BATAM – Puluhan nelayan di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berhenti melaut sejak dua pekan terakhir disebabkan sulitnya mendapat bahan bakar minyak jenis solar, akibatnya banyak nelayan beralih profesi untuk menghidupi keluarganya.
Salah seorang nelayan, Sudin mengatakan, dia bersama rekan rekannya sudah tidak melaut sejak dua pekan terakhir dan perahunya hanya tertambat di pelabuhan APMS Barek Motor kijang di Bintan Timur karena sulitnya mendapat solar. Kalaupun bisa diperoleh, mereka harus antri beberapa hari karena pasokan solar di daerah itu sangat terbatas, sehingga solar yang diperoleh hanya beberapa liter dan tidak cukup untuk kebutuhan melaut.
"Beginilah kalau sudah langka minyak solar, nelayan dibuat pusing antri hingga berminggu-minggu, kalau beruntung baru bisa dapat itupun hanya beberapa liter saja,” katanya, Rabu (9/6).
Di Kabupaten Bintan hanya ada dua APMS atau agen BBM, satu terdapat di Kijang, yakni APMS Halim Kusuma dan satu lagi di daerah Kawal. Sedangkan tempat pengisian lain yang dipersiapkan khusus nelayan atau SPDN (Solar Paket Dealer Nelayan) ada tiga titik yakni di Kijang, satu di Pulau Kucung Kecamatan Gunung Kijang dan satu di Tanjungberakit.
Salah seorang pemilik APMS Halim Kusuma, Irawan mengatatakan, kekurangan minyak di Bintan bukanlah masalah baru karena jumlah pasokah yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Perbandingan antara jumlah kapal yang akan diisi minyaknya dengan jumlah kuota minyak yang diberikan pertamina tidak seimbang lagi. Bayangkan saja satu kapal membutuhkan solar satu ton bahkan bisa mencapai tiga ton, dan jumlah kapal mencapai 700 sampai 800 unit. Berarti dalam satu bulan kebutuhan rilnya lebih dari 800 ton,” kata dia.
Sementara itu, pasokan yang diberi Pertamina hanya 600 ton perbulan, sehingga tidak bisa mencukupi untuk memenuh kebutuhan nelayan.
Pada tahun 2007, kata Irawan, dia sudah mengajukan tambahan kuota ke pertamina, namun usulan itu belum ada jawabannya sampai hari ini.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bintan, Baini mengatakan, pemerintah mestinya bertindak cepat mengatasi keluhan nelayan tersebut, karena sebagian besar profesi warga Kepri khususnya di Bintan adalah nelayan yang kesehariannya butuh solar untuk melaut. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar