Minggu, 13 Maret 2011

Bandara International Hang Nadim Lumpuh Akibat Banjir

BATAM – Ribuan penumpang terlantar di Bandara Internasional Hang Nadim Batam karena ditundanya sejumlah penerbangan akibat banjir. Banjir juga telah mengganggu aktivitas perekonomian warga Batam dan sejumlah kota di Provinsi Kepri.



Hujan yang terjadi selama tiga hari berturut turut hingga berita ini diturunkan menyebabkan sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Riau seperti Batam, Tanjung Pinang, Bintan, Kundur dan Karimun mengalami banjir. Banjir juga telah mengganggu aktivitas perekonomian warga Kepri dan melumpuhkan Bandara Internasional Hang Nadim di Batam.

Ribuan penumpang menumpuk di bandara Hang Nadim sejak kemarin karena semua penerbangan yang ada mengalami penundaan.

“Belum ada keterangan resmi dari pihak bandara maupun maskapai penerbangan terhadap penundaan penerbangan ini,” kata salah satu calon penumpang, Irmansyah, Senin (31/1).

Banjir yang terjadi di kawasan Bandara juga menyebabkan calon penumpang terlambat dan tidak bias check in tepat waktudi Bandara karena jalan menuju bandara macet total dan antriannya mencapai tiga kilo meter disebabkan jalan terendam air.

Kondisi itu mendorong Kepolisian dari Polresta Barelang melakukan penyisiran dan mengangkut calon penumpang yang terjebak macet melalui kendaraan khusus untuk dibawa ke Bandara agar tidak terlambat check in. Ratusan calon penumpang yang terjebak macet akhirnya keluar dari mobil pribadi ataupun taksi dan pindah ke mobil khusus polisi menuju bandara.

Banjir di Kawasan Batu Aji dan Sei Beduk Batam juga menyebabkan sejumlah ruas jalan raya tergenang air dan ratusan rumah penduduk terendam, khususnya rumah penduduk di kawasan Sei Pancar dan Perumahan Bidaayu di Seibeduk, serta Perumahan Pemda di Batuaji.

“Setiap kali hujan selalu banjir di sini karena drainsenya tidak berfungsi lagi. Bahkan di dalam komplek perumahan tidak tersedia saluran drainase sama sekali,” kata salah seorang warga Batu Aji, Dendi.

Di Jalan S Parman ketinggian air mencapai lutut orang dewasa dan sudah mulai terlihat dari pintu tiga Perumahan Bida Ayu sampai di depan Pasar Basah Seipancur. Sementara itu di Simpang Basecamp sampai ke SPBU Batu Aji banjir juga terjadi cukup tinggi.

Banjir juga merendam SMP Negeri 28 di Batam Kota, seluruh ruang kelas di SMP 28 digenangi air mencapai 50 cm.

Seorang warga di sekitar SMP 28, Ichwan mengatakan, kondisi SMP 28 sangat memprihatinkan dan terlihat seperti kolam, akibatnya aktivitas belajar mengajar tidak bisa dilakukan. Kondisi meluapnya air di SMP 28 dimanfaatkan warga sekitar untuk menangkap ikan. Sejumlah warga bahkan menggunakan jarring untuk menangkap ikan lele dan nila yang lepas dari kolam milik warga akibat banjir.

Sementara itu, puluhan rumah warga di Blok A dan B perumahan Pesona Mantang Batam ambruk akibat banjir, akibatnya puluhan warga yang rumahnya ambruk mengungsi ke rumah kerabatnya.

Ketua RT Pesona Mantang, Said Abdul Razak mengatakan ambruknya puluhan rumah warga tersebut disebabkan longsor yang dipicu hujan deras selama beberapa hari, meski demikian tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun kerugian warga diperkirakan ratusan juta rupiah karena warga tidak sempat menyelamatkan hartanya.

Banjir juga terjadi di Kota Tanjung Pinang yang menyebabkan aktivitas perekonomian warga terhenti seperti aktivitas pengojek, pedagang keliling, dan sebagainya. Selain itu, banjir juga menimbulkan dampak sampah berserakan di jalanan kota Tanjung Pinang.

Beberapa ruas jalan seperti Jalan A yani, Harmoko Batu 7, Wiratno dan jalan Sunaryo di Tanjung Pinang terlihat sampah berserakan dibawa air hujan. Genangan air juga terlihat di Kampung Kolam, kawasan sekitar lapangan Sulaiman Abdullah, Batu Hitam, Bintan Center, Batu 8 Atas kawasan dekat Kampus Stisipol dan daerah lainnya.

Seorang warga Tanjung Pinang, Arief mengatakan banjir yang terjadi di Tanjung Pinang disebabkan macetnya saluran drainase. Oleh karenanya, pemerintah diharapkan segera memperbaiki saluran drainase yang ada di Tanjung Pinang.

“ Tak elok rasanya jika ibukota Provinsi Kepri selalu menjadi langganan banjir setiap kali hujan terjadi,’’ kata Arief.

Banjir juga terjadi di Pulau Kundur dekat Batam dengan ketinggian air 1-1,5 meter. Daerah yang cukup parah mengalami banjir seperti Desa Sei Sebesi, Desa Sei Ungar, dan Parit Muda. Kondisi tersebut memicu sekitar 289 orang warga mengungsi, dan ratusan warga lainnya tidak dapat mengungsi karena terjebak banjir.

Kondisi ratusan pengungsi yang ditempatkan di Masjid Akbar dan posyandu itu sangat memprihatinkan karena belum ada bantuan. Saat ini korban banjir tersebut sangat membutuhkan makanan, selimut, tikar dan air bersih.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kepri memperkirakan hujan yang sudah turun sejak Sabtu (29/1) lalu akan terus berlanjut hingga Selasa (1/2).

”Awan masih berkumpul di wilayah udara Kepri akibat proses penguapan yang cukup tinggi sebelumnya,’’ kata salah seorang pejabat BMKG Tanjungpinang, Bakti, Senin (31/1).

Penguapan itu kata dia sudah lama terjadi dan pertumbuhannya semakin banyak dipicu angin yang sangat kencang yang mencapai 10 km hingga 15 km per jam.

Tingginya kecepatan angin juga menyebabkan gelombang laut menjadi besar. Untuk wilayah Tanjungpinang, Bintan dan Batam, maksimal ketinggian gelombang capai 3,5 meter. Khusus wilayah perairan Natuna dan Anambas, ketinggian gelombang capai 5 meter.

”Kita imbau, operator kapal berhati-hati mengemudi. Setiap saat gunakan alat keselamatan agar perlindungan diri terjaga. Sewaktu-waktu, bisa saja terjadi gelombang besar di atas prakiraan,’’katanya.

Sementara itu, warga yang bermukim di bibir pantai dan daerah rawan banjir diminta waspada karena berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim, Batam menunjukkan kondisi cuaca yang kurang baik.

Agus, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim mengatakan, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sepanjang Sabtu-Minggu kemarin, intensitasnya melebihi normal, yakni mencapai 25 milimeter.

“Curah hujan seperti itu sangat berbahaya karena mengakibatkan penumpukan awan comulunimbus besar (CB) sehingga intensitas hujan sangat tinggi,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar: