Senin, 22 Maret 2010

Melongok Camp Pengungsi Vietnam di Galang



Salah satu objek wisata menarik di Kota Batam adalah bekas perkampungan atau camp pengungsi Vietnam yang terletak di Pulau Galang Kota Batam. Bila mengunjungi objek wisata itu, pengunjung di ingatkan tentang tragedi masa lalu yang menyebabkan ratusan ribu warga Vietnam harus hengkang dari negaranya untuk mencari perlindungan.




Camp pengunsi Vietnam merupakan salah satu objek wisata menarik yang bisa dikunjungi bila berada di Batam, tempat itu tidak hanya menawarkan wisata sejarah yang bisa dijadikan pembelajaran namun keasriannya bisa juga menjadi wahana untuk mendapatkan inspirasi bagi yang mendatanginya.

Camp Pengungsi Vietnam terletak di Pulau Galang tepatnya di Desa Sijantung Provinsi Kepulauan Riau. Untuk menuju lokasi wisata itu, wisatawan bisa mencarter taxi atau kendaraan lainnya dengan biaya sekitar 200 ribu sampai 300 ribu, jarak tempuh menuju lokasi itu sekitar satu jam melewati Jembatan Barelang yang menjadi “Ikon” Kota Batam.

Mengunjungi objek wisata itu, tidak terlepas dari sejarah pergelokan negara Vietnam tempo dulu. Sekitar tahun 1979 ratusan ribu penduduk Vietnam bagian selatan melarikan diri meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi ke negara lain paska perang saudara di Vietnam sekitar 1980-an, salah satu negara yang dituju adalah Indonesia .

Para pengungsi itu meninggalkan negaranya menggunakan perahu-perahu yang kondisinya memprihatinkan. Dalam satu perahu bisa ditempati 40-100 orang. Berbulan-bulan para pengungsi terombang-ambing di tengah perairan Laut Cina Selatan, tanpa tujuan yang jelas. Sebagian dari mereka bahkan ada yang meninggal di tengah lautan dan sebagian lagi dapat mencapai daratan, termasuk wilayah Indonesia , seperti Pulau Galang dan Tanjung Pinang.

Gelombang pengungsi ini menarik perhatian Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia . Pulau Galang akhirnya disepakati menjadi tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.

Selanjutnya UNHCR dan Pemerintah Indonesia membangun berbagai fasilitas, seperti barak pengungsian, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah, yang digunakan untuk memfasilitasi sekitar 250.000 pengungsi.

Di tempat itu, para pengungsi Vietnam meneruskan hidupnya sepanjang tahun 1979-1996, hingga akhirnya mereka mendapat suaka di negara-negara maju yang mau menerima mereka ataupun dipulangkan ke Vietnam .

Para pengungsi itu dikonsentrasikan di satu permukiman seluas 80 hektar dan tertutup interaksinya dengan penduduk setempat. Itu dilakukan untuk mempermudah pengawasan, pengaturan, penjagaan keamanan, sekaligus untuk menghindari penyebaran penyakit kelamin “Vietnam Rose” yang dibawa oleh para pengungsi tersebut.

Setelah seluruh pengungsi Vietnam meninggalkan pulau Galang sekitar tahun 1996, Otorita Batam menjadikan tempat itu sebagai objek wisata sejarah dan untuk menunjang Visit Batam 2010 tempat wisata itu dibenahi dan kini semakin terlihat menarik tanpa menghilangkan keasriannya.

Di Camp Pengungsi Vietnam, wisatawan dapat melihat beberapa monumen dan sisa peninggalan dari kamp pengungsian seperti barak barak tempat tinggal, rumah sakit, tempat ibadah, klenteng, ada juga kapal yang digunakan dahulu oleh orang Vietnam untuk mengarungi lautan.

Dari sisa-sisa peninggalan itu, pengunjung dapat membayangkan bagaimana para pengungsi Vietnam mencoba bertahan hidup, jauh dari tanah kelahirannya.

Rina Agustian salah seorang wisawatan asal Jakarta yang ditemui Koran Jakarta mengatakan, dia baru pertama kali mengunjungi Camp Pengungsi Vietnam karena ingin melihat dari dekat kondisi perkampungan pengungsi Vietnam pada masa lalu. Dia juga ingin melihat kapal yang pernah di tumpangi orang Vietnam untuk melarikan diri dari negaranya dan kapal itu sampai saat ini masih ada walaupun sudah agak rusak akibat dimakan rayap.

Oleh karena itu, Rina berharap pemerintah daerah bisa menjaga dan memperbaiki objek yang rusak tersebut karena objek wisata ini sangat berharga dan bisa menjadi bahan pembelajaran sekaligus bukti sejarah tentang hubungan yang sangat erat dan sudah terjalin sejak lama antara Vietnam dan Indonesia .

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Guntur Sakti mengatakan, selain Camp Pengungsi Vietnam , Batam juga memiliki objek wisata menarik lainnya seperti Pantai Melur yang masih asri.

Pantai Melur terletak di pulau Galang dan untuk mencapainya bila dari kota Batam sekitar 45 menit dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan cara menyewanya sekitar 200 ribu sampai 300 ribu per 12 jam.

Letak pantai Melur hanya satu Kilometer dari kawasan wisata Camp Pengungsi Vietnam yang juga terletak di Pulau Galang.

Pantai melur berpasir putih halus dengan lebar pantai sekitar 30 meter dan panjang pantai lebih dari 200 meter.

Kondisi pantai itu masih sangat asri karena belum banyak dikunjungi oleh wisatawan, namun potensinya sangat baik karena pemandangan laut lepas yang menakjubkan.

Di pantai melur, wisatawan tidak hanya bisa menikmati keindahan alamnya namun bisa juga berjemur di bibir pantai dan melakukan olah raga berselancar.

Setelah menikmati wisata sejarah di Camp Pengungsi Vietnam dan menghabiskan waktu menikmati pantai Melur, wisatawan juga bisa mengunjungi objek wisata hutan yakni Hutan Wisata Mata Kucing. Objek wisata ini terletak di sekitar Batu Aji dan jarak tempuhnya relative dekat dari pusat kota yakni hanya sekitar 30 menit dan tersedia banyak kendaraan umum untuk mencapainya.

Di Kawasan Wisata mata kuching, wisatawan bisa melihat kehidupan hewan buas seperti ular dan lainnya, lalu juga bisa menikmati keasrian lingkungan dan tanaman langka yang ada di hutan tersebut. Dan itu menjadi sangat menarik, karena lokasinya dekat dengan pusat kota .

Selepas menikmati kendahan alam di Batam, tak lengkap bila tidak mengunjungi pusat perbelanjaan di Batam karena Batam juga terkenal dengan wisata belanja. Beberapa pusat belanja yang bisa kunjungi seperti Nagoya Hill, kawasan perdagangn Nagoya Jodoh, Mega Mall, Batam City Square, Mall Harbour Bay dan lainnya.

Di pusat perbelanjaan itu, wisatawan bisa mendapatkan aneka produk tidak hanya buatan dari dalam negeri tapi juga mancanegara dengan harga relatif murah, seperti fashion, parfum, jam tangan, komputer jinjing, handphone dan lainnya.(gus).


Tidak ada komentar: