BATAM – Perusahaan Teknologi Informasi (TI) dan distribusi, PT Metrodata Electronics Tbk akan menambah 20 persen jumlah sahamnya di dua perusahaan TI Singapura yakni Soltius Asia Pte Ltd Singapura dan TTS Infotech Pte Ltd Singapura dari 37 persen saat ini menjadi 57 persen, untuk memperbesar pasarnya di Asia.
Sekretaris perusahaan Metrodata Susanto Djaja mengatakan, perseroan telah menyelesaikan akuisisi 37 persen saham dua perusahaan TI Singapura yakni Soltius Asia Pte Ltd Singapura dan TTS Infotech Pte Ltd Singapura pada Februari 2009 dengan nilai transaksi sekitar 10 juta dollar AS. Dalam perjanjiannya, perseroan mendapat opsi untuk meningkatkan jumlah sahamnya menjadi 57 persen.
“Kami memiliki opsi untuk menambah saham di perusahaan Singapura hingga 57 persen dan akan kami gunakan untuk menambah kapasitas perusahaan,” katanya kepada Koran Jakarta, Rabu (28/10).
Opsi itu, kata dia akan dimanfaatkan agar Metrodata bisa menjadi pengendali dua perusahaan tersebut. Untuk itu dibutuhkan dana sekitar 6,0 miliar rupiah untuk membeli 20 persen saham dua perusahaan tersebut.
Menurut Susanto, pihaknya tidak akan kesulitan mendapatkan dana 6,0 miliar rupiah itu sebab sudah ada fasilitas kredit dari beberapa bank lokal sejumlah 20 juta dollar sampai 30 juta dollar AS dan fasilitas kredit jangka panjang dari investor sebesar 14 juta dollar AS. Dengan demikian, untuk mengakuisisi 20 persen saham dua perusahaan TI Singapura tersebut bisa direalisasikan.
Hanya saja, katanya, perseroan masih menunggu waktu yang tepat untuk menambah saham di dua perusahaan Singapura tersebut, dan diperkirakan tahun depan.
Itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas perusahaan khususnya di bisnis distribusi produk elektronik di pasar Asia sehingga pendapatannya bisa ditingkatkan.
Dikatakan, potensi peningkatakan pendapatan dari bisnis distribusi produk elektronik atau Mid Size Company masih bisa di pacu karena pasar sangat terbuka, baik itu pasar dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri, pertumbuhan penjualan notebook tahun 2008 diperkirakan sekitar 110 persen dibanding 2007 dan kondisi itu akan meningkat pada tahun ini, begitupun dengan pasar di Asia. Perseroan sendiri, menjual produk elektronik utamanya merek HP dan Lenovo.
Sementara itu, bisnis solusi TI atau enterprise company yang memberi kontribusi terbesar pada pendapatan perusahaan yakni 55 persen juga masih bisa ditingkatkan karena hampir setiap perusahaan membutuhkan layanan solusi TI. Caranya dengan menambah jumlah konsultan atau tenaga ahli dan meningkatkan kualitas konsultan tersebut melalui pelatihan atau workshop. Perseroan saat ini memiliki sekitar 350-450 konsultan yang umumnya setiap satu orang menangani satu konsumen.
Menyadari potensi pasar yang sangat besar tersebut, kata Susanto menyebabkn perseroan harus membuat beberapa strategi untuk meningkatkan penjualannya. Untuk pasar domestik, perseroan akan melakukan beberapa upaya antara lain, menambah jumlah sales dan agen serta menambah item produk yang akan dijual. Sedangkan di pasar global, perseroan akan meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya di perusahaan Singapura agar produk yang ada di Indonesia juga bisa dengan mudah di pasarkan secara global.
Dengan demikian, perseroan berharap pendapatan tahun ini bisa mencapai 3,2 triliun rupiah dan tahun 2010 diproyeksikan naik 15-20 persen seiring dengan peningkatan bisnis elektronik dan TI.
Sementara, pada semester satu ini, perseroan telah membukukan penjualan 1,6 triliun rupiah, naik 6,7 persen dibanding periode sama 2008 yang 1,5 triliun rupiah. Laba bersihnya 3,2 miliar rupiah turun 80,95 persen dibanding periode sama 2008 yang 16,8 miliar rupiah. Penuruna laba bersih tersebut dipengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.
PT Kresna Seucirites dalam publikasinya 23 Oktober 2009 menyebutkan, PT Metrodata Electronic Tbk (MTDL) memiliki fasilitas standby loan yang berasal dari perbankan senilai USD14 juta-USD20 juta. Fasilitas tersebut akan dipergunakan untuk menjalankan proyek yang didapatkannya nanti.
Dana tersebut akan dipergunakannya untuk masuk dan menjalankan telekomunikasi untuk sisi IT di sektor perbankan dan multifinance, misalnya untuk ATM. Untuk itu, selain memiliki teknisi, pihaknya juga memiliki banking expert.
Di sisi lain, perseroan juga akan masuk ke sektor pertambangan, khususnya minyak serta perkebunan. Serta tak ketinggalan sektor manufaktur dan distribusi, yakni penerapan teknologi informasi khusus untuk penjualan retail.
Selain fasilitas pinjaman, perseroan juga memiliki kas internal untuk membiayai proyek-proyek di sektor yang bakal dimasukinya tersebut. (agus salim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar