Minggu, 07 Februari 2010

Kepri Genjot Produksi Rumput Laut

BATAM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menargetkan produksi rumput laut sekitar lima ton perhari atau naik lima kali lipat dibanding produksi saat ini yang satu ton perhari. Untuk itu telah dialokasikan dana satu miliar rupiah sebagai bantuan modal dan pengembangan budidaya bagi 100 rumah tangga tani.




Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Lamidi mengatakan, pemerintah telah menganggarkan dana sekitar satu miliar rupiah dari APBD untuk meningkatkan produksi rumput laut yang akan menjadi produk unggulan dari Provinsi Kepri.

“Produksi rumput laut akan ditingkatkan hingga 560 persen selama lima tahun kedepan hingga 2015, oleh karena itu kita anggarkan dana satu miliar rupiah untuk pengembangan bagi petani,” katanya, Kamis (4/2).

Dana itu akan digunakan untuk bantuan modal awal untuk sekitar 100 rumah tangga petani yang tersebar di Batam, Bintan, Senayang Lingga, dan Natuna serta untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang teknik budi daya rumput laut.

Dikatakan, pengembangan rumput laut di Kepri sejalan dengan program revitalisasi sektor perikanan Pemerintah Pusat dan dijadikannya Provinsi Kepri sebagai daerah unggulan nasional untuk pengembangan rumput laut.

Dijadikannya Kepri sebagai daerah unggulan karena potensinya cukup besar, itu terlihat dari luas lahan yang bisa di jadikan areal budi daya yang mencapai 435 hektare dan saat ini baru dimanfaatkan 0,2 persen saja. Sementara itu, secara nasional potensi pengembangan ruput laut sekitar 1,1 juta hektare tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia .

Wakil Gubernur Kepri H M Sani menambahkan, Kepri merupakan provinsi kepulauan yang banyak memiliki potensi kelautan, karena luas wilayah laut Kepri mencapai 96 persen dari total luas seluruh provinsi. Sementara itu, luas garis Pantai Kepri mencapai 27.871 kilo meter dengan luas laut 425.214.067 kilometer persegi.

Oleh karena itu, budidaya rumput laut menjadi sector yang cukup memiliki peluang dan tempat yang potensial untuk dikembangkan. Ditambah lagi dengan relatif kecilnya biaya pengembangan rumput laut yang hanya sekitar tiga juta rupiah per hectare, dan waktu berproduksinya juga relatif cepat yakni hanya sekitar 2-3 bulan.

Dari segi pemasaran, kata dia cukup banyak karena beberapa daerah di Indonesia siap menampung produksi rumput laut selain itu Cina dan negara lain juga sangat membutuhkan impor rumput laut dari Indonesia untuk aneka kebutuhan. (gus).

Tidak ada komentar: