BATAM – Harga kebutuhan pokok seperti beras, telur, gula putih kristal, ikan dan sayuran mulai bergerak naik di sejumlah pasar tradisional dan modern di Provinsi Kepulauan Riau menjelang bulan puasa. Peningkatan harga tersebut diperkirakan akan terjadi hingga lebaran atau hari Raya Idul Fitri sehingga akan memicu inflasi.
Di Pasar tradisional Toss 3000 Batam, harga telur naik menjadi 1.100 rupiah per butir dari 950 rupiah per butir. Sedangkan harga beras rata rata mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen, harga gula putih dari 8.500 rupiah per kilogram menjadi 10 ribu rupiah per kilo gram.
Sementara itu, harga sayuran dan ikan melonjak disebabkan pasokan berkurang. Harga ikan patih dari 13.000 rupiah per kilogramnya menjadi 15 hingga 18 ribu rupiah per kilogram. Ikan laut kecil yang biasa dijual 9.000 rupiah per kilogram melonjak hingga 23 ribu rupiah per kilogram.
Seorang pedagang ikan, Ratih mengatakan, peningkatan harga sudah terjadi dua pekan lalu dipicu berkurangnya pasokan. Peningkatan harga akan terus berlanjut hingga Ramadhan karena permintaan akan meningkat.
"Harga ikan sudah naik dari dua minggu lalu, tidak tahu persis kenapa bisa naik, padahal bukan musim hujan juga. Kalau musim hujan kan ketahuan nelayan nggak bisa melaut sehingga pasokan berkurang,” katanya, Senin (11/7).
Peningkatan harga kebutuhan pokok juga terjadi di pasar tradisional Batam Centre, Tiban, Sekupang, Batu Aji dan Legenda Batam. Sementara itu, di pasar tradisional Kota Tanjung Pinang, Bintan dan Karimun harga kebutuhan pokok seperti gula putih dan telur juga mengalami peningkatan rata rata 20 persen, sedangkan harga beras dan sayuran relatif
Kepala Dinas Perindustrian Kota Batam, Hijazi mengatakan, pemerintah akan melakukan operasi pasar menjelang Ramadhan hingga mendekati Idul Fitri untuk menstabilkan harga. Terkait dengan peningkatan harga gula putih, idealnya harus turun karena Batam telah mengimpor ribuan ton gula putih beberapa waktu lalu.
Hijazi mengatakan, peningkatan harga kebutuhan pokok selalu terjadi menjelang bulan puasa yang disebabkan berbagai faktor seperti meningkatnya konsumsi masyarakat. Hal itu tidak bisa dihindari karena hampir seluruh kebutuhan pokok yang dijual di Batam didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia dan sebagian juga impor.
“Batam adalah kota industri bukan pertanian sehingga hampir seluruh kebutuhan pokok didatangkan dari daerah lain di Indonesia. Akibatnya ketika menjelang puasa dan lebaran harga selalu meningkat karena konsumsi naik,” katanya.
Picu Inflasi
Peningkatan harga kebutuhan pokok juga disebabkan oleh aksi cari untung besar oleh pedagang menjelang puasa dan lebaran. Hal itu dipastikan akan memicu Inflasi di bulan Itu, bahkan. Inflasi bisa terjadi di bulan Juli.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi A Johansyah mengatakan, konsumsi kebutuhan pokok rumah tangga dipastikan bakal naik, meski stok tetap tersedia. Yang tak kalah menarik adalah konsumsi produk bukan bahan pangan bakal Jauh lebih tinggi dibandingkan produk pangan. Diperkirakan, konsumsi bukan makanan mencapai 52,1 persen, sementara konsumsi makanan 47,9 persen.
"Permintaan memang meningkat namun suplai pasti melimpah dan terjaga. Tapi aksi ambil untung tadi kan mau tidak mau membuat masyarakat tetap membeli meskipun harga mahal. kata Difi.
Oleh karena itu, pemerintah harus bisa mengontrol kenaikan harga pangan dan sandang Itu. Jika tidak. Inflasi bakal terus naik sampai akhir tahun. BI memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mendekati angka 5 persen, pada kuartal pertama 2011 saja pertumbuhannya sudah mencapai 4.5 persen. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar