Selasa, 26 April 2011

Perusahaan di Batam Mulai Terkena Dampak Tsunami Jepang

BATAM – Sejumlah perusahaan elektronik di Batam mulai mengurangi jam kerja dan karyawan paska gempa bumi dan tsunami Jepang sejak beberapa pecan terakhir disebabkan kesulitan mendapat bahan baku yang biasanya di impor dari Jepang serta turunya order.




Ketua Kadin Batam, Nada Faza Soraya mengatakan, sejumlah perusahaan elektronik di Batam mulai kelimpungan karena lesunya order dan sulitnya mendapat komponen bahan baku elektronik yang biasanya dikirim dari Jepang. Oleh sebab itu, beberapa perusahaan telah mengurangi jam kerja serta karyawannya supaya bisa bertahan.

“Ada dua perusahaan elektronik yang kami ketahui telah melakukan penyesuaian karyawan dan jam kerja karena produksi turun paska Tsunami Jepang,” katanya kepada Koran Jakarta, Kamis (21/4).

Kondisi itu kata Nada, akan merambat ke perusahaan lainnya karena banyak perusahaan yang beroperasi di Batam yang berafiliasi dengan perusahaan di Jepang. Untuk itu, Pemerintah daerah harus sigap melakukan langkah antisipasi dengan membuka lapangan kerja baru bagi tenaga kerja yang akan di PHK.

Untuk membuka lapangan kerja baru tersebut, maka pemerintah daerah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif agar investor mau berusaha di Batam, selain itu juga perlu dipertimbangkan untuk memberi insentif khusus kepada investor.

Sementara itu, Direktur Utama Kawasan Industri Panbil Jhon Sulistiawan mengatakan, bencana gempa bumi dan Tsunami Jepang tentu akan berdampak pada industri di banyak negara termasuk di Batam, karena mayoritas perusahaan Jepang merupakan perusahaan global yang memiliki pabrik di banyak negara.

Kawasan Industri Batamindo merupakan kawasan industri terbesar di Batam yang didalamnya terdapat ratusan perusahaan asing yang sebagian besar atau lebih dari 50 persen adalah perusahaan Jepang.

“50 persen PMA di Batamindo adalah Jepang, sehingga dampak Tsunami dan Gempa bumi pasti akan terasa namun saya belum mendapat laporan secara persis dampaknya,” kata dia.

Jumlah perusahaan di Kawasan Industri Batamindo saat ini sekitar 74 perusahaan yang terdiri dari 69 PMA dan 5 PMDN. Jumlah itu mengalami penurunan disbanding lima atau sepuluh tahun lalu yang mencapai lebih dari 100 perusahaan. Penurunan tersebut disebabkan kondisi investasi di Batam yang sering tidak menentu sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum bagi investor.

Meski demikian, manajemen Batamindo juga terus mengajak investor asing untuk menanamkan investasinya. Di awal tahun 2011 terdapat 5 Penanam Modal Asing (PMA) yang akan bergabung di kawasan industri Batamindo.

“Ada beberapa PMA yang sedang melakukan pendekatan dengan kami, tetapi masih sekedar pendekatan, kapan mereka investasi kita tidak bisa pastikan. Namun, tim marketing kami sedang berupaya meyakinkan mereka untuk hadir di BIC," katanya.

Meski jumlah perusahaan yang beroperasi di Batamindo hanya 74 perusahaan namun pekerja yang ditampung cukup banyak yakni sekitar 60.000 tenaga kerja. Jumlah itu akan menyusut jika perusahaan Jepang yang tekena dampak Tsunami mem PHK nya.

Kawasan industri di Batam saat ini berjumlah sekitar 28 kawasan industri dengan 1.278 PMA dan nilai investasi yang sudah ditanamkan ditaksir 3,78 miliar dollar AS. (gus).


Tidak ada komentar: