Selasa, 18 Mei 2010

Laba PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk Melonjak

JAKARTA – Produsen plat baja berbasis di Surabaya, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk membukukan laba bersih 40,4 miliar rupiah di kuartal satu ini, melonjak dibanding periode sama 2009 yang mengalami rugi bersih hingga 122,4 miliar rupiah. Peningkatan laba dipicu naiknya harga jual plat baja hingga 100 persen dari 400-500 dollar AS per ton di kuartal satu 2009 menjadi sekitar 800 dollar AS per ton pada kuartal satu 2010.




Direktur Gunawan Dianjaya Steel Hadi Sutjipto mengatakan, kinerja perseroan di kuartal satu ini cukup mengembirakan dengan diperolehnya laba bersih 40,4 miliar rupiah, Padahal di periode sama tahun 2009 pihaknya mengalami rugi bersih hingga 122,4 miliar rupiah.

“Meski penjualan kami turun di kuartal satu ini, namun laba bersihnya melonjak disebabkan naiknya harga jual hingga 100 persen sedangkan harga bahan baku turun,” katanya kepada Koran Jakarta, Rabu (5/5).

Meski laba bersih melonjak, kata dia penjualan di kuartal satu ini turun 27,9 persen dari 514,2 miliar rupiah pada kuartal satu 2009 menjadi 370,9 miliar rupiah di kuartal satu ini. Penurunan penjualan disebabkan pasar masih melakukan konsolidasi paska krisis keuangan global.

Dengan capaian yang diperoleh pada kuartal satu ini, kata Hadi pihaknya semakin optimistis kinerja penjualan dan laba bersih hingga akhir tahun bisa tumbuh 40-60 persen sesuai dengan target awal.

Sikap optimistis itu didukung oleh sudah penuhnya orderan pipa baja dari sejumlah negara dan dari pembeli domestik. Nilai penjualan di kuartal dua 2010 ini diperkirakan sekitar 400 miliar rupiah, lebih tinggi dari perolehan di kuartal satu 2010 yang 370,9 miliar rupiah.

“Order hingga Juni ini sudah penuh dari pembeli luar negeri dan domestic,” katanya.

Beberapa negara yang sudah order pipa baja hingga Juni 2019 antara lain, Jerman, Singapura, Timur Tengah dan Australia . Penjualan ekspor di kuartal dua nanti diperkirakan lebih tinggi dari penjualan domestik atau mencapai 60 persen. Sementara itu, harga jualnya cukup fluktuatif namun rata rata sekitar 800 dollar AS per ton.

Hadi mengatakan perseroan sudah memprediksi kinerja tahun ini bakal positif karena mulai pulihnya pasar global paska krisis keuangan. Oleh karena itu pihaknya sudah sejak awal tahun meningkatkan produksi hingga 25 persen dari 24.000 ton per bulan menjadi 30.000 ton perbulan.

Untuk meningkatkan produksi, perseroan menyiapkan dana sekitar 12 juta dollar AS pada 2011-2012 untuk mengenjot kapasitas produksi terpasang hingga 35 persen menjadi 540 ribu metrik ton (mt) dari saat ini 400 ribu mt.

Untuk itu, perseroan akan mengganti mesin penunjang berupa hot leveller, penambahan fasilitas gas cutting line, dan penggantian main motor sebagai penggerak rolling. Selain itu, juga akan menambah fasilitas dapur pemanas (re-heating furnace).

Perseroan sendiri masih mengandalkan pasar ekspor karena harga jualnya cukup tinggi, oleh karena itu penjualan ekspor ditargetkan mencapai 70 persen dari total produksi sedangkan sisanya di jual di dalam negeri.

Sementara itu, penjualan PT Krakatau Steel (Persero) naik 52 persen pada kuartal satu ini menjadi 593.000 ton baja berupa finish product dari 391.000 ton di kuartal satu 2009.

"Penjualan kita naik 52 persen, di negara lain juga kenaikannya mirip. Ini juga yang ikut mendasari kenaikan harga baja, karena demand sudah ada jadi tidak perlu kasih diskon lagi," kata Direktur Pemasaran Krakatau Steel Irvan Hakim.

Dikatakan, hampir di seluruh negara produsen baja terjadi kenaikan harga hingga dua kali lipat, tidak terkecuali Indonesia . Selain permintaan yang tinggi, kenaikan harga baja juga didorong oleh naiknya harga bahan baku baja.

Menurutnya, hingga akhir tahun 2010, permintaan baja nasional akan mencapai 8 juta ton. Pasar masih akan menyerap baja hasil produsen baja nasional karena memang tidak memiliki pilihan lain. Sementara itu, permintaan baja dunia diperkirakan akan naik sebanyak 12 persen tahun ini. Hingga tahun 2009 lalu, permintaan baja inetrnasional mencapai 1,3 miliar ton.

Cina masih menjadi produsen baja terbesar di dunia dengan menyumbang 620 juta ton baja di tahun 2009 lalu. Sementara krakatau Steel berniat memproduksi baja sebanyak 2,4 juta ton tahun 2010 ini.(gus).

Tidak ada komentar: