Sabtu, 05 November 2011

Adu Kuat Peritel Berebut Pasar



Besarnya jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan warganya yang terus meningkat menjadi peluang bagi peritel untuk mengeruk keuntungan setinggi tinggnya menyebabkan persaingan antar perusahaan ritel kian terbuka dan semakin kentara untuk menjadi yang terbaik dan paling besar.

Kompetisi itu tidak hanya terjadi antar peritel besar seperti Hypermart, Carrefour, Giant Lotte, serta Hero dan Ramayana serta Matahari tetapi juga terjadi pada peritel menengah seperti Alfamart, Indomaret dan 7 – Eleven serta Circle K. Sebagai kompetitor baru di bisnis minimarket, 7-Eleven menerapkan konsep convenience store. Berbeda dengan minimarket lainnya yang umumnya hanya menjual produk-produk kebutuhan rumah tangga, gerai retail milik anak usaha PT Modern Internasional Tbk itu menambahkan fasilitas meja dan kursi di halaman depan toko. Meja dan kursi tersebut bisa digunakan konsumen untuk nongkrong sembari menyantap makanan atau minuman yang dibeli di 7-Eleven.

Strategi itu untuk sementara dinilai berhasil menjadikan 7-Eleven sebagai tempat nongkrong alternatif teramai di Jakarta. Toko itu juga mampu menyediakan fasilitas nongkrong bagi kaum muda dengan biaya murah. Konsep convenience store yang diusung 7-Eleven diterjemahkan dengan penataan dekorasi, suasana, tata pencahayaan gerai, baik indoor maupun outdoor, yang mampu membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu di sana.

Ketua Departemen Dana dan Informasi Pasar Aprindo Roy N Mandey mengatakan, kompetisi antar perusahaan ritel tidak dapat dihindari dan itu juga terjadi di bisnis lainnya. Oleh karena itu, manajemen perusahaan ritel harus mampu memberi inovasi dan layanan terbaik pada konsumenya agar loyalitas konsumen bisa dijaga.
Terlebih, semakin banyak peritel asing masuk ke Indonesia dengan investasi yang besar. Misalnya Lotte grup dari Korea yang sudah mengandeng PT Ciputra Property Tbk (CTRP) untuk memperluas pasarnya di Indonesia dengan menyewa seluruh area mal Ciputra World yang investasinya senilai 27 juta dollar AS.

Presiden Direktur Lotte Departemen Store, Chang-Suk Suh saat konferensi pers di Ciputra Galery Marketing, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/7) mengatakan, Lotte Departemen Store akan menyewa seluruh area mal di Ciputra World Jakarta seluas 130 ribu meter persegi (m2) selama 20 tahun. Perseroan juga akan melakukan inovasi dengan menawarkan paradigma baru dalam berbelanja bagi konsumen Indonesia.

"Kami menawarkan area berbelanja baru yang memungkinkan konsumen untuk mendapat informasi fesyen terkini. Kami juga mengambangkan gerai yang berfokus pada konsumen serta memberikan kontribusi kepada lingkungan melalui kegiatan CSR dengan konsumen," katanya.

CEO Senayan City, Handaka Santosa mengatakan, dinamika perkembangan usaha di bidang ritel tumbuh dengan pesat, ditandai dengan semakin banyaknya gerai gerai ritel modern dan makin tumbuhnya daya beli konsumen di sektor ini. Namun persaingan usaha di bidang ritel pun semakin kuat hingga bila tidak pandai mengelola sumber sumber daya yang di miliki bisa jadi apa yang di kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing.

Untuk memenangkan persaingan tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan perusahaan ritel, pertama, perusahaan ritel harus pandai mengikuti situasi pasar, dan jeli melihat yang diinginkan oleh pasar lokal.

”Ciptakan sesuatu yang baru, misalnya membuat suasana belanja yang berbeda,” katanya. Untuk itu, bisa dilakukan perbandingan atau kajian dari peritel lainnya yang sudah memiliki manajemen yang baik, namun tidak dianjurkan meniru.

Kedua, terapkan inovasi sesuai kondisi, untuk itu perusahaan ritel dituntut untuk mampu berinovasi dengan sumber daya yang dimiliki, namun harus sesuai dengan sasaran. Ketiga, harus diperhitungkan ketersediaan sarana penunjang. Misalnya jika ingin menggelar acara dimalam hari, maka harus diperhatikan ketersediaan angkutan seperti taksi atau kendaraan umum lainnya. Keempat, pelayanan kepada konsumen harus ramah layaknya menjamu tamu. Lalu berusaha untuk memilih atau menjual merek ternama yang sudah dikenal. Kemudian yang juga harus diperhatikan adalah Maintenance, untuk itu pekerja harus memberikan pelayanan yang ramah, jujur, dan penuh senyuman. Jangan memburu pelanggan atau membuat mereka merasa diikuti atau diawasi. Patuhi jam operasional, namun tetap fleksibel jika ada pelanggan yang masih ingin berbelanja.

Yang tak kalah penting, kata dia harus diperhatikan Desain interior karena pandangan mata merupakan hal yang menentukan. Desain yang apik dan menarik akan mengundang pengunjung untuk masuk, lalu harus diperhatikan juga faktor kebersihan dan kenyamanan. (gus).

Tidak ada komentar: