Minggu, 13 Maret 2011

Harga Sembako Masih Tinggi di Kepri

BATAM – Harga kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak makan serta harga daging ayam dan sapi masih tetap tinggi di sejumlah daerah Provinsi Kepulauan Riau, dipicu terbatasnya stok karena transportasi kapal pengangkut barang dari Pulau Jawa terkendala gelombang tinggi akibat cuaca ekstrim.



Sejumlah pedagang di Kabupaten Karimun Provinsi Kepri masih mengeluh terbatasnya stok pangan khususnya beras lokal yang menyebabkan para pedagang harus menaikan harga. Akibatnya penjualan berkurang karena masyarakta mengurangi pembelian sehingga keuntungan yang diterima pedagang tetap rendah meskipun harga sudah dinaikan.

Salah seorang pedagang di pasar tradisional Karimun, Sulastri mengatakan beras lokal saat ini sulit diperoleh, selain itu harganya juga tinggi sehingga banyak pedagang yang menjual beras impor, meskipun harganya juga mengalami peningkatan.

Harga beras impor dari Thailand yang dulunya dijual 180 ribu rupiah per karung ukuran 25 kilo gram, saat ini naik menjadi 200 ribu rupiah dengan

ukuran yang sama. Dengan demikian harga per kilogramnya masih dikisaran 8.000 rupiah per kilogram.

“Harga beras lokal saat ini dijual lebih dari 10.000 rupiah per kilo gramnya sehingga kebanyakan masyarakat beralih mengonsumsi dari beras lokal ke beras impor,” katanya, Kamis (27/1).

Sementara itu, kata Sulastri harga minyak goreng yang sebelumnya 10 ribu rupiah, saat ini naik menjadi 12.000 rupiah per kilogram, begitupun dengan harga gula pasir naik sekitar 10-20 persen. Sementara itu, harga daging ayam dan sapi juga masih tetap tinggi.

Harga daging ayam di Kota Batam yang awalnya hanya 25 ribu rupiah per kilogram saat ini menjadi 45 ribu rupiah per kilogram, sedangkan daging sapi yang tadinya 35 ribu rupiah per kilogram juga naik menjadi 50 ribu rupiah per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar induk Jodoh, Andika mengatakan, sudah hampir dua bulan ini harga daging ayam dan sapi mengalami peningkatakan sejak harga cabe melonjak. Namun ketika harga cabe sudah turun menjadi 50 ribu rupiah per kilogram dari 110 ribu per kilogram, harga daging masih tetap tinggi.

Sementara itu harga kelapa parut juga ikut ikutan naik dari 3.000 rupiah per butir menjadi 5.000 rupiah per butir. Sedangkan harga santan kelapa dari 7.000 rupiah per kilogram menjadi 11 ribu rupiah per kilogram.

Harga ikan juga masih tetap tinggi, Ikan tenggiri misalnya yang biasanya dijual 45 ribu rupiah per kilogram menjadi 58 ribu rupiah per kilogram, ikan kembung dari 28 ribu rupiah per kilogram menjadi 32 ribu rupiah per kilogram sedangkan ikan kakap merah dari 40 ribu rupiah per kilogram menjadi 50 ribu rupiah per kilogram.

"Harga ikan sangat tinggi saat ini karena banyak nelayan yang tidak melaut akibat cuaca buruk dan ombak tinggi sehingga pasokan turun drastis,” kata Andika.

Sementara itu harga cabai rawit hijau yang beberapa pecan lalu melejit hingga 120 ribu rupiah per kilogram saat ini turun menjadi 45 ribu rupiah per kilogram, namun harga tersebut masih diatas harga normal yang hanya 23 ribu rupiah per kilogram.

Sedangkan harga cabai merah turun dari 60 ribu rupiah per kilogram menjadi 50 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan bawang merah birma masih tetap tinggi yakni 20 ribu rupiah per kilogram sedangkan harga normalnya 8 ribu rupiah per kilogram, bawang merah jawa yang semula 20 ribu rupiah per kilogram masih bertahan di harga 24 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan harga bawang putih masih dijual 24 ribu rupiah per kilogram sedangkan harga normalnya 20 ribu rupiah per kilogram.

Para pedagang menyatakan harga harga kebutuhan pokok saat ini masih tetap tinggi. Pedagang sendiri tidak bisa menurunkan harga karena harga dari distributor juga tinggi disebabkan terbatasnya pasokan.

Terbatasnya pasokan tersebut dipengaruhi oleh tidak lancarnya distribusi sembako yang sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa dan Medan yang disebabkan cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menyebabkan perusahaan pelayaran tidak berani mengangkut bahan pangan tersebut.

Pedagang memprediksi harga pangan tetap tinggi hingga satu bulan kedepan jika cuaca ekstrim masih mengganggu pelayaran. (gus).

Tidak ada komentar: