Rabu, 20 Juli 2011

Jepang Tambah Investasi di Batam

BATAM – Investor asal Jepang akan menambah investasinya di Batam pada berbagai sektor bisnis, menyusul kunjungan Pengusaha dari Pemerintah Osaka dan Kadin Jepang ke kawasan industri Batamindo dan Kabil untuk menjajaki rencana pembangunan pabrik di kawasan itu.



Kepala Bagian Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) atau Otorita Batam, Dwi Joko Wiwoho mengatakan, perwakilan dari Pemerintah Osaka dan asosiasi pengusaha Jepang semacam Kadin (Kamar Dagang dan Industri Inodnesia) telah berkunjung ke Batam Rabu (13/7). Kunjungan tersebut untuk melihat secara langsung peluang investasi di Batam, untuk itu mereka mengunjungi kawasan industri Batamindo dan Kabil.

“Setelah kunjungan kali ini, investor Jepang akan mengunjungi Batam kembali pada Oktober 2011 untuk kemungkinan merealisasikan rencana tersebut,” katanya, Kamis (14/7).

Menurut Joko, dalam pembicaraan antara Ketua Otorita Batam dan Investor asal Jepang tersebut belum sempat membicarakan bidang usaha yang akan dijalankan serta nilai investasinya karena pihak Jepang masih mempelajari terlebih dahulu keuntungan dan kerugian berbisnis di Batam. Investor Jepang sendiri termasuk pengusaha yang sangat selektif dalam proses realisasi investasinya di Negara lain. Mereka akan mempertimbangkan banyak aspek dan biasanya dibutuhkan waktu dua tahun proses penjajakan.

Joko optimistis, Jepang akan menanamkan investasinya di Batam, karena saat ini Investor asal Jepang merupakan investor terbesar ke dua di Batam setelah Singapura. Jumlah perusahaan Jepang di Batam sebanyak 15 perusahaan dengan nilai investasi 128.818 juta dollar AS. Tingginya investasi Jepang di Batam menyebabkan neraca perdagangan antara Batam dan Jepang terus meningkat setiap tahunnya. Hingga 2008 saja ekspor Batam ke Jepang sebesar 182.320.773 dollar AS sedangkan impornya 334.799.715 dollar AS.

Untuk meningkatkan investasi dari Jepang ke Batam, BP Batam atau Otorita Batam telah mendirikan kantor perwakilan di Negara itu.. Dengan adanya kantor tersebut diharapkan bisa menjangkau lebih dekat investor dari Jepang selain itu juga menjadi tempat untuk menampung keluhan soal investasi di Batam.

Selama ini, beberapa perusahaan Jepang di Batam masih mengeluhkan mahalnya biaya listrik dan biaya Visa on Arrival (VoA). Consulate General of Japan Shigeya Aoyama yang berkunjung ke Batam beberapa waktu lalu mengatakan, beberapa pengusaha Jepang di Batam banyak yang melapor kepada konsulat mengenai pembayaran listrik di Batam yang jauh lebih mahal daripada Singapura. Itu tidak sesuai dengan perjanjian pemerintah dengan investor sebelumnya.

Tarif listrik di Batam, kata Aoyama sama dengan di Vietnam memang namun, pemerintah Vietnam memberi beragam kemudahan lain bagi investor asing, khususnya Jepang. Termasuk soal visa yang murah. Pemerintah Jepang juga mempertanyakan pemberlakuan Visa on Arrival (VoA) bagi warga Jepang. Pemberlakuan ini dianggap rancu, karena bukan hanya warga yang berstatus pekerja saja, namun juga diberlakukan bagi wisatawan Jepang.

Dia mengatakan, banyak keluhan dari warga Jepang berstatus wisatawan yang berkunjung ke Batam. Mereka diwajibkan membayar biaya VoO dengan sistem kelompok, seperti wisatawan berjumlah 4 orang dikenai biaya 10 dollar AS per orang, sedangkan dua wisatawan dikenai biaya 25 dollar AS. Pemberlakukan biaya VoA itu sangat memberatkan warga Jepang, khusunya pekerja dan juga wisatawan. (gus).

Tidak ada komentar: