JAKARTA: PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya (“Astra” atau “Perseroan”) pada hari Jumat, 30 Oktober 2009 mengumumkan bahwa kinerja Perseroan pada kuartal ketiga yang berakhir bulan September 2009, mengalami sedikit penurunan dibanding dengan periode yang sama tahun 2008.
Situasi perekonomian Indonesia, yang secara umum tidak terlalu terpengaruh dari dampak krisis ekonomi global, memperlihatkan pertumbuhan dalam sembilan bulan pertama tahun 2009, walaupun dengan angka pertumbuhan lebih rendah, antara lain didukung oleh kuatnya permintaan domestik yang ditandai salah satunya dengan meningkatnya pasar kendaraan bermotor dibandingkan dengan penjualan kuartal sebelumnya, diluncurkannya paket-paket stimulus oleh pemerintah serta relatif kecilnya ketergantungan Indonesia pada pasar ekspor.
Penurunan laba Perseroan terjadi pada bidang usaha Otomotif dan Agribisnis dalam sembilan bulan pertama 2009, namun kondisi ini terkompensasi oleh peningkatan laba dari bidang Jasa Keuangan, Alat Berat dan Kontraktor Penambangan.
”Kinerja Perseroan pada sembilan bulan pertama 2009 belum menyamai pencapaian pada
periode yang sama di tahun 2008, namun kondisi ekonomi kian kondusif dan secara umum akan membaik menjelang akhir tahun ini” ujar Michael D. Ruslim, Presiden Direktur PT Astra International Tbk.
Performa
Pendapatan bersih Perseroan sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2009 mencapai Rp 70,6 triliun atau turun 4% dibandingkan dengan Rp 73,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba usaha mengalami penurunan 5%, yaitu dari Rp 9,96 triliun menjadi Rp 9,50 triliun, sehingga sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2009 laba bersih Astra turun 4% dari Rp 7,4 triliun pada periode yang sama tahun 2008 menjadi Rp 7,1 triliun. Sementara itu laba bersih per saham turun 4% menjadi Rp 1.755 dari Rp 1.821.
Aktivitas Bisnis
Bidang Otomotif dan Jasa Keuangan
Laba usaha bidang usaha Otomotif dan Jasa Keuangan, tidak termasuk perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities, tercatat sebesar Rp 3,3 triliun, turun 3,51% dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Bagian atas hasil bersih (share of results) dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities bidang usaha Otomotif dan Jasa Keuangan mencapai Rp 1,6 triliun, lebih rendah 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Total penjualan mobil sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2009 adalah sekitar 337.000 unit, turun 28% dibandingkan periode yang sama tahun 2008, dikarenakan melemahnya permintaan konsumen, terutama di kuartal pertama dan kedua 2009. Porsi penjualan mobil Grup Astra menurun 18% menjadi kurang lebih 195.000 unit, sehingga pangsa pasar naik menjadi 58% dibandingkan 51% pada periode yang sama 2008.
Di kuartal ketiga Astra meluncurkan beberapa model baru dan facelift, termasuk diantaranya Toyota Camry, Fortuner 2.5G Diesel A/T, Kijang Innova J, new Rush G, new Rush S dan Daihatsu Sirion M.
Sementara itu, penjualan sepeda motor sepanjang tiga kuartal tahun 2009 mengalami
penurunan 14% menjadi sekitar 4,1 juta unit dibanding periode yang sama tahun 2008. PT Astra Honda Motor (AHM) membukukan penurunan penjualan sepeda motor Honda sebesar 16% dikarenakan kompetisi yang sangat ketat, sehingga mencapai pangsa pasar 46%. AHM meluncurkan produk Vario Techno, pada bulan Juli 2009.
Sektor manufaktur komponen juga terpengaruh, dimana PT Astra Otoparts Tbk (AOP) mencatat penurunan laba usaha sebesar 24% terutama dikarenakan tingginya beban usaha. Laba bersih AOP turun 5% menjadi Rp 547 miliar. Perseroan saat ini memiliki 95,65% saham AOP, meningkat dari kepemilikan sebelumnya 93,91%.
Bidang usaha Jasa Keuangan Astra, diantaranya PT Federal International Finance dan Astra Credit Companies selama sembilan bulan pertama mencatat nilai pembiayaan 8% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 19,8 triliun. Sementara itu, laba bersih PT Bank Permata Tbk mencapai Rp 495 miliar, meningkat 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dikarenakan pendapatan bunga yang lebih tinggi dan pendapatan usaha lainnya.
Sumber Daya Alam dan lain-lain
Laba usaha dari bidang usaha Sumber Daya Alam dan bidang usaha lain Astra, yang terdiri dari Agribisnis, Alat Berat, Pertambangan, Teknologi Informasi dan Infrastruktur, menurun 6% menjadi Rp 6,1 triliun, terutama disebabkan penurunan tajam pada harga CPO. Kondisi ini terbantu oleh hasil yang baik dari bisnis alat berat dan pertambangan.
Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,68% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, turun 41% menjadi Rp 1,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat penurunan harga CPO yang berada pada kisaran 21% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, produksi minyak sawit naik 7% menjadi 786.000 ton.
Laba bersih PT United Tractors Tbk, di mana 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan mencapai kurang lebih Rp 3 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun 2009, naik 42% dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Penjualan unit Komatsu turun 41%, namun laba meningkat terutama dikarenakan kontribusi PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT.
Sebagai kontraktor penambangan terbesar di Indonesia, PAMA memberikan keuntungan
dengan adanya ekspansi berlanjut pada sektor tersebut. Selama periode sembilan bulan
pertama 2009 ini, ekstraksi batubara mengalami peningkatan 10% menjadi 48 juta ton dan peningkatan overburden removed sebesar 32% menjadi 435 juta bcm, sementara penjualan dari tambang milik grup usaha Astra tercatat sebesar lebih dari 1,8 juta ton.
PT Astra Graphia Tbk, mengalami penurunan laba bersih sebesar 16% dikarenakan penurunan margin.
Sementara itu investasi Perseroan di bidang infrastruktur menunjukkan performa yang
memuaskan. PT PAM Lyonnaise Jaya, pengelola dan distributor air minum untuk Jakarta
bagian barat, mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 2% menjadi 103 juta meter kubik air. PT Marga Mandalasakti, operator jalan tol, mencatatkan volume trafik sebesar 20,2 juta kendaraan, sama dengan tahun lalu. (Rilis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar