Minggu, 13 Maret 2011

Gelombang Tinggi di Kepri Telan Korban

BATAM – Gelombang tinggi yang terjadi di perairan Kepulauan Riau (Kepri) akibat cuaca ekstrim saat ini akhirnya menelan korban, diantaranya dua warga Batam tewas disebabkan perahu atau Boat pancungnya tenggelam lalu sebuah kapal tanker milik salah satu perusahaan asal Singapura juga tenggelam.



Una (55) dan anaknya Mina (19), warga Pulau Todak Kelurahan Ngenang, Nongsa Batam ditemukan tewas kemarin setelah boat pancung yang ditumpanginya tenggelam dihempas gelombang.

“Keduanya tenggelam setelah ombak tinggi disertai hujan menghantam boat pancung antara Perairan Pulau Todak dan Perairan Pulau Kubung,” kata Ketua RT 01 Pulau Kubung, Ateng, Jumat (28/1).

Sebelum tewas, kedua korban diketahui terapung apung sekitar satu jam dan berteriak minta tolong, namun warga tidak dapat menolong karena ombak terlalu tinggi dan angin sangat kencang, sehingga dikuatirkan justru akan menambah korban jiwa jika harus menolong.

Sementara itu, sebuah kapal Tangker berbendera Singapura tenggelam diperairan Bintan pada Kamis (27/1). Kapal tersebut mengangkut sekitar 1.100 ton aspal dari Singapura yang akan dibawa ke Sumbawa. 14 ABK ( anak buah kapal) dinyatakan selamat dalam insiden tersebut setelah mendapat pertolongan warga sekitar yang dibantu TNI AL.

Kapal dengan merk lambung AB 9 itu merupakan milik AB1 Shipping Pte Ltd yang diawaki keseluruhannya warga negara Thailand dibawah manajemen Tipco maritime Co. Ltd.

“Menurut keterangan beberapa ABK, kapal tenggelam disebabkan kebocoran cargo tank karena tertabrak karang, selanjutnya tenggelam di dititik 01' 04" 40 Utara - 104' 42" 40 Timur,” kata Kapolsek Gunung Kijang, AKP Edward Palis.

Seluruh ABK saat ini sudah di evakuasi di RUmah Detensi Imigrasi Tanjung Pinang untuk dilakukanpemeriksaan.

Kepala Kantor Imigrasi Tanjungpinang, Surya Pranata mengatakan, setelah serah terima dengan TNI AL, pihaknya akan membuat surat pendetensian untuk dilakukan tindakan keimigrasian.

"Setelah dilakukan tindakan keimigrasian, setelah itu baru berita acara pemeriksaan kita buat, nantinya kita akan menyelidiki apakah benar karamnya kapal ini musibah atau tidak. Untuk saat ini kejadian tersebut masih dinyatakan kecelakaan," katanya.

Para ABK asal Thailand tersebut, kata Surya tidak akan ditahan seperti tahanan imigrasi lainnya karena mereka bukan warga negara asing yang ingin mencari suaka politik atau pindah ke negara Indonesia atau negara lainnya. (gus).

Tidak ada komentar: