BINTAN – Sekitar 70 personel TNI Angkatan Darat (AD) Kompi Senapan-E Yonif 134/Tuah Sakti mengikuti latihan perang di Kampung Pulau Ladi Desa Tembeling Kecamatan Teluk Bintan yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura untuk meningkatkan profesinal prajuris sekaligus menajaga pulau terluar tersebut dari potensi ancaman dari negara tetangga.
Komandan Kompi Senapan-E Yonif 134/Tuah Sakti Kapten (Inf) Dodiek Wardoyo mengatakan latihan perang tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesional anggota Kompi Senapan-E Yonif 134/Tuah Sakti yang bertugas mengamankan wilayah perbatasan dan pulau terluar. Latihan itu dilakukan sekali dalam tiga tahun dengan materi dimulai dari dasar perorangan dan dilanjutkan ke siap tempur uji regu.
"Jika dinyatakan lulus maka kompi dinyatakan siap tempur dan diperbolehkan melakukan pertempuran di medan perang. Saat ini prajurit terdiri dari tujuh regu masing-masing ditempati 10 personel. Latihan diadakan pagi hari sampai malam hari dan mengutamakan faktor keselamatan. Selama proses latihan prajurit menggunakan peluru hampa dan pistol syarat bertujuan untuk memberikan perintah atau syarat tertentu," katanya, Jumat (27/5).
Dijelaskan, ada enam materi yang menjadi pokok latihan bagi prajurit saat ini. Materi itu berupa pertempuran perjumpaan yaitu suatu tim melaksanakan patroli di kolam atau lokasi yang sudah diamankan, namun tiba-tiba bertemu musuh. Dalam latihan ini kompi disiagakan bagaimana bisa menghadapi pertempuran apabila bertemu dengan musuh dalam keadaan tersebut.
Latihan kedua disebut lawan penghadang yaitu Kompi dalam melaksanakan patroli dihadang musuh yang sudah mempersiapkan diri, hingga bisa meloloskan diri dari penghadangan lawan. Materi lain yaitu penghadangan perkendaraan yaitu Kompi melakukan pergeseran pasukan menggunakan kendaraan, namun mendapat penghadangan. Contohnya membom jembatan atau jalan.
Gubernur Kepri, H M Sani ditempat terpisah mengatakan, Kepri memiliki sekitar 19 pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan China. Sebagian besar pulau tersebut belum berpenghuni, sehingga sehingga rawan terjadi pelanggaran kedaulatan mengingat semuanya berbatasan langsung dengan wilayah negara tetangga.
“Pengamanan pulau terluar termasuk dalam sistem pengamanan laut secara keseluruhan. Hal itu dilakukan antara lain dengan kegiatan patroli laut secara berkala dan pembinaan masyarakat pesisir.” katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar