemerintah serta masyarakat.

Menurutnya, Kawasan Batam, Bintan dan Karimun memiliki potensi untuk tumbuh lebih baik dan lebih cepat dibanding daerah lain di Indonesia karena posisinya yang sangat strategis yang merupakan jendela Indonesia di bagian barat, selain itu dengan status yang ada saat ini sebagai FTZ membuka peluang daerah ini untuk meraih investor sebanyak banyaknya.

Cahya yakin jika pemerintah punya political will yang kuat dan mau menghilangkan hambatan birokrasi tersebut dalam beberapa tahun kedepan, Batam akan tumbuh lebih cepat begitupun dengan Bintan dan Karimun.

Langkah pertama menurut Cahya, pemerintah mestinya membuka seluas luasnya status perdagangan bebas tanpa syarat, sehingga arus masuk keluar barang dari manapun bisa bebas tanpa hambatan dan pungutan. Itu bisa menjadikan Batam sebagai surga belanja bagi warga negara Indonesia dan warga negara lainnya, sehingga Batam nantinya mampu menyaingi singapura.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia yang selama ini sering belanja ke Singapura akan beralih ke Batam begitupun dengan warga negara lainnya. Sehingga ekonomi bisa tumbuh, lapangan kerja tercipta.

“Itu menjadi harapan pemerintah, pengusaha dan masyarakat,” katanya. Cahya yakin mimpi itu bisa terwujud ditunjang oleh posisi Batam yang sangat strategis.
Namun, tentunya untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan kerja keras, dan sebagai Ketua Apindo Kepri, Cahya harus mendengar lebih banyak masukan dari anggotanya untuk menjadi bahan bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan.
Oleh sebab itu, Cahya berharap pengusaha dan pemerintah bisa kompak untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Cahya sadar, sebagai Ketua Apindo Kepri yang baru dipilih anggotanya Oktober 2009 lalu, akan menyita banyak waktunya terlebih dia juga harus mengurus puluhan perusahaan propertinya di Kepri. Oleh karena itu Cahya harus mengatur waktunya dengan baik.

Untuk mengatur bisnisnya, Cahya telah mempercayakan perusahaanya dipimpin oleh orang lain sehingga dia tidak perlu setiap waktu untuk mengecek perkembangannya, sedangkan di Apindo dia akan lebih berkonstrasi untuk mengurus anggota, mendengarkan keluhan dan memfasilitasi keluhan itu dengan pemerintah untuk dicarikan pemecahannya.
Untuk keluarga, Cahya tidak pernah lupa, setiap akhir pekan dia selalu menyempatkan waktu kumpul dan berwisata dengan istri dan empat orang anaknya. Tentunya ketempat wisata yang menjadi andalan yang juga dimiliki Cahya yakni di kawasan wisata Ocarina di Batam Centre.

Untuk menjalani aktivitas yang demikian padat tersebut, kesehatan harus dijaga oleh karena itu Cahya senantiasa mengonsumsi buah buahan dan berolah raga. Olah raga yang menjadi hobinya adalah bulu tangkis, bahkan sangking hobinya dia mau mengeluarkan uang dari koceknya sendiri untuk mendiringkan lima gedung olah raga sebagai pusat pelatihan bulu tangkis di Provinsi Kepri.

Selain menjalani hobi, dibidang bulu tangkis ini Cahya punya cita cita ingin melihat kejayaan Bulu Tangkis Indonesia bangkit kembali. Untuk itu dia selalu mendorong putra putri di Kepri untuk bisa berprestasi.

Langkah Cahya tersebut tidak sia sia karena dua orang putra putrid dari Kepri telah berhasil mengikuti Pelatnas di Cipayung dan diharapkan bisa mengukir prestasi internasional.

“Itu sesuai dengan cita cita saya bagi bangsa ini,” kata Cahya, karena di usianya ang terbilang tidak muda lagi, yakni 46 tahun, Cahya berharap bisa memberika sesuatu yang terbaik buat bangsa.

Sebab, dari segi ekonomi Cahya terbilang sudah mapan dengan memiliki puluhan perusahaan yang terus tumbuh omsetnya, begitupun dengan keluarganya yang saat ini empat orang anaknya sudah mampu bersekolah di sekolah terbaik di dalam dan luar negeri.

Oleh sebab itu, dengan prinsif hidup yang dijalani untuk selalu berbuat sesuatu yang terbaik bagi kebaikan orang lain, Cahya optimistis sebagai pribadi dia bisa membawa keluarganya untuk hidup lebih baik dengan bisnis yang dijalaninya saat ini, dan sebagai Ketua Apindo dia akan merangkul seluruh pengusaha di Kepri untuk kompak bersatu padu dengan pemerintah membangun daerah. (gus).

Tidak ada komentar: