Senin, 20 Desember 2010

Pelayanan Haji 2010 Belum Memuaskan

BATAM – Hasil evaluasi pelaksanaan layanan ibadah haji melalui embarkasi Batam merekomendasikan untuk meningkatkan layanan transportasi udara, sebab para jemaah tidak puas dengan layanan yang diberikan Saudi Arabia Airlines selaku maskapai yang diberi tanggung jawab pemerintah RI untuk menerbangkan para jemaah dari Batam ke tanah suci.



Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Batam, Erizal Abdullah mengatakan, hasil evaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010 yang melalui Embarkasi atau Debarkasi Batam menyimpulkan bahwa layanan yang diberikan belum memuaskan karena masih banyak jemaah yang mengeluh.

Beberapa layanan yang banyak mendapat keluhan dari jemaah, pertama, mengenai transportasi udara dari dan ke tanah suci yang dilakukan Saudi Arabia Airlines sebagai satu-satunya maskapai penerbangan yang mengangkut jemaah haji Embarkasi/Debarkasi Batam dari pemberangkatan hingga kepulangan.

Saudi Arabia Airlines yang mendapat kontrak pengadaan transportasi udara dari pemerintah melalui Kementerian Agama RI dinilai telah melanggar kontrak perjanjian. Pelanggaran kontrak yang dilakukan Saudi Arabia Airlines adalah dalam penyediaan crew atau panitia saat pemberangkatan kloter 1 dan kloter 2.

Dalam kontrak disebutkan bahwa pihak Saudi Arabia Airlines mestinya menyiapkan sedikitnya 7 crew yang bisa berbahasa Indonesia untuk melayani satu kloter jemaah haji yang jumlahnya 450 orang. Namun dalam realisasinya pihak Saudi Arabia Airlines hanya menyediakan 2-3 crew saja sehingga pelayanan yang diberikan kepada 450 jemaah dari embarkasi Batam tidak maksimal.

"Kurangnya crew sangat berdampak pada pelayanan jemaah haji saat di perjalanan, bahkan banyak jemaah yang tidak mendapat layanan sama sekali terutama bagi jemaah yang sakit dan sudah tua,” katanya, Kamis (15/12).

Oleh karena itu, Erizal berharap pemerintah melalui Kementrian Agama melakukan protes dan meminta konpensasi kepada pihak Saudi Arabia Airlines yang telah menelantarkan para jemaah haji Indonesia asal embarkasi Batam yang melayani jemaah dari beberapa provinsi di Sumatra dan Kalimantan.

Selain layanan transportasi udara, para jemaah juga masih banyak yang mengeluhkan layanan kesehatan terutama bagi jemaah yang sudah menderita penyakit sejak dari tanah air. Minimnya layanan kesehatan menyebabkan banyak jemaah yang meninggal yakni sekitar 28 jemaah lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya 18 orang. Rata-rata jemaah haji yang meninggal disebabkan sakit cardiac arest, sakit sistem pernapasan dan sirkulasi serta sakit jantung dengan usia sekitar 63-79 tahun.

Hingga hari ini, bahkan masih ada sekitar 8 jemaah haji Indonesia yang masih di rawat di Arab Saudi. Dari delapan orang yang dirawat, enam orang asal Kalimantan Barat yaitu Kitong Arfan bin Daeng Maluru yang tergabung dalam kloter 22 dari Kabupaten Sanggau, Rustinah binti Husin, kloter 22, dari Kota Pontianak dan Zainal Abidin Saini, kloter 20, dari Kabupaten Singkawang. Lalu, Sahara Sain binti Sain, kloter 22 dari Kabupaten Sambas, Rahmat Subandi dari kabupaten Ketapang dan M Anang bin Kasih, kloter 18 dari Kabupaten Pontianak.

Seorang haji asal Provinsi Jambi yang dirawat di RS Arab Saudi yaitu Siti Aisyah binti Abdul Hamid, kloter 16 dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan seorang asal Riau yaitu yarifuddin bin Salmah, kloter 13 dari Kabupaten Indragiri Hilir.

”Para haji dirawat karena beberapa keluhan penyakit, di antaranya diabetes dan stroke dan mereka akan dipulangkan ke Tanah Air bila kondisi kesehatannya telah membaik.,” kata Erizal.

Sementara itu, para jemaah asal Embarkasi Batam mengeluh karena masih minimnya layanan yang diberikan panitia, padahal panitia di awal pemberangkatan berjanji akan memberi layanan maksimal karena sudah mendapat sertifikat manajemen mutu ISO 9001-2008 tentang pelayanan haji yang diterima kementerian agama.

Lestari (49) salah seorang jemaah asal Batam mengatakan, panitia harus lebih meningkatkan layanannya karena banyak jemaah yang terlantar, terutama untuk jemaah yang sudah uzur dan memiliki penyakit kronis. (gus).

Tidak ada komentar: