JAKARTA - Perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT), PT Pan Brothers Tbk akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) kedua pada Desember ini untuk mendapatkan dana guna pengembangan pabrik di Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Perseroan akan mengumumkan target dana dan stand by buyer dalam PUT kedua tersebut pada Oktober ini.
Direktur Keuangan Pan Brothers Fitri R Hartono mengatakan, perseroan berencana melakukan PUT kedua pada Desember ini untuk mendapatkan dana guna pengembangan pabrik di daerah Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Dana hasil PUT kedua juga akan digunakan untuk tambahan belanja modal tahun 2011.
Mengenai target dananya, Fitri mengatakan baru bisa dipublikasikan pada Oktober ini, namun jumlahnya ditaksir ratusan miliar rupiah karena salah satu kegunaan dana itu untuk membeli mesin produksi baru. Perseroan juga belum bisa menyebut nama pembeli siaganya karena masih dilakukan negosiasi.
“Target dana dan standby buyer akan kami umumkan Oktober ini, sekarang sedang dilakukan persiapan administrasi untuk menyelenggarakan PUT kedua,” katanya, Senin (27/9).
Menurut Fitri pengembangan pabrik di Boyolali mendesak dilakukan karena utilisasinya sudah hampir maksimal (100 Persen) padahal permintaan terus meningkat terutama untuk tahun 2011, sehingga perlu ditambah mesin baru. Selain di Boyolali perseroan juga memiliki dua pabrik lagi di Jawa Tengah yakni di Solo dan Sragen serta satu pabrik di Tanggerang.
Sebelum merealisasikan PUT kedua, perseroan akan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:4. Tujuannya agar volume saham perseroan lebih likuid. Saat ini, jumlah saham perseroan sebanyak 445,44 juta saham dengan nilai nominal 100 rupiah per saham. Usai stock split dengan rasio 1:4, jumlah saham Pan Brothers akan menjadi 1,78 miliar saham.
Revisi Target
Terkait dengan target tahun ini, Fitri mengatakan perseroan telah merevisi target proyeksi pertumbuhan dari 15-10 persen menjadi flat sama dengan perolehan 2009 yakni untuk pendapatan 1,59 triliun rupiah dan laba bersih 33,28 miliar rupiah. Sementara itu, pada semester satu ini, perseroan memperkirakan pendapatannya sama dengan semester satu 2009 yakni 886 miliar rupiah.
Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Pan Brothers Iswar Deni mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan secara optimistis 15-20 persen, sedangkan target fisimistisnya sebesar 10 persen. Itu didukung dengan meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan rencana penambahan mesin produksi baru pada tahun ini.
Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Emovian G Ismy mengatakan, meskipun perekonomian global sudah mulai pulih dan permintaan produk tesktil meningkat, namun industri tekstil dalam negeri masih mengalami banyak persoalan, khususnya bagi perusahaan tekstil skala menengah kecil yang bergantung pada pasar lokal.
Salah satu persoalannya adalah tingginya suku bunga bank padahal di Cina suku bunga
bank hanya 5-6 persen. Oleh karenanya pemerintah diharapkan bisa memberlakukan hal yang sama, selain itu juga perlu adanya pengembalian pajak ekspor.
Menurut Ernovian, jika tidak ada perbaikan dari pemerintah dalam waktu cepat, maka dikuatirkan banyak industri tekstil akan gulung tikar pada tahun ini, khususnya yang bergantung pada pasar lokal. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar