BATAM – Produk buatan Cina seperti telepon genggam, makanan ringan dan mainan anak mulai membanjiri pasar di Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sejak dibukanya perdagangan bebas Asean Cina (Asean-Cina Free Trade Agreement) pada awal tahun 2010.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepri, Cahya kepada Koran Jakarta mengatakan, kebijakan pasar bebas Cina Asean sudah diberlakukan dan saat ini sudah tidak ada lagi sekat sekat perdagangan antara dua kawasan, sehingga wajar bila banyak produk dari luar negeri seperti Cina masuk ke Batam.
Kebijakan itu, kata dia mestinya disikapi dengan positif oleh masyarakat dan pelaku ekonomi agar bisa meningkatkan kualitas produknya sehingga bisa bersaing dengan produk sejenis dari negara lain. Sementara itu, bagi masyarakat dihimbau agar bisa meningkatkan rasa nasionalismenya dengan tetap membeli produk produk buatan dalam negeri.
Sementara itu, di pusat perbelanjaan di Batam seperti di Top 100, Centre Point, Jodoh Centre marak ditemukan perdagangan produk produk luar negeri khususnya dari Cina, Malaysia dan Singapura, antara lain Handphone Blacberry, makanan ringan dan mainan anak.
Mengantisipasi maraknya produk Cina khususnya produk Handphone yang sudah mendominasi perdagangan telepon seluler di Batam, Polda Kepri melakukan rajia karena disinyalir Handphone Blackberry Cina itu didatangkan dengan cara tidak resmi atu menyelundup.
Itu terbukti dengan ditemukannya sebuah gudang di pusat perbelanjaan Lucky Plaza Nagoya Batam yang menyimpan lebih dari 519 handphone Blacberry Cina.
Direktur Ditreskrim Polda Kepri, Kombes Achmad Nurdin mengatakan, Dalam pengrebekan yang dilakukan pada hari Rabu (27/1) tersebut telah disita 519 handphone (HP) ilegal merek BlackBerry produk Cina. Polisi juga menahan pemilik gudang PT Brother Teleshofindo, Afianto alias Aciang.(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar