BATAM – Perusahaan semen, PT Semen Batam anak usaha dari Grup Bosowa optimistis dapat merealisasikan rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering/IPO pada Nopember ini. Perseroan akan menggunakan dana IPO untuk modal kerja, perluasan pabrik dan membangun pembangkit listrik.
Head Of Finance PT Semen Batam, Dahlan Alif Nurdin mengatakan, perseroan diperkirakan bakal merealisasikan rencana IPO pada pertengahan atau akhir Nopember tahun ini. Untuk itu, tim dari Bosowa Grup Jakarta telah melakukan audit laporan keuangan perusahaan yang akan diajukan dalam penawaran saham perdana nanti.
“Tim dari Jakarta sudah melakukan audit laporan keuangan pada bulan lalu, sehingga rencana IPO diperkirakan bisa terealisasi pada pertengahan atau akhir Nopember ini,” katanya kepada Koran Jakarta, Senin (2/11).
Laporan keuangan yang telah selesai diaudit yakni laporan keuangan 2008 dan yang masih dalam proses yakni laporan keuangan semester satu 2009. Perseroan, kata Dahlan diperkirakan akan menggunakan laporan keuangan hingga semester satu tahun ini untuk rencana IPO tersebut.
Selama semester satu 2009, kata dia perseroan membukukan penjualan sekitar 200-300 miliar rupiah, lebih tinggi dibanding periode sama 2008. Peningkatan penjualan itu disebabkan naiknya volume produksi.
Sampai akhir tahun ini, Perseroan menargetkan produksi semen sekitar 600 ribu ton, lebih tinggi dibanding produksi 2008 yang 200 ribu ton. Dengan demikian, pendapatan tahun ini bisa mencapai 600 miliar rupiah, naik 200 persen dibanding 2008 yang 200 miliar rupiah.
Untuk itu, beberapa strategi telah dilakukan seperti meningkatkan pemasaran khususnya di kawasan Sumatera. Untuk pasar Batam sendiri, perseroan menargetkan bisa menjadi pemain utama atau market leader. Konsumsi semen di Batam pada 2008 mencapai 600 ribu ton tahun lalu dan tahun ini diperkirakan naik sekitar 10-30 persen, dari jumlah itu diharapkan 50 persennya bisa dipenuhi oleh perseroan.
Menurut Dahlan, dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk membeli mesin produksi agar kapasitas produksi bisa meningkat. Itu dilakukan untuk memenuhi permintaan semen di Batam dan wilayah Sumatra yang setiap tahunnya mengalami pertumbuhan permintaan sekitar 30 persen, dipicu oleh maraknya pembangunan proyek infrastruktur dan property.
Selain itu, dana IPO juga akan digunakan untuk modal kerja dan membangun pembangkit listrik.
Sementara itu, mengenai perusahaan penjamin emisi dan jumlah saham yang akan ditawarkan ke public, Dahlan belum bersedia menyebutkan karena masih menunggu konfirmasi dari Jakarta.
PT CIMB-GK Securities Indonesia dalam riset yang dipublikasikan September 2009 menyebutkan, industri semen cukup prospektif karena permintaan domestik pada semester dua ini akan naik menyusul rendahnya penyerapan di semester satu 2009. Oleh karena itu, harga semen akan menguat.
CIMB-GK Securities Indonesia menjelaskan, permintaan semen domestik selama triwulan I-2009 turun 5,8 persen, sehingga pada semester I-2009 diperkirakan memburuk. Konsumsi yang mencapai rekor tahun lalu juga membuat efek yang tinggi. Apalagi curah hujan cukup lebat dan kondisi perekonomian mengalami perlambatan. Namun, untuk semester II-2009 permintaan semen bakal lebih baik.
Kapasitas produksi semen domestik telah melebihi 90 persen pada 2008, atau lebih tinggi dibanding 80 persen pada 2005-2006 di saat terjadi perang harga. Namun, produksi diperkirakan turun 15 persen tahun ini untuk mencapai level utilisasi tersebut dan memulai kembali perang harga.
Riset itu juga menyebutkan, ketiga produsen semen terbesar di Indonesia saat ini yaitu Semen Gresik, Indocement dan Holcim lebih memperhatikan margin masing-masing daripada memperhatikan pangsa pasar. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar