BATAM – Perusahaan tambang batu bara, PT Garda Tujuh Buana Tbk membangun instalasi mesin pengering dengan nilai investasi ditaksir 35 juta dollar AS di Kalimantan Timur, dengan demikian perseroan optimistis harga jual bisa lebih tinggi sehingga pendapatan tahun ini naik signifikan.
Sekretaris Perusahaan Garda Tujuh Buana Wesly Ezra Parlindungan Situmeang mengatakan, instalasi mesin pengering (dryer) sedang dikerjakan saat ini dan diharapkan bisa selesai dalam beberapa pekan kedepan.
“Mesin pengering sudah dipasang dan beberapa pekan kedepan akan siap sehingga harga jual meningkat dan pendapatan tahun ini bisa tumbuh signifikan,” katanya, Senin (22/3).
Dengan selesainya mesin pengering tersebut maka batu bara yang dihasilkan perusahaan nantinya memiliki kadar air yang lebih rendah yakni kurang dari 30 persen dan jumlah kalorinya juga meningkat sehingga harga jualnya bisa lebih tinggi dari harga yang ada saat ini.
Menurut Wesly, pihaknya terus menerus meningkatkan kualitas batu bara karena standar yang diminta konsumen juga cukup tinggi. Perseroan saat ini menjual seluruh produksinya ke luar negeri yakni Singapura dan Thailand .
Dari pembeli asal Singapura, perseroan mendapat kontrak selama lima tahun dengan nilai sekitar 12,4 juta dollar AS, perseroan akan mengirim batu bara ke perusahaan di Singapura tersebut setiap bulannya sekitar 150 ribu ton.
Selain dari Singapura, perseroan juga mendapat kontrak dari perusahaan India serta Cina. Dua perusahaan itu diperkirakan akan memesan batu bara sekitar 7 juta ton.
Dijelaskan, perseroan saat ini memiliki pertambangan batu bara di Provinsi Kalimantan Timur dengan luas kuasa penambangan 710 ha selama 20 tahun. Cadangan batubara terukur sebesar 95 juta metrik ton (MT) dan cadangan terindikasi sebesar 46 juta MT. Pada tahun ini, kata Wesly pihaknya menargetkan produksi batu bara sekitar 3 juta ton.
Dengan produksi tersebut, ditambah lagi dengan penyempurnaan infrastruktur pendukung, perseroan berharap pendapatan tahun ini bisa lebih tinggi disbanding 2009, sayangnya jumlahnya belum bisa disebutkan.
Riset yang dilakukan PT Asia Securities akhir 2009 menyebutkan industri batu bara tahun 2010 cukup prospektif. Permintaan batu bara global diperkirakan menguat khususnya dari Cina dan India . Konsumsi Batu bara Cina diperkirakan lebih dari 1,4 miliar ton sedangkan India sekitar 231 juta ton atau tumbuh sekiar 6-8 persen. Dua negara itu, diperkirakan setiap tahunnya mengalami kekurangan pasokan batu bara sehingga untuk memenuhinya harus impor dari banyak negara, salah satunya Indonesia .
Indonesia sendiri diperkirakan akan memproduksi batu bara sekitar 250 juta sampai 280 juta ton, yang sebagian besar akan dipasok untuk kebutuhan pembangkit listrik 10.000 MW yakni sekiar 60-70 juta ton. Indonesia juga menjadi eksportir batu bara terbesar untuk pasar Cina , India dan Jepang.
Menguatnya konsumsi batu bara domestic dan global, menurut riset itu menyebabkan harga batu bara di dalam negeri lebih tinggi dibanding 2009 yakni mencapai 80-85 dollar AS per ton. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar