Beberapa faktor yang muncul di awal tahun 2010 ini akan menjadi modalitas penting bagi kenaikan saham-saham di Jakarta. Faktor pertama adalah pengumuman inflasi Desember 2009 oleh Biro Pusat Statistik. Para ekonomi memprediksi inflasi bulan Desember akan meningkat ke kisaran 0,5% - 0,7% namun secara relatif masih cukup jinak masih di bawah 1%.
Beberapa faktor yang mendorong inflasi tinggi di bulan Desember adalah meningkatnya konsumsi masyarakat di masa perayaan Idul Adha, Perayaan Natal dan Tahun Baru. Harga-harga minyak tanah, semen serta sandang (baju dan perhiasan), pendidikan, (pendidikan, olah raga dan rekreasi) serta perhubungan (transportasi dan komunikasi) diperkirakan meningkat tajam. Alhasil inflasi tahunan 2009 diperkirakan akan mencapai 3,0% - 3,5%.
Faktor kedua adalah pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 5,0%/5,5%. Pemerintah mencoba mendorong kebijakan fiskal yang ekspansif guna meningkatkan daya beli masyarakat dengan mempertahankan kebijakan subsidi. Ini berarti harga minyak diperkirakan akan tetap dipertahankan, program BLT dan PNPM Mandiri akan dipertahankan pula.
Angka pertumbuhan ekonomi 5,5% berarti Pemerintah akan memperbaiki dua faktor penting yaitu Investasi dan Ekspor. Selain peningkatan kapasitas pelabuhan dan pemberlakuan Single National Window dalam kepabeanan, pembangunan infrastruktur tetap dipertahankan paling tidak minimum 20% dari APBN.
Faktor Ketiga adalah sikap tegas Presiden tidak akan menonaktifkan Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pesan kepada DPR bahwa apa pun proses Hak Angket dalam kaitan Bank Century tidak akan dibayar dengan pemakzulan Kabinetnya. Sikap tegas ini penting agar masyarakat pasar modal mengetahui batasan dalam proses politik tentang Bank Century.
Faktor Keempat adalah situasi bursa global sedang menggeliat positif berkaitan dengan January Effect. Bursa-Bursa regional seperti mengikuti arah dan perkembangan bursa utama dunia seperti New York, London, Frankfurt dan Tokyo. Salah satu indikator penting adalah angka-angka pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Tentu hal ini akan memberikan induksi ke Jakarta.
Saham-Saham Domestik Tetap Menjanjikan
Atas perkembangan dan harapan-harapan di awal tahun di atas, kami masih merekomendasikan saham-saham yang berorientasi ke pasar domestik sebagai andalan. Saham-saham domestik tersebut adalah antara lain:
1) Saham perbankan, kami merekomendasikan BMRI dan BBNI. BMRI masih relatif diskon dibanding saham BBCA dan memiliki prestasi bagus di sektor kredit konsumen dan kredit korporasi. BBNI paling murah dalam valuasi di antara 4 bank besar BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI, yaitu 2,0x PBV.
2) Saham Semen dan Infrastruktur, kami juga sangat bullish pada saham-saham semen seperti SMGR dan INTP serta saham infrastruktur seperti ADHI, WIKA, JSMR.
3) Saham Automotive, ASII. Daya beli masyarakat bawah yang stabil akan mendongkrak penjualan sepeda motor dan mobil di tahun 2010.
4) Saham Barang Konsumen dan Farmasi, UNVR dan KBLF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar