BATAM – Tim patroli Bea dan Cukai Batam gagal mengamankan barang bukti dua kapal KM Muara Jaya dan KM Surya Indah yang membawa barang selundupan berupa elektronik, pita cukai palsu dan lainnya di Perairan Tanjung Sengkungan Kota Batam, Sabtu (12/2) dini hari, setelah diserang sekelompok orang yang diduga rekanan penyelundup kapal tersebut.
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Bea dan Cukai Batam, Suryana menceritakan, pihaknya menangkap dua kapal penyelundup pada Sabtu dini hari yakni kapal KM Muara Jaya dan KM Surya Indah yang menyelundupkan sejumlah barang elektronik, pita cukai palsu dan barang lainnya dari Singapura.
“Kami hanya berhasil membawa satu karton pita cukai palsu yang berisi 220 lembar dengan nilai ditaksir 396 juta rupiah dan barang bukti lainnya yakni sejumlah barang elektronik seperti kulkas, kipas angin, televisi dibawa oleh penyerang," katanya, Minggu (13/2).
Dua kapal tersebut diduga kuat melakukan penyelundupan setelah nahkodanya tidak bisa menunjukan dokumen barang yang dimuat. Penyelundupan itu juga sudah diduga sebelumnya setelah aparat BC Batam mendapat informasi dari aparat di Singapura tentang adanya dua kapal yang membawa barang selundupan dari negara itu.
Setelah kapal ditangkap, kata Suryana tim patroli BC Batam membawanya ke pelabuhan Batu Ampar, namun ditengah jalan diserang sekelompok orang yang diduga rekanan para penyelundup tersebut dengan menggunakan bom Molotov, parang dan batu.
Akibatnya, barang bukti dua kapal tersebut tidak bisa diamankan karena berhasil di rebut oleh penyerang.
Atas kejadian tersebut, BC Batam berasama dengan kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan.
Rawan Penyelundupan
Menurut Suryana, wilayah perairan Tanjung Sengkuang sering dijadikan sebagai lokasi masuknya barang-barang penyelundupan ke Batam sejak lama, namun sampai saat ini pihaknya belum melakukan pengawasan secara ketat di lokasi tersebut. Oleh karenanya sejak kejadian itu, BC Batam akan mulai memetakan kawasan rawan penyelundupan di Tanjung Sengkuang..
"Kita lagi dalam upaya melakukan pemetaan wilayah Tanjung Sengkuang,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Tanjung Sengkuang, Jhoni mengatakan selama ini wilayah Tanjung Sengkuang memang dijadikan tempat berlabuhnya kapal kapal penyelundupan dari Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, dia merasa aneh jika pihak BC Batam dan instansi terkait tidak mengetahui hal tersebut, pasalnya wilayah perairan Tanjung Sengkuang berada di pusat kota Batam bahkan di wilayah itu terdapat markas TNI Angkatan Laut.
Selain itu, aparat kepolisian dan BC Batam juga mestinya sudah bisa menduga sejak lama karena di wilayah Tanjung Sengkuang juga dikenal sebagai tempat berjualan barang barang bekas yang merupakan hasil penyelundupan.
Toko toko barang bekas di Tanjung Sengkuang sudah sangat dikenal warga Batam, bahkan warga luar Batam seperti dari Jakarta juga banyak yang berbelanja barang bekas di Tanjung Sengkuang.
Barang barang bekas yang dijual di Tanjung Sengkuang, katanya memang barang selundupan dan barang itu masuk dari Singapura ke sejumlah pelabuhan rakyat yang tersebar di Tanjung Sengkuang. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar