BATAM – Perusahaan tambang batu bara PT Berau Coal memacu produksinya hingga 13,3 persen menjadi 16 juta sampai 17 juta ton pada tahun ini, seiring dengan peningkatan harga batu bara dipicu naiknya konsumsi nasional dan global.
Komisaris Berau Coal Bob Kamandanu mengatakan, perseroan menargetkan produksi batu bara tahun ini sebesar 16 juta sampai 17 juta ton, naik sekitar 13,3 persen dibanding produksi 2009 yang 15 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi yang dimiliki saat ini hingga 2014 diperkirakan 30 juta ton per tahun.
Peningkatan produksi itu, kata dia dipengaruhi oleh membaiknya harga batu bara di tingkat nasional dan global, sehingga perseroan memacu produksinya untuk ambil untung yang lebih tinggi.
Dijelaskan, harga batu bara di pasaran Australia pada tahun ini diprediksi 90 dollar AS per ton sedangkan di pasar domestik sekitar 60-65 dollar AS perton. Harga itu mengalami peningkatan signifikan dibanding harga tahun 2009 yang 56-57 dollar AS per ton.
Tren peningkatan harga batu bara tahun ini, kata Bob dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, peningkatan konsumsi di Cina dan India untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik, kemudian permintaan yang cukup tinggi dari PT PLN untuk program pembangkit listrik 10.000 MW yang sampai saat ini realisasinya masih kurang dari separuhnya saja, sehinga konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri masih cukup tinggi.
Bob memperkirakan tambahan konsumsi batu bara untuk program pembangkit listrik tersebut sekitar 12 juta sampai 15 juta ton pada tahun ini.
Selain itu, peningkatan harga batu bara pada tahun ini juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang semakin baik paska krisis keuangan global tahun 2008.
Perseroan saat ini memiliki pertambangan batu bara di Provinsi Kalimantan Timur seluas 1.200 kilo meter persegi. Batu bara yang diproksi perseroan, memiliki kandungan 5.000 sampai 6.000 kilo kalori.
Rencana IPO
Terkait dengan rencana penawaran saham perdana, Bob mengatakan realisasinya akan di dilakukan oleh induk perusahaan yakni PT Amardian Tritunggal. Perseroan diketahui telah menunjuk penjamin emisi yakni PT Bahana Securities.
Menurut Bob, induk usahanya itu saat ini sedang melakukan berbagai persiapan administrasi untuk melakukan IPO, sayangnya dia belum dapat menyebut realisasi untuk IPOnya. Menurut rencana, Perseroan akan melepas sahamnya sebesar 20 persen ke public dengan target dana sekitar 100 juta dollar AS atau 1 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS.
Untuk merealisasikan IPO tersebut, perseroan diketahui akan dibantu oleh beberapa institusi asing seperti Deutsche Bank AG, Bank of America, Merrill Lynch, an PacBridge Capital.
Berau Coal merupakan perusahaan tambang batubara terbesar kelima di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 30 juta ton hingga 2014. Sebagian besar produksi batu baranya atau sekitar 60 persen di ekspor dan 40 persen untuk kebutuhan lokal.
Perseroan membukukan pendapatan 4 triliun rupiah per Juni 2009 dengan laba bersih 1,7 triliun rupiah, sedangkan target pendapatan sepanjang 2009 sejumlah 10 triliun rupiah dengan laba bersih 2,0 triliun rupiah.
Analis PT Bahana Securities Katherine Hermawan kinerja perusahaan batu bara tahun ini dan beberapa tahun kedepan cenderung meningkat karena permintaan batu bara akan terus tumbuh. Tingginya konsumsi batu bara dipengaruhi oleh permintaan yang cukup besar dari PT PLN Untuk proyek 10.000 MW dan meningatkan konsumsi dari China dan India . (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar