Pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan, seluruh biji kopi dihancurkan, lalu ditambahkan minyak. Lalu adonan ini dibentuk berbentuk bundar dan menjadi makanan. Sampai saat ini, beberapa suku di Afrika masih memakan kopi dalam bentuk seperti itu.
Seiring dengan perkembangan jaman, kopi justru banyak digunakan sebagai minuman pengganti anggur. Banyak orang membuat minuman seperti ini dengan menuangkan air mendidih ke biji kopi yang sudah dikeringkan.
Cara menyajikannya, biji kopi dikeringkan lalu dipanggang dan digiling dalam batok. Hasilnya kemudian bisa menjadi minuman kopi yang nikmat. Kemudian ditemukan mesin penggiling biji kopi yang memudahkan untuk menyajikannya.
Tidak disangsikan lagi, sebagian besar penduduk dunia menyukai minum kopi sehingga wajar bila bisnis kedai kopi tumbuh bak jamur di musim hujan. Pengusaha kopi pun mulai membangun kedai secara modern dan kalau dulu kedai kopi hanya ada di pinggir jalan atau di kaki lima , saat ini kedai kopi sudah merambah ke pusat perbelanjaan mewah hingga hotel bintang lima .
Sebut saja misalnya Starbucks, Godiva, Coffe Bean dan lainnya yang merupakan pemain asing dalam bisnis jualan kopi di Indonesia yang merambah pusat perbelanjaan mewan dan hotel berbintang, namun pengusaha nasional pun tidak kehilangan ide untuk mengembangkan bisnis yang sama sepertihalnya yang dilakukan Ashari dengan Kopi Tiamnya yang sudah membuka 9 outlet di empat kota besar Indonesia .
Konsep bisnis yang dijalankan Ashari juga sudah berkembang dan tidak hanya mengandalkan modal sendiri dengan tenaga kerja yang terbatas tapi sudah mulai merambah dengan konsep kerjasama layaknya waralaba.
Menurut Ashari, dari pengalamannya menjelajah di beberapa negara seperti Australia, Singapura dan Eropa dia mendapat ide untuk membuat kedai kopi dengan nuansa modern yang menyajikan kopi secara sehat dan segar. Konsep bisnisnya pun berubah dan mulai mengajak mitra atau berjaringan untuk memperbesar kapasitas usahanya.
Untuk itu, Ashari menawarkan konsep kerjasama dengan modal awal hanya 190 juta rupiah. Dengan investasi itu, pengusaha yang akan membuka kedai kopi bisa
mendapatkan manejemen yang diolah secara professional, kemudian menu dan bahan baku dengan kualitas nomor satu.
Pemilik modal akan memiliki usaha tersebut sepenuhnya dan tidak ada pembayaran royalty sepertihalnya dalam konsep waralaba atau frainchaise.
Untuk memulai bisnis tersebut, pemilik modal hanya menyediakan lokasi kafe dan dana investasi dan kami, kata Ashari akan menyiapkan semuanya mulai dari desain logo, branding, on site store opening, training karyawan, café desain, drawing dan renovasi café.
Pihaknya juga kata Ashari akan menyiapkan equipment selection dan sourching atau peralatan kafe mulai dari mesin kopi, cangkir, peralatan café hingga rencana bisnis.
Di Indonesia, kata Ashari bisnis kedai cukup marak itu terbukti dengan bermunculannya kedai kopi asing dari Amerika maupun Eropa. Pengusaha nasionalpun sebenarnya punya peluang untuk mengembangkan kapasitas usahnya bila bisnisnya dikelola secara professional.
Untuk itu, Ashari mengajak masyarakat Indoenesia yang ingin mengeluti bisnis kedai kopi untuk bergabung dan dia cukup optimistis prospek kedepannya cukup baik, karena konsumsi akan tetap tumbuh seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar