Selasa, 07 September 2010

Arsikon Grup Cari Mitra Strategis

BATAM – Perusahaan properti berdomisili di Batam, Arsikon Grup mencari mitra strategis untuk pengerjaan proyek terbarunya yakni Hotel dan Kondominium yang membutuhkan investasi sekitar 200 miliar rupiah. Dengan dibangunnya proyek tersebut, perseroan berharap pendapatannya bisa tumbuh lebih dari 10 persen.



Presiden Direktur Arsikon Grup Ir Cahya mengatakan, perseroan sedang mencari mitra strategis untuk bekerjasama membangun Hotel dan Kondominium di kawasan wisata terpadu Ocarina Batam Centre yang membutuhkan investasi sekitar 200 miliar rupiah.

“Kami sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa investor untuk membangun hotel dan kondominium namun belum ada kesepakatan, dan hingga saat ini kami masih menjajaki dengan investor lainnya dari dalam dan luar negeri,” katanya, Senin (23/8).

Pembangunan hotel dan kondominium tersebut kata Cahya sudah ada dalam master plan proyek kawasan ekonomi terpadu Ocarina. Dalam kawasan tersebut akan dibangunan pusat wisata, pusat bisnis dan perdagangan serta hotel dan kondominium.

Perseroan saat ini sudah membangun kawasan wisata dan pusat bisnis di kawasan tersebut, selanjutnya akan membangun hotel serta kondominium.

Dengan dibangunnya proyek tersebut, perseroan optimistis nilai asetnya bisa mencapai lebih dari satu triliun rupiah dari posisi saat ini yang sekitar 800 miliar rupiah. Pendapatannya juga diperkirakan naik signifikan namun angkanya belum bisa dipastikan.

Perseroan memperoleh pendapatan sekitar 200 miliar rupiah pada 2007, dan pada 2008 mengalami penurunan akibat terkena dampak krisis keuangan global, namun sejak 2009 hingga saat ini terus mengalami pertumbuhan meskipun tidak terlalu tinggi.

Untuk pendapatan tahun ini, kata Cahya pihaknya berharap angkanya bisa sama dengan perolehan di 2007 yakni 200 miliar rupiah. Untuk perseroan terus membangun proyek baru diantaranya hotel dan kondominium. Hingga saat ini perseroan sudah membangun sekitar 13 proyek perumahan diantaranya San Dona, Citra Indah 1, Citra Indah 2 dan Golden Gate.

Menurut Cahya permintaan properti (perumahan) di Batam saat ini terus mengalami peningkatan dipicu bertambahnya jumlah penduduk Batam dan semakin tingginya keinginan warga asing khususnya dari Singapura dan Malaysia untuk memiliki properti di Batam.

“Keinginan warga Malaysia dan Singapura untuk membeli perumahan di Batam cukup tinggi karena harga perumahan di Batam sangat murah jika dibanding Singapura ataupun Malaysia , namun keinginan tersebut terbentur regulasi,” katanya.

Dijelaskan, regulasi yang ada saat ini menghambat keinginan warga asing untuk membeli properti di Indonesia karena dalam PP nomor 41 tahun 1996 hak kepemilikan warga asing hanya 25 tahun, padahal negara Singapura memberlakukan masa 99 tahun.

Oleh karenanya, Cahya berharap rencana pemerintah yang akan merevisi peraturan tersebut bisa cepat dilaksanakan, dan diharapkan jangka waktunya bisa mencapai 99 tahun sama dengan Singapura.

Cahya optimistis jika masa kepemilkan property bagi warga asing di perpanjang maka industri properti di Batam dan Indonesia akan tumbuh signifikan.

Riset yang dilakukan Asia Securities menyebutkan industri properti nasional tahun ini akan mengalami pertumbuhan signifikan. Untuk ruang sewa perkantoran diprediksi tumbuh 0,93 persen, sementara penjualan ruang perkantoran diprediksi melonjak hingga 95,72 persen. Pertumbuhan permintaan juga akan terjadi untuk apartemen, hotel dan kondominium.

Pertumbuhan industri properti tahun ini dipicu oleh beberapa hal antara lain, propek pertumbuhan ekonomi nasional diatas 5,5 persen, turunnya suku bunga acuan atau BI Rate yang memangkas suku bunga kredit bank serta meningkatnya daya beli masyarakat. (gus).

Tidak ada komentar: