Minggu, 13 Maret 2011

Petani Cabe Gagal Panen

KARIMUN – Sekitar 35 ribu batang cabe merah milik petani di Pulau Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau terancam gagal panen setelah tanaman rusak disebabkan banjir yang terjadi beberapa hari lalu. Akibatnya petani diperkirakan rugi ratusan juta rupiah dan harga cabe di pasaran akan melonjak seiring terbatasnya pasokan.



Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun Amran Syahidid mengatakan, akibat banjir yang terjadi beberapa hari lalu menyebabkan tanaman cabe milik petani di Pulau Kundur terendam air menyebabkan banyak tanaman rusak sehingga petani terancam gagal panen.

“Sekitar 35 ribu batang cabe merah milik petani rusak sehingga panen diperkirakan gagal jika tak segera ditanggulangi. Akibatnya, pasokan cabe di pasaran dikuatirkan akan berkurang sehingga bisa menyebabkan harga cabe melonjak kembali,” katanya, Jumat (4/2).

Selain cabe, tanaman lainnya juga mengalami kerusakan seperti kacang panjang, sawi dan kangkung. Oleh karena itu, petani diperkirakan mengalami kerugian ratusan juta rupiah karena tidak dapat memanen tanamannya.

Menurut Amran, kerugian paling besar dirasakan petani cabai disebabkan tanaman cabai mereka sudah berbuah dan ada dalam masa panen. Terlebih mayoritas petani bercocok tanam menggunakan dana pribadi tanpa bantuan dari pemerintah daerah.

Sebagian besar dana atau modal yang dimiliki petani tersebut merupakan kredit dari sejumlah bank sehingga jika panen benar benar gagal dikuatirkan petani akan tertunggal utang cukup besar sehingga untuk bercocok tanam selanjutnya dikuatirkan tidak bisa mendapat modal kembali dari bank.

“Saya kasihan melihat bencana yang dialami petani cabai, kerugian mereka sangat besar terlebih modal yang mereka miliki dari bank,” katanya.

Untuk mengurangi kerugian petani akibat tanamannya yang terendam banjir, kata Amran, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas Pekerjaan Umum (PU) serta instansi terkait lainnya untuk melakukan langkah antisipasi. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu memperdalam parit yang ada di sekitar lokasi pertanian dan pemukiman warga supaya air cepat surut, dan tanaman petani tidak semuanya rusak.

Dengan langkah tersebut diharapkan kerugian petani cabe bisa diminimalisir karena berdasarkan sipat tanaman cabe masih bisa bertahan jika tanaman tersebut tidak terendam sampai satu minggu.

“Mudah-mudahan masih bisa dipanen petani, karena usia capai kan sampai tujuh bulan masa panen. Meski hasil panen nantinya tidak sebanyak saat ini, tapi minimal bisa memperkecil kerugian petani,” kata dia.

Rusaknya tanaman cabe di Pulau Kundur tersebut, kata Amran akan berdampak terhadap harga cabe di pasar dalam Provinsi Kepri, sebab sebagian besar pasokan cabe di Kepri berasal dari Pulau Kundur.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karimun, Sudarmadi mengatakan, kerusakan tanaman cabe dan sayur mayor di Kundur memang akan berdampak terhadap harga cabe dan sayur mayor dipasaran. Oleh karena itu, Pemerintah daerah mengantisipasinya dengan mendatangkan pasokan cabe dan sayur mayur dari luar Provinsi Kepri agar harga cabe dan sayur mayur tidak naik signifikan.

“Kami akui bahwa pasokan cabe dan sayur mayur dari Pulau Kundur sangat penting untuk menekan peningkatan harga yang sudah terjadi selama beberapa bulan ini. Jika panen di Pulau Kundur gagal maka diperkirakan harga cabe dan sayur mayur di Kepri akan melonjak sehingga kami berinisiatif untuk segera memasoknya dari luar Kepri,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar: