Senin, 03 Mei 2010

Penerbangan Langsung Batam-Cina Mendesak



Foto : Ketua ICBC Kepri menerima Pataka dari Ketua Umum ICBC Ali Markus di Planet Holiday Batam

Kepri Ingin Penerbangan Langsung ke Cina
“15 Perusahaan Cina Segera Masuk Batam”

BATAM – Pengusaha Provinsi Kepulauan Riau yang tergabung dalam Indonesia-Cina Business Council (ICBC) menginginkan adanya rute penerbangan langsungdari Batam ke Cina (Ghuang Zhou atau Shen Zhen), mengingat tingginya transaksi dagang antara kawasan dan diperkirakan akan terus meningkat menyusul berlakunya perjanjian Asean-Cina Free Trade Agrement.



Ketua ICBC Provinsi Kepri yang baru saja dilantik (2/5), Cahya mengatakan hubungan dagang antara Cina dan Kepri sudah dimulai sejak lama, namun banyak melalui perantara atau tengkulak di Singapura. Akibatnya, keuntungan yang diterima oleh pengusaha di Kepri berkurang karena harus berbagi untung dengan tengkulak di Singapura.

“Saya sangat optimistis, jika sudah ada rute penerbangan Batam-Cina maka hubungan dagang antara Kepri dan Cina akan meningkat dan itu juga mengurangi biaya produksi sehingga pengusaha dalam negeri bisa lebih efisien dan keuntungannya yang diperoleh juga bisa lebih besar karena tidak lagi melewati tengkulak di Singapura,” katanya, Senin (3/5).

Selama ini, kata Cahya ekspor dari Kepri ke Cina harus melalui Singapura dan Impor Cina dari Kepri juga harus melalui Singapura. Itu disebabkan minimnya pengetahuan pengusaha Kepri tentang peluang bisnis di Cina begitupun sebaliknya.

Selain itu, belum adanya penerbangan langsung antara Kepri dan Cina juga menghambat kontak dagang dengan Cina. Padahal kontak dagang antara pengusaha Kepri dengan Cina terus mengalami peningkatan.

Pada 2009 saja, melalui data resmi yang dimiliki pemerintah nilai ekspor Kepri ke Cina sejumlah 449 juta dollar AS dan impor 231 juta dollar AS. Itu merupakan angka resmi pemerintah, dan angka rillnya lebih tinggi dari angka tersebut, karena banyak ekspor Kepri ke Cina dilakukan di Singapura sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Kepri.

Selain rute penerbangan langsung dari Kepri ke Cina, Provinsi ini juga membutuhkan keberadaan Bank of Cina di Batam, pasalnya selama ini transaksi dagang yang terjadi antara pengusaha Kepri dan Cina banyak di lakukan melalui Bank of Cina di Singapura dan Jakarta, akibatnya pengusaha di Kepri terpaksa kehilangan pendapatan karena harus membayar sejumlah fee di Jakarta atau Singapura.

Oleh karena itu, kata Cahya pihaknya sudah melakukan pembicaraan secara langsung dengan Duta Besar Cina di Indonesia, Zhang Qi Yue yang juga hadir dalam pelantikan ICBC Kepri.


Investasi Cina

Walikota Batam, Ahmad Dahlan yang menerima kunjungan Duta Besar Cina untuk Indonesia, Zhang Wi Yue Senin (3/5) mengatakan, nilai investasi Cina di Batam masih relatif kecil disbanding investasi dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Taiwan.

Saat ini saja baru terdapat 12 perusahaan asal Cina yang beroperasi di Batam dan 15 perusahaan lainnya masih dalam proses aplikasi dengan total nilai investasi ditaksir 618.330,00 Dollar AS.

“Kita sudah jelaskan soal iklim investasi di Batam kepada Ibu Duta Besar Cina, dan responnya positif, kita juga menjelaskan bahwa Batam merupakan daerah special zone yang sangat dekat dengan Singapura serta Malaysia sehingga punya nilai lebih dibanding kawasan lain di dunia,” katanya. Ditambahkan, infrastruktur di Kota Batam juga cukup bagus begitu juga dengan kondisi keamanan.

Dari hasil pertemuan dengan Dubes Cina, mereka (Cina) mengharapkan adanya kemudahan dalam pengurusan perizinan, oleh sebab itu untuk 15 perusahaan yang akan melakukan ekspansi ke Batam dalam waktu dekat ini, Pemerintah Kota Batam akan membantu untuk mempercepat proses perizinan sehingga dalam tahun ini ke-15 perusahaan itu sudah bisa beroperasi.

Menurutnya dari segi infrastruktur Batam sangat siap menerima investasi dari Cina, namun yang masih kendala saat ini belum adanya Permanent Kontainer Port (Pelabuhan container yang permanent).

Jika Permanent Kontainer Port telah ada, kata dia maka pembangunan Batam akan signifikan.Untuk pembangunan pelabuhan kontainer itu Dubes Cina menawarkan pembiayaan, dan pengerjaannya bisa dilakukan pengusaha lokal.

“Saya katakan siap membantu proses aplikasi perusahaan Cina sebab perusahaan Cina ini betul-betul ingin ekspansi ke luar, jadi apabila kita tidak tangkap, mereka bisa keluar Batam. Apalagi Cina memiliki modal yang cukup besar,” katanya.

Dikatakan, 15 perusahaan Cina yang akan investasi di Batam bergerak dibidang industri besi beton, industri percetakan, industri mur dan baut, industri peralatan dari logam dan industri paku, mur dan baut serta industri logam dasar bukan besi dan penyediaan tenaga listrik. Ke 15 perusahaan ini sudah melakukan aplikasi ke Kota Batam sejak Juni 2009.(gus).

Tidak ada komentar: