BATAM – Jumlah penderita HIV/Aids di Batam Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat setiap tahunnya termasuk jumlah yang tewas. Pada kuartal pertama (Januari-Maret 2011) saja sudah 23 orang meninggal disebabkan Aids yang berarti rata-rata 7-8 orang meninggal setiap bulannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Chandra Rizal mengatakan, jumlah penderita HIV/.Aids termasuk korban yang sudah meninggal di Kota Batam mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun penyuluhan dilakukan.
Pada tahun 2009 saja terdapat 36 orang meninggal dunia disebabkan Aids yang berarti setiap bulannya terdapat 3 orang meninggal akibat Aids. Lalu pada tahun 2010 terdapat 43 orang meninggal yang berarti ada sekitar 4 orang meninggal setiap bulannya disebabkan Aids.
“Dalam kurun waktu tiga bulan di tahun 2011 ini terdapat 23 orang atau rata-rata 7 sampai 8 orang per bulan yang meninggal dunia. Sedangkan jumlah penderita HIV sebanyak 85 orang dan yang sudah positif Aids sebanyak 33 orang,” katanya, Rabu (13/4).
Menurut Rizal, penyebaran virus HIV/Aids di Batam seperti fenomena gunung es yang terus mengalami peningkatan jumlah penderita hingga berakhir dengan meninggal dunia. Jumlah yang tercatat secara resmi tidak sebanding dengan jumlah yang sebenarnya karena kebanyakan keluarga tidak mau mempublikasikan atau melaporkan anggota keluarganya yang meninggal akbiat Aids.
Dikatakan, masih banyak penderita HIV/Aids yang menutup diri dan tidak melaporkan penyakitnya kepada instansi berwenang, padahal itu perlu untuk mendapat penanganan atau pengobatan secara dini agar nyawanya bisa diselamatkan.
Salah satu faktor penyebab tingginya penderita HIV/Aids di Batam adalah maraknya tempat prostitusi sebagai dampak negatif atas kemajuan pembangunan kota Batam
Munculnya tempat-tempat prostitusi baik yang illegal maupun yang legal tersebut semakin memudahkan potensi berkembangnya penyebaran virus HIV/Aids di masyarakat.
Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) melakukan berbagai program untuk mengurangi penderita HIV/Aids di Batam. Salah satu program yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan, sosialisasi ataupun pemeriksaan darah di tempat-tempat beresiko seperti di lokalisasi Teluk Pandan Sintai ataupun di Mat Belanda Belakang Padang.
Sementara itu, Koordinator Konsulat Klinik konseling dan testing HIV/AIDS Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam, Francisca Tanzil mengatakan pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang HIV/Aids di masyarakat untuk menekan penularannya.
RSBK Batam sendiri menyediakan pelayanan, perawatan serta pengobatan bagi masyarakat yang terkena HIV/AIDS. Program itu meliputi konseling (penyuluhan), testing (pemeriksaan), serta pengadaan pengobatan.
Perawatan yang dilakukan di RSBK menggunakan metode ARV ( antiretroviral ) yaitu obat yang bisa menekan jumlah pengembangan virus HIV/Aids bagi pengidapnya. Saat ini ada sekitar 87 orang dengan rincian, laki-laki 54 orang dan perempuan 33 orang yang melakukan pengobatan di RSBK. Jumlah tersebut masih relatif kecil dibanding dengan jumlah keseluruhan penderita HIV/Aids secara rill.
Sedikitnya jumlah penderita HIV/Aids yang melakukan pengobatan secara dini disebabkan faktor lingkungan yang menyebabkan mereka merasa malu untuk melakukan pengobatan. Padahal, kondisi tersebut sangat membahayakan nyawa penderita tersebut jika penyakitnya tidak ditangani secara dini.
Menurut Fransisca, sebagian besar penderita HIV/Aids di Batam adalah laki laki yang sering melakukan hubungan seks secara bebas dengan pekerja seks komersial ataupun pengguna Narkoba.
”Jumlah warga Batam yang mengikuti proses konseling atau konsultasi pemeriksaan diri sebanyak 3.103 orang. Dari jumlah itu, 305 adalah laki-laki dan sisanya perempuan,” katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar