Kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami pertumbuhan 1,90 persen pada kuartal tiga tahun ini yang dipicu oleh peningkatan kinerja sektor angkutan dan komunikasi akibat bencana gempa bumi di Sumatra Barat.
Kepala BPS Kepri Aminul mengatakan, dari Sembilan sektor ekonomi utama pembentuk PDRB Kepri atas indeks harga, maka sector angkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 3,19 persen.
Hal itu dipicu oleh bencana gempa bumi yang terjadi di Sumatra Barat beberapa waktu lalu yang menyebabkan bergairahnya sector angkutan dan komunikasi dari Kepri ke Sumatra Barat.
Sementara, sektor yang mengalami pertumbuhan terkecil adalah sektor bangunan, keuangan, persewaan dan sektor jasa, yang masing-masing hanya naik 2,01 persen, 1,05 persen dan 1,05 persen.
Kecilnya pertumbuhan pada sektor bangunan dikarenakan beberapa survei di Kepri yang mengalami kenaikan yang sedikit misalanya pembuatan jalan, pelebaran bandara kijang, dan pembuatan jembatan, yang menurut ZUL diperkirakan akan terjadi perubahan kenaikan di tahun 2010.
"Dapat kita lihat ada beberapa jalan, pelebaran bandara, jembatan ke dompak, dan beberapa ruas jalan di kabupaten kota yang masih belum menujukan pertumbuhan, mungkin tahun 2010 sudah ada peningkatan," katanya.
Sedangkan perhitungan nilai atas dasar harga berlaku PRDB, jelas Zul juga terjadi kenaikan yang berbda triwulan II tahun 2009 harga berlaku hanya 15.676.814,19 juta rupiah mengalami kenaikan pada triwulan III tahun 2009 menjadi 16.121.696,11 juta rupiah.
"Harga berlaku PDRB terbesar dipengaruhi oleh sektor Industri pengolahan sebesar 7.484.910,63 juta rupiah dari total harga berlaku triwulan III sebesar 16.121.696,11 juta rupiah sedangkan sektor lain tidak terlalu berpengaruh," kata dia.
Hal yang sama juga terjadi dari sisi penggunaan secara riil, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III tahun 2009 di banding dengan triwulan II tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 11,00 persen, pengeluaran lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 9,96 persen.
Begitu juga pengeluaran komsumsi pemerintah tumbuh menjadi 9,58 persen; impoer barang dan jasa 8,76 persen; pembentukan modal tetap bruto 5,58 persen dan eksport barang dan jasa sebesar 0,60 persen yang sangat sedikit.
Secara nasional PDRB di Kepri, yang hanya menyumbang 16.121.696,11 juta rupiah atau sedikit dari total harga berlaku PDRB secara nasional yang mencapai 1.452,5 triliun rupiah masih jauh dari harapan. Provinsi Kepri sumbang PDRB masih kecil dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera dan Jawa, yang dengan kepadatan penduduknya jauh lebih besar menyumbang PDRB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar