BATAM – Pengawasan Selat Malaka yang menjadi jalur pelayaran internasional semakin ditingkatkan menyusul insiden penangkapan tujuh nelayan Malaysia yang berbuntut penangkapan tiga petugas Dinas kelautan Provinsi Kepulauan Riau oleh aparat Malaysia . Peningkatan pengawasan dilakukan dengan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) oleh Bakorkamla Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla, Laksamana Madya Didik Heru Purnomo mengatakan pihaknya telah melantik secara resmi satuan tugas atau Satgas I kota Batam Provinsi Kepri yang akan melakukan tugas pengawasan selat malaka. Satgas tersebut nantinya menjadi perwakilan Bakorkamla di Batam, untuk lebih memaksimalkan koordinasi pengamanan laut di wilayah Selat Malaka, dan mengkoordinasikan pengamanan laut di perairan Kepri paska insiden Tanjung Berakit pada 13 Agustus 2010 lalu yang menyebabkan tiga aparat Dinas Kelautan Kepri ditahan oleh aparat Malaysia akibat dari ditangkapnya tujuh nelayan Malaysia yang diduga masuk perairan Indonesia.
“Wilayah perairan Kepri dan Selat Malaka sangat rentan dengan aksi aksi kriminal, teroris, pencurian ikan akibat pelanggaran wilayah perbatasan sehingga pengawasannya perlu ditingkatkan,” katanya, Kamis (30/9).
Pembentukan Satgas itu, katanya sudah sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2005 tentang Bakorkamla dan kian mendesaknya pengawasan di perairan Kepri dan Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Untuk meningkatkan peran Satgas tersebut, Bakorkamla telah menyediakan Call Centre dinomor 021-500500 yang menjadi pintu informasi bagi masyarakat dalam pelaporan tindak upaya gangguan keamanan di laut.
Masyarakat dapat berperan aktif dalam penjagaan perairan nasional dengan mengontak nomor tersebut jika menemui kejanggalan keamananan di laut dan nantinya keluhan itu akan langsung diteruskan ke instansi terkait yang menjadi stake holder sesuai kewenangannya.
Menurut Didik, Selat Malaka dan Perairan Kepri sangat rentan terhadap aksi aksi kriminal, teroris dan pelanggaran perbatasan disebabkan wilayah itu langsung berbatasan dengan negara tetangga.
Selat Malaka juga menjadi jalur pelayaran internasional tersibuk didunia yang setiap tahunnya dilewati lebih dari 55.000 kapal yang membawa 80 persen pasokan minyak ke berbagai Negara. Oleh karenanya koordinasi pengamanannya perlu ditingkatkan.
Setelah membentuk Satgas I di Batam, Bakorkamla selanjutnya akan membuka kantor satgas di kota lainnya seperti Bitung, Sulawesi Utara dan NTT. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar