Pekiraan bahwa indeks harga konsumen selama November akan mengalami kenaikan rendah bahkan menuju ke arah deflasi diperkirakan bakal memberi dorongan baru bagi saham-saham di Bursa Efek Indonesia. Kepala Biro Pusat Statistik dalam rapat dengar pendapat dengan DPR menyatakan bahwa pergerakan harga-harga selama 3 minggu terakhir bulan ini menurut BPS stagnan, bahkan cenderung deflasi. Salah satu faktor penting adalah penguatan IDR terhadap USD, membaiknya distribusi dan infrastruktur serta tersedianya pasokan barang secara normal.
Perkembangan ini sangat positif bagi bursa. Kami memandang bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap inflasi seperti barang konsumen, perbankan dan keuangan, eceran, telekomunikasi, farmasi, jalan tol, otomotif dan properti memiliki dorongan naik. Salah satu faktor positifnya adalah membaiknya daya beli masyarakat.
Beberapa hal positif lainnya adalah komitmen Pemerintah untuk mempercepat penyerapan dana stimulus. Diharapkan Pemerintah bisa melakukan inisiasi-inisiasi atas program-program percepatan penyerapan dana stimulus tersebut.
Kasus Bibit - Chandra
Setelah beberapa hari melakukan kunjungan kerja ke KTT APEC di Singapura, Presiden SBY mendapat PR yang paling ditunggu-tunggu masyarakat sehubungan dengan kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dan dugaan pemerasan oleh Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah serta Bibit Samad Rianto. Setelah melakukan verifikasi terhadap setiap ’pelaku’ Tim 8 yang dibentuk oleh Presiden SBY menyelesaikan verifikasi dan rekomendasi yang akan diberikan kepada Presiden perihal kasus Bibit dan Chandra.
Pagi ini Jakarta, Presiden dijadwalkan bertemu dengan Tim 8. Masyarakat dan pers telah mengambil posisi pemihakan kepada Bibit dan Chandra menyusul diputarnya rekaman pembicaraan antara beberapa pejabat Polri dan Kejaksaan dengan Anggodo untuk ’mengatur’ tuduhan palsu kepada Bibit dan Chandra. Presiden nampaknya tidak banyak memiliki pilihan sebagaimana tuntutan rakyat dan pers seputar kasus tersebut. Namun bila Presiden mengambil langkah-langkah yang tidak popular maka pelaku pasar berubah khawatir situasi ini menyeret Jakarta ke krisis kepercayaan.
Dolar AS Kembali Jatuh dorong Saham dan Komoditi di New York
Pelemahan USD telah mendorong pelaku pasar memborong saham dan komoditi di bursa-bursa Global seperti New York. Pelaku pasar di Wall Street semakin percaya diri setelah Gubernur The Fed, Ben Bernanke menyatakan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga perekonomian AS dirasakan memasuki jalur pemulihan secara mantap dan tidak terlalu mengkhawatirkan akan pelemahan USD. Lebih jauh Bernanke menyatakan bahwa inflasi di AS juga telah tertahan seiring dengan lesunya permintaan.
Atas pernyataan ini indeks-indeks saham di New York melonjak rata-rata di atas 1%. Indeks Dow sendiri naik 1,33% ke 10.406. Indeks S&P500 juga naik 1,45% ke 1.109.
Terpicu oleh pelemahan USD yang nampaknya diharapkan oleh bank sentral AS sebagai jalan untuk mendorong pemulihan ekonomi di sana, harga minyak kembali naik mendekati titik $79. Sementara itu harga emas juga mulai galak lagi dan naik menembus titik tertinggi di $1.140.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar