Rabu, 16 Maret 2011

Tsunami Jepang Goncang Industri Batam

BATAM – Bencana gempa bumi dan Tsunami yang terjadi di Jepang dipastikan mempengaruhi industri di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ) Batam, sebab Jepang menempati urutan kedua sebagai negara tujuan ekspor, lalu sebagian besar komponen bahan baku industri Batam juga di impor dari Jepang dan nilai Investasi Jepang di Batam juga terbesar kedua setelah Singapura.




Tabel Neraca Perdagangan Batam-Jepang

Nilai Investasi 128,818 juta dollar AS

Ekspor 182.320.773 dollar AS

Impor 334.799.715 dollar AS

Sumber : Otorita Batam, data hingga Juni 2008


Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, Cahya mengatakan, bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang terjadi beberapa hari lalu di Jepang dipastikan berdampak negatif terhadap industri di Batam, sebab Jepang merupakan mitra utama pelaku industri manufaktur di Batam setelah Singapura.

“Ekspor dari Batam ke Jepang sekitar 60 persen dari total produksi sedangkan impor komponen bahan baku 40 persen sehingga kejadian Tsunami yang terjadi di negara itu akan berdampak negatif terhadap industri di Batam sampai akhir tahun ini,” katanya, Selasa (15/3).

Dampak negatif yang akan dilakukan pelaku industri di Batam, kata Cahya adalah penurunan order secara signifikan kemudian impor bahan baku yang selama ini di datangkan dari Jepang juga akan bermasalah karena prinsifel dari Jepang diperkirakan tidak bisa memberi kepastian waktu untuk mengirim barang ke Batam.

Cahya memperkirakan dalam beberapa bulan kedepan pelaku industri di Batam khususnya industri manufaktur yang membuat komponen produk elektronik akan mengurangi jam kerja serta merumahkan karyawannya, disebabkan order yang diterima bakal anjlok. Oleh karena itu, pengusaha disarankan untuk segera melakukan efisiensi.

General Manager Kawasan Industri Kabil, Oka Simatupang mengatakan industri di Batam khususnya sektor manufaktur akan sangat terpukul dengan bencana Tsunami di Jepang karena sebagian besar transaksi dagang dilakukan dengan perusahaan yang menjadi pusat Bencana yakni Yokohama dan Miyagi,

Oka memperkirakan ribuan pekerja di Batam akan di PHK akibat bencana Tsunami tersebut. Oleh karenanya, Pemerintah daerah harus segera mengantisipasi dengan menciptakan lapangan kerja baru untuk menampung karyawan yang di PHK tersebut.

Oka menyarankan pemerintah kota Batam agar memberi insentif khusus kepada investor yang akan membuka usaha baru di Batam agar roda ekonomi terus bergerak dan tidak stop akibat Tsunami Jepang.

Ketua Presedium Nasional Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu (FSP BUMN) Bersatu, Arif Poyuono mengatakan, dampak Tsunami Jepang tidak hanya akan mempengaruhi industri di Batam namun industri nasional juga akan terkena dampaknya. Untuk itu, Pemerintah Indonesia harus segera melakukan langkah-langkah cepat, karena jika tidak, maka Indonesia bisa terkena Tsunami ekonomi.

"Tsunami ekonomi Jepang pasti akan segera kita rasakan, dan karenanya pemerintah SBY harus segara bertindak, “ katanya.

Terlebih saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami fluktuasi inflasi dan rencana pembatasan BBM yang dipengaruhi ketidakmampuan pemerintah menanggung subsidi.

Meski demikian, Arif melihat adanya peluang bisnis dari bencana Tsunami di Jepang. Menurutnya, akibatnya bencana tersebut maka perusahaan di Indonesia dapat melakukan penjajakan dengan pemerintah Jepang agar perusahaan perusahan kontruksi Indonesia bisa ikut tender untuk membangun kembali kota di Jepang yang hancur dilanda tsunami.(gus).

Tidak ada komentar: