Senin, 28 Maret 2011

Kepri Mengejar Pertumbuhan 10 Persen




Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengunjungi Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau pekan lalu memberi tantangan kepada Gubernur Kepri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 10 persen dalam lima tahun kedepan. Pasalnya, dengan fasilitas yang telah diberikan tiga daerah yakni Batam, Bintan dan Karimun sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone akan banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Kepri, sehingga ekonomi bisa dipacu lebih cepat dibanding daerah lain.




Untuk mengetahui strategi yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Kepri yang berjuluk Negeri Segantang Lada guna menjawab tantangan Presiden dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 10 persen tersebut, berikut petikan wawancara dengan Gubernur Kepri, H.M Sani.

Bagaimana cara anda untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 10 persen ?

Sewaktu Presiden SBY datang ke Tanjung Pinang untuk meresmikan proyek wisata terpadu, kami ditantang oleh beliau agar bisa mancapai pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan di atas 10 persen dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto 42,5 persen dari sektor industri.

Tentu tidak mudah bagi kami untuk mewujudkannya namun jika tidak terlalu sulit karena selama ini angka pertumbuhan ekonomi Kepri selalu diatas rata rata nasional bahkan pernah diatas 8,0 persen. Terlebih saat ini Kepri telah ditetapkan sebagai koridor Sumatra sebagai pusat produksi energi.

Lalu Bagaimana cara untuk mencapainya ?..

Pertama kami akan mengoptimalkan tiga daerah andalan yang berkontribusi besar terhadap ekonomi Kepri yakni Batam, Bintan dan Karimun yang telah ditetapkan sebagai kawasan Perdagandan dan Pelabuhan bebas atau Free Trade Zone.

Untuk itu, perlu adanya sokongan dari pemerintah pusat dengan cara mempercepat revisi PP no 02 tahun 2009 yang menjadi aturan main dalam FTZ BBK. Naskah revisi PP 2/2009 sekarang sudah dikirim Kementerian Keuangan ke Sekretariat Kabinet, dan kami berharap bisa secepatnya keluar sehingga investor bisa berusaha dengan nyaman dan tenang.

Kedua kami akan mengoptimalkan potensi kelautan, pertanian, pariwisata dan jasa yang saat ini belum dikelola secara maksimal, padahal jika dikelola dengan baik akan menjadi potensi ekonomi andalan.

Misalnya disektor pertanian dan perikanan saja, jika pengelolaanya dilakukan secara professional dan produksi bisa ditingkatkan maka bisa mensuffort kebutuhan Singapura yang setiap bulannya membutuhkan puluhan ton ikan dan sayur. Itu bisa dilakukan karena permintaan dari Singapura sangat tinggi.

Strategi lainnya ?..

Kami akan tetap mengenjot sektor industri karena sector ini yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri. Untuk itu promosi investasi di berbagai negara tetap dilakukan dengan harapan bisa memancing investor asing untuk menanamkan modalnya di Kepri.

Pasalnya, Kepri diperkirakan masih membutuhkan investasi asing sekitar 5,6 miliar dollar AS setara dengan 50,6 triliun rupiah dengan kurs 10 ribu rupiah per dollar AS untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi 10 persen.

Anda optimis bisa mencapai target tersebut ?..

Tentunya kami harus optimis.
Terlebih sejak 2010 sudah terdapat ratusan rencana investasi asing dari berbagai negara. Di Batam saja terdapat 114 rencana investasi dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Kemudian di Bintan terdapat 100 lebih rencana investasi dari berbagai negara seperti Rusia, Eropa, Asia dan Singapura.

Kami berharap rencana investasi yang sudah masuk pada tahun 2010 itu bisa terealisasi pada tahun ini juga atau dalam beberapa tahun kedepan sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi 10 persen dalam lima tahun kedepan akan mudah dicapai. (gus).

Tidak ada komentar: