BATAM – Perusahaan baja milik negara, PT Krakatau Steel diketahui telah meningkatkan utilisasi pabriknya menjadi 87-92 persen, menyusul peningkatan harga baja sekitar 10 persen.
Direktur Pemasaran Krakatau Steel Irvan Hakim mengatakan, perseroan telah meningkatkan utilisasi pabriknya dari kurang 80 persen menjadi 87-92 persen, seiring peningkatan harga baja di pasar domestik dan global. Sayangnya dia tidak dapat menyebut harga jual baja perseroan karena pertimbangan bisnis, namun secara rata-rata nasional menurut dia harga baja saat ini, untuk jenis baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) sebesar 8.500 rupiah per kilogram sedangkan jenis baja canai dingin alias cold rolled coil (CRC) harganya 10.500 rupiah per kilogram. Sedangkan batang kawat atau wire rod sekitar 7.500 per kilogram.
“Bulan ini, pabrik kita sudah full capacity yakni mencapai 87-92 persen karena permintaan baja menunjukan tren peningkatan,” katanya kepada Koran Jakarta, Minggu (1/11).
Harga tersebut, menurutnya lebih tinggi bila dibanding harga jual rata-rata disemester dua 2008. dan bila disbanding dengan harga di awal tahun sudah mengalami peningkatan sekitar 10 persen.
Dengan naiknya harga baja tersebut, perseroan mengambil kebijakan untuk meningkatkan produksi pabriknya menjadi 180 ribu ton per bulan untuk jenis baja HRC dan 60 ribu ton per bulan untuk jenis baja CRC. Sedangkan produksi batang kawat saat ini mencapai 35.000 ton per bulan. Jumlah itu, rata-rata mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen dari bulan sebelumnya.
Menurut Irvan, permintaan baja saat ini cenderung naik baik untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Permintaan yang cukup tinggi untuk kebutuhan perusahaan oil dan gas serta perusahaan galangan kapal. Peningkatan harga tersebut diperkirakan akan terjadi sampai akhir tahun.
Meskipun harga baja naik, Irvan belum tahun berapa nilai penjualan yang akan diperoleh perusahaan sampai akhir tahun. Sebelumnya Taufiqurrahman Ruki yang penah menjabat Komisaris Krakatau Steel mengatakan, perseroan menargetkan nilai penjualan tahun ini sekitar 15,8 triliun rupiah, turun 20,25 persen dibanding 2008.
Rencana IPO
Sementara itu, Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang ketika dikonfirmasi soal rencana IPO belum dapat memastikan waktunya, karena perseroan menyerahkan hal itu kepada pemerintah selaku pemegang saham perusahaan. Perseroan sendiri telah melakukan berbagai persiapan untuk melakukan penawaran saham perdana, termasuk menunjuk perusahaan penjamin emisi, sayangnya dia belum dapat menyebut nama perusahaannya.
Menurut dia, perseroan sebelumnya menargetkan IPO pada semester satu 2010, namun diperkirakan akan molor kembali pada semester dua 2010.
"Kita sudah mendapat izin dari Menteri BUMN dan diperkirakan IPO bisa dilakukan pada semester dua 2010,” katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar