Selasa, 25 Januari 2011

Cuaca Ekstrim Tingkatkan Penderita DBD dan Diare

BATAM – Cuaca ekstrim dengan tingkat curah hujan cukup tinggi yang terjadi di Batam dikuatirkan meningkatkan penderita penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) dan Diare khususnya pada anak dan balita sehingga pemerintah perlu melakukan antisipasi.



Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Batuaji Batam, dr Asmoji mengatakan, cuaca yang berubah-ubah sejak beberapa pecan terakhir akan mempengaruhi kesehatan masyarakat.

“Jika siang hari matahari bersinar sangat terik, sehingga suasana terasa amat panas, namun tiba-tiba cuaca dapat berubah seketika menjadi hujan dan udara menjadi terasa dingin. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama DBD dan diare,” katanya, Kamis (13/1).

Oleh karenanya, Asmoji mengimbau warga Batam untuk berhati-hati terhadap kondisi cuaca di musim pancaroba saat ini dengan menjaga kebersihan lingkungan untuk memperkecil berkembang biaknya sumber penyakit tersebut.

Pemerintah Daerah juga diharapkan bisa bertindak cepat sebelum jatuh korban dengan cara melakukan penyemprotan atau pengasapan dan memberikan tablet pembasmi jentik jentik nyamuk kepada masyarakat untuk disebar di berbagai tempat genangan air.

“Perubahan udara dan suhu berpengaruh pada tubuh. Sebab tubuh otomatis akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakitpun menjadi berkurang, dan itu membuat kita mudah terserang penyakit,” katanya.

Menurut Asmoji cara efektif untuk menghindari penyakit pada musim pancaroba ini, pertama, kurangi kebiasaan keluar rumah sebab kuman-kuman penyakit mulai menyebar. Suhu yang berubah-ubah membuat virus dan bakteri mudah berkembang biak. Di samping itu, kekebalan tubuh juga menurun.

Kedua, menjaga kebersihan lingkungan dengan cara 3M yakni menguras tempat berkembang biak jentik nyamuk, menutup wadah yang bisa menampung air, dan mengubur kaleng-kaleng bekas untuk membunuh perkembangbiakan nyamuk demam berdarah aedes aegypti serta menguras bak mandi satu minggu sekali.

Ketiga, menjaga kesehatan badan baik kebersihan badan dan menyantap menu makanan yang sehat. Hal lain yang harus dilakukan menjaga kesehatan, melakukan kebiasaan baik seperti berolahraga dan istirahat cukup.

Untuk gejala DBD, katanya biasanya ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus-menerus, disertai ada tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Untuk itu bagi masyarakat yang menemukan keluarga atau kerabatnya dengan cirri tersebut agar segera di bawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk mendapat perawatan.

Menurut Asmoji, banyak masyarakat yang menganggab DBD sebagai penyakit biasa dan bisa di obati, padahal jika si penderita mengalami kondisi patal akibat DBD yang dipengaruhi terlambatnya mendapat perawatan maka bisa menyebabkan kehilangan nyawa.

Sampai saat ini, kata dia belum ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk mengobati penyakit demam berdarah. Karena itu, pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.

Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Makanya keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk.

Sementara itu, salah seorang warga di Batam Centre, Akhyar mengatakan warga di lingkungan tempat tinggalnya sudah banyak yang mengalami gejalan penyakit DBD dan Diare seperti sakit perut dan demam, namun belum ada yang sampai dirawat di Rumah Sakit.

Akhyar berharap pemerintah bisa secepatnya mengatasi perkembangan penyakit tersebut dengan melakukan pengasapan dan menyebaran abate, sebelum ada yang meninggal.(gus).

Tidak ada komentar: