Rabu, 16 Maret 2011

Stok Beras di Batam Aman

BATAM – Badan Urusan Logistik atau Bulog Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau mencatat persediaan beras sejumlah 1.000 ton sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan warga yang mencapai 500 ton per bulan. Meski stok cukup, namun harga beras di Batam relatif tinggi yakni lebih dari 8.000 rupiah per kilo gram, padahal harga eceran tertinggi yang ditetapkan Pemerintah Kota Batam 6.500 rupiah per kilo gram.




Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan, Pemerintah Kota Batam menjamin ketersediaan beras hingga Maret cukup sebab Bulog mencatat stok di gudang mencapai 1.000 ton saat ini.

“Konsumsi beras warga Batam perbulannya 500 ton sehingga dengan stok 1.000 ton saat ini maka kebutuhan hingga Maret aman,” katanya, Minggu (13/3).

Bulog Batam, kata Hijazi memiliki gudang dengan kapasitas maksimal 3000 ton, sehingga dengan kapasitas yang ada saat ini yakni 1.000 ton maka gudang yang dimiliki Bulog masih bisa menerima pasokan beras lainnya. Untuk itu, Pemko Batam berencana mendatangkan beras impor dari Vietnam untuk menjaga ketersediaan beras bagi masyarakat. Namun, kebijakan impor sangat tergantung dari pemerintah pusat.


Harga Tinggi

Menurut Hijazi, meskipun stok beras aman namun harga di pasaran relatif tinggi yakni lebih dari 8.000 rupiah per kilogram, padahal Pemko Batam telah menetapkan harga eceran tertinggi hanya 6.500 rupiah per kilogram.

“Pemko Batam kesulitan menstabilkan harga beras,” katanya. Terlebih jika kenaikan harga dipengaruhi oleh peningkatan harga di negara produsen. Untuk itu dibutuhkan instrument yang tepat selain pola operasi pasar, karena langkah itu akan membebankan keuangan pemerintah daerah disebabkan subsidinya cukup besar.

Dikatakan, dengan harga transportasi perkilo sebesar 500 rupiah dikalikan dengan 1.000 ton kebutuhan yang akan disalurkan, maka besaran subsidi mencapai 500 juta rupiah.

Selain operasi pasar, Pemerintah Kota Batam akan meningkatkan pengawasan penyaluran beras pemerintah ke masyarakat. Pengawasan akan dilakukan hingga ke toko atau outlet yang menampung beras tersebut. Jika ditemukan ada yang menjual beras di atas harga HET, maka Pemerintah akan mengeluarkan outlet atau toko tersebut dari daftar penerima beras program pemerintah.

Sementara itu, sebanyak 6.200 ton beras impor Vietnam yang rencananya dialokasikan ke sejumlah wilayah di Riau dan provinsi Kepulauan Riau, saat ini menumpuk di gudang Bulog di Dumai.

Kepala Divisi Regional Bulog Dumai, Marwansyah mengatakan, stok beras impor yang menumpuk digudang Bulog itu merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang diperuntukkan guna mengantisipasi bencana dan operasi pasar (OP) serta untuk program bagi masyarakat miskin. (gus).


Tidak ada komentar: