KARIMUN – Kabupaten Karimun yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas atau free trade zone diperkirakan sulit mendatangkan investor disebabkan masih minimnya infrastruktur seperti air bersih dan listrik.
Data dari PLN Karimun diketahui bahwa pada tahun 2010 terdapat sekitar 4.000 daftar tunggu yang belum bisa dipastikan akan direalisasikan tahun ini. Pasalnya, Karimun masih mengalami defisit listrik.
Bupati Karimun, Nurdin Basirun mengatakan, itu menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi pemerintah daerah karena pemerintah sedang berupaya mengajak investor asing dan domestic untuk menanamkan investasinya di Karimun setelah daerah itu ditetapkan sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau FTZ.
Selain persoalan listrik, Karimun juga ternyata mengalami krisis air bersih. Sudah lebih dari sebulan, air bersih yang disalurkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak mengalir ke kawasan Perumahan warga seperti perumahan Telaga Mas, Kolong, Kecamatan Karimun.
Reni (23) salah seorang warga perumahan Telaga Mas mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga terpaksa membeli air yang dijual menggunakan lori tangki sehingga pengeluaran bertambah.
"Untuk pembayaran air sebulannya sekitar 100 ribu rupiah, tapi berhubung sekarang sudah tak mengalir, maka pengeluaran untuk membeli air pun membengkak. Bayangkan saja dalam satu truk air dibeli seharga 50 ribu rupiah dan itu hanya cukup untuk tiga hari, maka untuk biaya air saja sebulan bisa lebih dari 100 ribu rupiah,” kata Reni.
Krisis listrik dan air bersih yang terjadi di Kabupaten Karimun menyebabkan ratusan perumahan dan Ruko yang dibangun pengembang belum bisa ditempati warga Karena rumah ruko tersebut belum dialiri listrik dan air bersih. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar