JAKARTA – Perusahaan plastik kemasan, PT Berlina Tbk melalui anak usahanya Hefei Paragon Plastic Packaging co ltd (HPPP) mendapat pinjaman sejumlah 1,5 juta dollar AS setara dengan 13,5 miliar rupiah dengan kurs 9.000 rupiah per dollar AS dari Bank International of Ningbo. Utang itu akan digunakan untuk modal kerja HPPP dan membeli mesin produksi.
Direktur Berlina Lioe Cu Ling mengatakan, anak usahanya yakni Hefei Paragon Plastic Packaging co ltd (HPPP) yang beroperasi di Cina baru saja mendapat pinjaman sejumlah 1,5 juta dollar AS dari Bank International of Ningbo yang berkantor di Shanghai. Pinjaman itu nantinya akan digunakan untuk operasional pabrik di Cina yakni membeli mesin produksi baru dan untuk modal kerja lainnya.
“Kami sudah menandatangani perjanjian penjaminan dan bertindak selaku penjamin dalam rangka menjamin kewajiban HPPP yang 100 persen sahamnya dimiliki perseroan, atas pinjaman yang diterimanya senilai 1,5 juta dollar AS dari Banak International of Ningbo,” katanya dalam keterbukaan informasi, Jumat (24/9).
Dengan diperolehnya pinjaman itu, perseroan berharap pengembangan pabrik di Haifei Cina bisa rampung sesuai target sekitar kuartal empat 2010 sehingga bisa memulai produksi tahun depan. Perseroan saat ini memiliki lima pabrik, empat diantaranya berada di Indonesia yakni di Surabaya -Jawa Timur, Tangerang, Cikarang-Jawa Barat dan satu pabrik di Hefei Cina.
Jika pengembangan pabrik di Cina itu rampung maka kapasitas produksi pabrik diharapkan bisa naik sekitar 15-20 persen dari posisi saat ini yang 14.445 metri ton per tahun, seiring dengan bertambahnya mesin produksi yang akan dibeli nantinya. Dengan demikian, kontribusi pendapatan dari pabrik di Cina bisa diharapkan mencapai 50 persen dari total pendapatan, lebih tinggi dari kontribusinya saat ini yang 30 persen.
Terkait dengan kinerja pendapatan tahun ini, Presiden Direktur Berlina Antonius Rudy Sugiarto mengatakan, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh 42 persen pada tahun ini senilai 28,7 miliar rupiah dibanding 2009.
Perseroaan juga menargetkan pendapatan tumbuh 13 persen dari 537,142 miliar pada 2009 menjadi 607,4 miliar rupiah pada 2010. Sedangkan laba usaha ditargetkan tumbuh sebesar 23 persen menjadi 60,5 miliar rupiah pada 2010. Peningkatan kinerja itu di dukung oleh membaik perekonomian nasional dan global dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Terkait dengan kinerja semester satu ini, Antonius memperkirakan laba bersih mencapai 17 miliar rupiah atau meningkat 73 persen dibanding periode sama 2009.
Untuk mengejar target tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar l43 miliar. Rupiah yang akan digunakan untuk ekspansi, pengembangan pabrik dan pembelian mesin baru. Perseroan juga diperkirakan akan menyesuaikan harga jual pada semester dua ini seiring dengan peningkatan harga bahan baku .
Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia Tjokro Gunawan mengatakan industri plastik dalam negeri diprediksi mengalami pertumbuhan 7-8 persen pada tahun ini seiring dengan peningkatan permintaan dari industri pengguna kemasan plastik seperti industri kosmetik.
Pertumbuhan itu juga di picu besarnya kebutuhan plastic kemasan di dalam negeri. Kebutuhan bahan baku plastic nasional saja saat ini mencapai 850 ribu ton setiap tahunnya dan sebagian kecil atau sekitar 300 ribu ton yang baru bisa dipasok dari dalam negeri sedangkan 450 ribu ton dari impor.
Tingginya ketergantungan bahan baku impor itu, mesti diwaspadai perusahaan plastic nasional karena bisa menyebakan gejolak harga di pasaran, sebab harga jual nantinya sangat ditentukan dengan fluktuasi harga bahan baku . Selain itu, tingginya bea masuk bahan baku plastik sekitar 15 persen juga akan meningkatkan biaya produksi. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar