Minggu, 25 Oktober 2009

PT Satunusa Persada Tbk Kurangi Jam Kerja


Tabel : Kinerja PT Sat Nusapersada Tbk, Semester satu (Januari-Juni) 2009

Pendapatan
Sm 1-2008 = 908.846.734.541
Sm 1-2009 = 885.024.312.137

Laba (Rugi) Bersih
Sm 1-2008 = 9.707.652.703
Sm 1-2009 = (23.724.621.836)

Sumber : Bursa Efek Indonesia
Satuan Rupiah


BATAM - Perusahaan perakitan elektronik PT Sat Nusapersada Tbk diketahui telah mengurangi jam kerja karyawannya dari tujuh hari kerja menjadi lima hari kerja dalam satu minggu disebabkan order turun dipengaruhi resesi global. Itu dilakukan untuk menghindari kerugian yang semakin besar pada tahun ini, sebab pada semester satu saja perseroan telah mengalami rugi bersih 23,7 miliar rupiah.

Direktur Utama Sat Nusa Abidin Hasibuan mengatakan, kerugian yang terjadi pada tahun ini tidak bisa dihindari sebagai dampak dari resesi global yang menyebabkan order dari sejumlah pelanggan utama mengalami penurunan karena permintaan barang elektronik secara global juga turun.

“Untuk menghindari kerugian yang lebih tajam akibat turunnya order kami terpaksa mengurani jam kerja menjadi lima hari kerja dalam satu minggu,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, perseroan melakukan beberapa strategi agar kerugian yang terjadi pada tahun ini tidak terlalu besar. Strateginya antara lain, mengurangi jam kerja karyawan dari tujuh hari selama satu minggu menjadi hanya lima hari selama satu minggu. Langkah itu juga dilakukan untuk menghindari pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Perseroan juga melakukan pengurangan jumlah gaji yang diterima Direksi serta mengurangi biaya entertainment secara signifikan, sayangnya dia tidak menyebut secara rinci jumlah pengurangannya.

Strategi lain yang dilakukan adalah memperluas jaringan pemasaran dan mempertahankan daya saing produk, melakukan cost down atau pemangkasan terhadap biaya-biaya yang tidak memberikan kontribusi terhadap perusahaan dengan mempertimbangkan kesempatan ekspansi ditengah krisis, efisiensi dalam proses produksi, mengurangi biaya lembur, menargetkan potongan harga dari semua vendor dan memperluas basis vendor dalam rangka pencarian bahan baku yang berharga murah dan mengimplementasikan anggaran secara ketat dalam menghadapi dampak negatif profitabilitas.

“Dalam kondisi saat ini kami harus melakukan berbagai cara untuk menjaga kondisi keuangan agar tetap terjaga, caranya dengan efisiensi,” kata dia.

Dari laporan keuangan disebutkan, pada semester satu ini (Januari-Juni 2009) perseroan membukukan pendapatan 885 miliar rupiah, turun 2,6 persen dibanding periode sama 2008 yang mencapai 908,8 miliar rupiah. Sementara itu, pada semester satu ini juga perseroan mengalami rugi bersih 23,7 miliar rupiah padahal diperiode yang sama 2008 perseroan membukukan laba bersih 9,7 miliar rupiah.

Ekspansi Usaha

Abidin mengatakan, meskipun kinerja usahanya pada tahun ini tidak begitu baik akibat resesi global, namun pihaknya optimistis tahun depan akan lebih baik karena dampak resesi global sudah berkurang sehingga konsumsi produk elektronik diharapkan naik kembali. Dengan demikian, order untuk produk software dan perakitan produk elektronik dari pelanggannya bisa naik kembali.

Untuk itu, pihaknya telah merencanakan sejumlah investasi untuk pengembangan usahanya, sayangnya dia tidak menyebut rencana pengembangan investasi yang akan dilakukan.

Untuk itu, dia berharap pemerintah bisa menciptakan iklim yang lebih kondusif di Batam dengan cara memangkas birokrasi dan menegakan hukum dengan baik, serta memberantas pungutan liar di daerah. Selain itu, Peraturan Daerah (perda) yang menghambat investasi juga harus dihapuskan.

Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto mengatakan, industri elektronik termasuk industri pendukungnya seperti jasa perakitan elektronik pada semester kedua tahun ini diperkir akan masih tertekan karena permintaan produk elektronik diperkirakan masih lemah akibat dampak krisis keuangan global.

Permintaan produk elektronik, kata dia baru naik pada tahun depan seiring dengan membaiknya industri manufaktur.

“2010, industri elektronik bisa lebih baik dibanding 2009 disebabkan mulai membaiknya industri manufaktur,” katanya, Senin (1/9).

Meski demikian, kata dia pada semester satu 2010 permintaan produk elektronik diperkirakan masih flat, kondisi baru rebound dan membaik pada semester dua 2010 karena daya beli masyarakat sudah mulai membaik.

Oleh karena itu, Rowena menyarankan perusahaan elektronik tetap melanjutkan ekspansi usahanya yang sudah direncanakan, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di 2010. (agus salim).

Tidak ada komentar: