JAKARTA – Perusahaan tekstil, PT Sunson Textile Manufacture Tbk sedang mempertimbangkan untuk mengurangi volume produksi dan jumlah pekerja pada tahun ini, dipicu adanya tekanan penjualan akibat masih lemahnya daya beli masyarakat ditambah lagi dengan rencana pemerintah yang akan menaikan tarif listrik serta adanya perjanjian perdagangan bebas antara Asean-Cina.
Sekretaris Perusahaan Sunson Textile Manufacturer Eduardus Gunawan mengatakan, kinerja perusahaan tahun ini cukup tertekan karena beberapa hal, pertama daya beli masyarakat masih rendah, itu terlihat dari minimnya order yang diterima dari pelanggan domestik dan pelanggan di luar negeri di kuartal pertama 2010 ini.
“Kami tidak terlalu optimistis dengan kinerja tahun ini karena banyak tekanan dalam produksi dan penjualan sehingga nilai penjualan diprediksi bisa lebih rendah dibanding realisasi penjualan 2009,” katanya, Selasa (23/3).
Kedua, adanya kesepakatan perdagangan bebas antara Cina dan Asean yang menyebabkan maraknya produk tekstil khususnya benang tetron, kartun dan polyester asal Cina yang membanjiri pasar lokal.
Ketiga, adanya rencana pemerintah yang akan menaikan tariff dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen sekitar Juni ini yang akan mempengaruhi biaya produksi.
Oleh karena itu, kata Gunawan pihaknya akan mempertimbangkan untuk menurunkan produksi, namun jumlah penurunannya belum bisa dipastikan. Kemudian, perseroan juga akan mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah pekerja dengan cara PHK. Jumlah karyawan saat ini sekitar 3.271, jumlah itu sudah berkurang bila dibanding 2008 yang mencapai 3.423 orang.
Meski demikian rencana itu akan dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan order atau pesanan dari pelanggan.
Selain mengurangi produksi dan karyawan, kata Gunawan, pihaknya juga mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah jam kerja. Saat ini karyawan kerja setiap hari dalam satu minggu dan satu hari bekerja selama 24 jam untuk beberapa shipt karyawan.
Kemudian, dari segi harga jual, pihaknya berusaha keras untuk mempertahankan harga jual, namun bila rencana kenaikan TDL jadi terealisasi yang berpengaruh pada peningkatan biaya produksi, maka kenaikan harga jual pun tidak bisa dihindari.
Penjualan Turun
Dengan adanya tekanan tersebut, kata gunawan pihaknya tidak terlalu optimistis dengan kinerja penjualan tahun ini. Meski demikian, perseroan masih menargetkan secara konservatif dengan angka pertumbuhan 10 persen dan kalaupun terjadi penurunan penjualan juga sekitar 10 persen disbanding 2009.
Nilai penjualan pada 2009 diperkirakan sekitar 480,3 miliar rupiah, turun 12,5 persen disbanding 2008 yang 540,2 miliar rupiah.
Perseroan saat ini masih memproduksi benang, tetron dan polyester serta tekstil setengah jadi. Namun, sebagian besar pendapatan atau 80 persen di kontribusi dari penjualan benang.
Produk tersebut sebagian di ekspor dan sebagian lagi untuk memenuhi pasar domestik. Pada Juni 2009 nilai ekspor perusahaan mencapai 108 miliar rupiah sedangkan penjualan dalam negeri 112,2 miliar rupiah. Negara utama tujuan ekspor adalah Asia , Eropa dan Amerika Latin.
Sementara itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia sekitar 10,66 miliar dollar AS pada 2010.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno mengatakan, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil nasional tahun ini diprediksi lebih tinggi dibanding 2009 yang 9,4 miliar dollar AS, hal itu didorong oleh pemulihan ekonomi di negara-negara maju sudah tuntas. Dengan demikian, permintaan terhadap produk TPT dapat meningkat yang berarti ekspor TPT Indonesia juga meningkat.
Meski demikian indsutri TPT nasional masih harus menghadapi tantangan kebijakan perdagangan bebas berdasarkan perjanjian FTA ASEAN-China yang akan berlaku 1 Januari 2010. Bea masuk 0 persen dari China berdasarkan perjanjian tersebut akan berdampak serius bagi pasar domestik TPT. Terlebih hingga saat ini, China telah menguasai 15 persen pasar TPT domestik.(gus).
3 komentar:
udah aja pak phk semua karyawannya biar ga pusing
ges we pa jual pabrikna daripada gajihan di dp wae lier ey kanu babatok mun te sanggup mah ges we phk an kabeh
sakitu ges di gawean masih di dp wae komo lamun nginjem boro 2 mere dasar perusahaan te gableg kaera
KANDEL KULIT BENGET
Posting Komentar