JAKARTA – Produsen plat baja, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk meningkatkan produksi sebesar 25 persen dari 24.000 ton per bulan menjadi 30.000 ton perbulan seiring dengan meningkatnya harga baja internasional. Harapannya pendapatan melonjak 40-60 persen pada tahun ini dibanding 2009.
Direktur Gunawan Dianjaya Steel Hadi Sutjipto mengatakan, hampir seluruh jenis baja mengalami peningkatan harga signifikan di awal tahun ini sehingga kami mengoptimalkan kapasitas produksi dengan cara meningkatkan volume produksi menjadi 30.000 ton perbulan dari 24 ribu ton per bulan pada 2009.
“Di kuartal satu ini harga baja sangat bagus dan naik hingga 100 persen sehingga kami harus meningkatkan produksi hingga kapasitas maksimum atau sejumlah 30.000 ton perbulan,” katanya, Kamis (25/3).
Menurutnya, harga rata rata plat baja sepanjang 2009 hanya 400-450 dollar AS per ton, dan saat ini sudah mencapai sekitar 700 dollar AS per ton. Harg itu diprediksi bakal berlanjut hingga akhir semester satu ini dan pada semester dua 2010 baru mengalami koreksi.
Meski demikian, kata Hadi pelonjakan harga plat baja di semester satu ini akan memberi kontribusi cukup signifikan pada pendapatan perusahaan sehingga pihaknya berani menargetkan pertumbuhan pendapatan 40-60 persen pada tahun ini dibanding 2009, sayangnya dia belum berani menyebut angka pendapatan 2009 karena masih dilakukan audit.
Melonjaknya harga baja juga kata dia di iringi dengan membaiknya permintaan dari pasar global. Oleh karena itu, pihaknya mempertahankan volume ekspor sebesar 70 persen dari produksi dan 30 persen untuk pasar domestic, beberapa negara tujuan ekspor utama adalah Eropa, Timur Tengah, Asean dan Australia.
Menurut Hadi, meskipun kinerja pada tahun ini meningkat namun pihaknya masih belum berencana melakukan ekspansi usaha karena sesuai dengan rencana jangka panjang, pihaknya baru akan melakukan ekspansi usaha dengan cara meningkatkan kapasitas pabrik pada 2011.
Sebelumnya Hadi mengatakan, perseroan akan menginvestasikan dana sekitar 12 juta dollar AS pada 2011-2012 untuk mengenjot kapasitas produksi terpasang hingga 35 persen menjadi 540 ribu metrik ton (mt) dari saat ini 400 ribu mt.
Untuk itu, perseroan akan mengganti mesin penunjang berupa hot leveller, penambahan fasilitas gas cutting line, dan penggantian main motor sebagai penggerak rolling.
Selain itu, juga akan menambah fasilitas dapur pemanas (re-heating furnace).
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (KS) Irvan Kamal mengatakan, harga baja di awal tahun ini mengalami peningkatan signifikan di picu oleh beberapa factor antara lain melonjaknya harga bahan baku baja, yaitu bijih besi sebesar 50-60 persen. Saat ini harga bijih besi berada pada kisaran 90-120 dollar AS per ton.
Kemudian dipengaruhi oleh permintaan baja di China dan luar China yang meningkat, khususnya setelah libur tahun baru. Kenaikan harga baja domestik juga ditambah dengan kenaikan harga scrap internasional yang saat ini dipasarkan di kisaran 375 dollar AS.
"Harga-harga ini masih tergantung lagi dengan harga minyak mentah dunia yang sudah hampir menyentuh 82 dollar AS per barel," katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar